c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 April 2021

08:00 WIB

Stok Gula Aman, Pabrik Mamin Diprediksi Siap Genjot Produksi

optimisme pemulihan sektor industri makanan-minuman setidaknya tercermin dari meningkatnya permintaan bahan baku gula rafinasi atau GKR

Stok Gula Aman, Pabrik Mamin Diprediksi Siap Genjot Produksi
Stok Gula Aman, Pabrik Mamin Diprediksi Siap Genjot Produksi
Karyawan Bulog melayani pembeli gula pasir sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Lhokseumawe, Kamis (28/5/2020). Operasi pasar itu guna menekan laju lonjakan harga gula pasir di pasaran. ANTARAFOTO/Rahmad

JAKARTA - Sejumlah pengusaha industri kecil dan menengah khususnya di sektor mamin optimistis bisa kembali menggenjot kapasitas produksi usai terhantam pandemi. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi atau AGRI Gloria Guida Manulu menuturkan, pelaku usaha mamin optimistis penuh sektor ini akan terus, dibandingkan sektor lainnya. 

“Kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan. Tahun ini digelar di Bandung dan Batu Malang," katanya dalam siaran pers, Jakarta, Jumat (23/4).

Wakil Ketua AGRI M Yamin Rahman mengungkapkan, optimisme pemulihan sektor industri makanan-minuman setidaknya tercermin dari meningkatnya permintaan bahan baku gula rafinasi atau GKR. 

Peningkatan itu sejalan dengan mulai membaiknya perekonomian nasional. Ia pun menyampaikan kesiapan seluruh industri pemasok gula rafinasi untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan nasional.

"AGRI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan IKM dalam bentuk support penuh kebutuhan GKR dari IKM,” jelas Yamin.

Kondisi itu dibenarkan, pemilik AR Bakery and Donut Guru Mujib yang produknya dipasarkan ke Madiun, Ngajuk dan Kediri. Pengakuannya, tak ada masalah dengan pasokan gula yang dalam kondisi ramai, mampu menyerap 2,5 kuintal gula/ hari. Mujib mengaku siap memacu produksinya, apalagi jelang hari raya Lebaran.

Senada, pemilik industri makanan ringan dengan merk dagang Happy Tos di Malang Tjokro Tjahyono menyampaikan, saat ini setiap bulannya sudah menggunakan GKR sebanyak 60 ton. 

Jumlah sebanyak itu dibeli dari pabrik GKR di Cilegon seharga Rp10.000/kg dan sudah termasuk ongkos angkut sekaligus pajak. Ia meyakini pasokan gula rafinasi aman tanpa kendala.

“Lancar-lancar saja kok, pengiriman pun cepat. Paling lama dua hari sudah sampai Malang,” pungkas Tjokro.

Tak Perlu Impor Tambahan

Sementara itu, Ketua DPD APTRI Kebon Agung Malang Dwi Irianto mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan apabila kuota impor gula rafinasi terjadi. Pasalnya, hal itu malah berpotensi membuat perembesan GKR ke pasar konsumsi dan mengganggu industri gula berbasis tebu rakyat, khususnya di Jawa Timur.

Pihaknya mencatat, stok gula petani sisa giling tahun lalu masih tersisa sebanyak 42.000 ton. 

Hanya saja, yang jadi masalah saat ini berupa perembesan dengan modus adanya over sak atau penggantian karung gula rafinasi menjadi gula kristal putih. Dwi mengungkapkan modus ini terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Pelakunya sudah tertangkap. 

"Saya sudah tanya ke sejumlah pengusaha IKM, enggak ada kelangkaan. Ini kan disuarakan oknum bayaran yang dipakai pengusaha supaya dapat ijin impor. Kalau ijin keluar, ini mematikan kita lagi. Tahun ini saja saya belum giling, (sisa) gula tahun giling 2020 masih ada 42.000 ton," bebernya.

Sementara itu, Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan, secara khusus tidak ada pabrik gula rafinasi di Jawa Timur. Yang ada justru pabrik gula berbasis tebu. 

Sehingga, menurutnya, fenomena kelangkaan gula rafinasi yang datang dari pelaku usaha di Jawa Timur merupakan hal yang janggal dan mencurigakan. 

"Pengusaha itu harus lihat sekelilingnya, kan banyak petani. Basis (gula) kita di Jawa Timur adalah untuk konsumsi dari tebu, kok minta jatah impor," tegas Soemitro. 

Menurut perhitungannya, produksi di Jawa Timur berkisar antara 1-1,1 juta ton. Dengan adanya tambahan importasi, maka produksi di Jawa Timur menjadi 1,3 juta ton GKP. Sementara, peruntukan konsumsi gula Jawa Timur kurang lebih hanya sekitar 450.000 ton. 

Karenanya, Soemitro menantang pihak-pihak yang menghendaki impor gula dibuktikan dengan data permintaan untuk kebutuhan mamin. 

"Kalau perlu, kami para petani siap untuk bertemu dengan pihak yang meminta impor untuk industri mamin, tunjukkan industri mana yang mengalami kekurangan. Bila perlu diaudit, Kebutuhannya berapa? Produksinya berapa?" tandasnya. (Khairul Kahfi

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar