21 Juli 2018
07:06 WIB
JAKARTA- Empat bank nasional sepakat mengucuran kredit sindikasi senilai Rp3,3 triliun untuk pembangunan ruas jalan tol Kunciran-Serpong, oleh PT Marga Trans Nusantara (MTN), perusahaan konsorsium Jasa Marga dan Astra Infra. Ruas jalan tol ini sedianya merupakan bagian dari skema Jakarta Outer Ring Road (JORR) II yang memiliki panjang total 110 kilometer.
"Kami menerima fasilitas kredit sebesar Rp3,3 triliun dari total investasi Rp4,7 triliun," kata Presdir MTN Truly Nawangsasi dalam acara Penandatangangan Fasilitas Kredit Sindikasi Proyek Ruas Jalan Tol Kunciran-Serpong di Jakarta, Jumat (20/7) seperti dilansir Antara.
Menurut Truly, dengan adanya ruas jalan tol tersebut maka ke depannya diharapkan distribusi arus lalu lintas lebih merata. Alhasil, biaya transportasi juga lebih kompetitif sehingga produk yang dibuat di dalam negeri juga dapat berdaya saing tinggi.
Ia berharap, pembangunan ruas tol Kunciran-Serpong, dengan bantuan dana pinjaman dari sindikasi empat perbankan yaitu BNI, Bank Mandiri, BCA dan Bank Riau Kepri, dapat selesai sesuai dengan harapan.
Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah (BIN) BNI A.A.G Agung Dharmawan menuturkan, di dalam proyek ini, BNI ditunjuk sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) dengan BRI, BCA, dan Bank Mandiri sebagai anggota dalam Pembiayaan Sindikasi Kredit Sindikasi Investasi.
“Tidak hanya berperan sebagai JMLAB, Unit Sindikasi BNI berperan sebagai Agen Fasilitas (Facility Agent) dan Agen Penampungan (Escrow Agent),” ujar Agung.
Untuk diketahui, jalan Tol Ruas Kunciran – Serpong memiliki panjang 11,19 Km dengan masa konsesi 35 tahun yang dipegang oleh PT MTN. Dari total nilai investasi pembangunan yang senilai Rp 4,71 triliun, sebesar Rp 3,3 triliun atau hampir 70%-nya dibiayai secara sindikasi oleh perbankan. Progress pengadaan lahan telah mencapai 97% dan 57% pekerjaan konstruksi telah selesai
Kata Agung, tidak hanya memberikan pembiayaan secara sindikasi, BNI juga telah mendukung aktivitas bisnis Jasa Marga secara keseluruhan melalui penyediaan Corporate Card, dan layanan E-Payment untuk ruas-ruas tol.
“Bagi pegawai Jasa Marga yang juga merupakan nasabah BNI Payroll, BNI telah menyalurkan Kredit Tanpa Agunan (BNI Fleksi) dan Kredit Pemilikan Properti (BNI Griya) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dari segi consumer,” imbuhnya.
Adapun Senior Executive Vice President Large Corporate Bank Mandiri Dikdik Yustandi menyatakan, kerja sama sindikasi dari beberapa perbankan itu merupakan sinergi yang cukup baik. "Atas nama pihak kreditur (pemberi pinjaman) kami akan memberikan dukungan dari sisi pembiayaan keuangan," kata Dikdik Yustandi.
Sedangkan Direktur Keuangan PT Jasa Marga Donny Arsal menyatakan, kerja sama ini didahului oleh kumpul bersama dengan pihak perbankan pada tahun 2017 lalu untuk menyamakan persepsi.
Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah (BIN) BNI A.A.G Agung Dharmawan (kiri depan) dan Presiden Direktur PT Marga Trans Nusantara Truly Nawangsasi (tengah depan) bersama jajaran pemimpin bank peserta sindikasi pada penandatanganan Fasilitas Kredit Sindikasi Proyek Ruas Jalan Tol Kunciran - Serpong Rp 3,3 Triliun di Jakarta, Jumat (207). Dalam proyek tersebut, BNI menjadi Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) beserta beberapa bank lainnya, sekaligus juga sebagai Agen Fasilitas (Facility Agent) dan Agen Penampungan (Escrow Agent). Humas BNI
Akses Khusus
Di tempat terpisah, PT Angkasa Pura II (Persero) meminta akses khusus ruas jalan tol Kunciran-Cengkareng agar bisa dipotong untuk mempermudah arus kargo dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
"Kita berharap ada akses yang diberikan khusus. Sekarang kan ada jalan tol yang sedang dibangun, kita minta disodet sedikit untuk bisa masuk langsung ke akses itu," kata Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi ditemui seusai rapat di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat (20/7).
Agus menjelaskan, pihaknya akan difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan untuk mendiskusikan permintaan tersebut dengan anak usaha Jasa Marga, JKC (Jasa Marga Kunciran Cengkareng). Ia menyebut sebesar 89% lahan telah dikuasai sehingga diyakini tidak akan ada masalah pembebasan lahan.
"Tinggal tambah 11 persen untuk menyambungkan ke jalan tol. Itu paling ideal, sehingga akses kendaraan tidak lagi masuk ke bandara tapi langsung lewat jalan itu," tuturnya.
Sementara itu, terminal kargo yang ada saat ini akan dihancurkan dan dipindahkan lantaran lahannya akan digunakan untuk pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta."Kavling untuk Terminal 4 itu memang di situ. Tinggal sisa untuk Terminal 4 itu saja, kalau sudah kita pakai maka 1.800 hektare sudah terokupansi," katanya
Perpindahan lahan terminal kargo disebut Agus akan memperluas kawasan "cargo village" yang telah direncanakan sejak 2016 lalu. AP II sendiri telah mulai membangun apron untuk kawasan kargo yang saat ini telah mencapai sekitar 60 persen penyelesaian.
Agus menjelaskan cargo village yang akan dikembangkan akan menggunakan model baru di mana terdapat tiga lini untuk mendukung kapasitas produksi kargo. Model baru tersebut memungkinkan adanya gudang (warehouse) terintegrasi yang bisa mendorong pertmubuhan kargo.
"Produksi kargo kita sekarang ini sekitar 700 ribu ton per tahun. Ini masih jauh dari negara-negara lain seperti Jepang sehingga kita punya konsep ada bisnis yang kemudian akan mendukung itu," tandasnya.