27 Januari 2021
14:47 WIB
JAKARTA – Pengguna Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang melintasi Tol Lintas Sumatra dapat bernafas lega, pasalnya sepanjang Tol Lintas Sumatra akan dilengkapi infrastruktur pengisian kendaraan listrik. Saat ini telah ada satu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang beroperasi, yakni di Rest Area Km 20 B, Ruas Bakaheuni–Kayu Agung.
Stasiun pengisian KBLBB itu, menjadi SPKLU pertama di Jalan Tol Trans Sumatera dan SPKLU ke-30 di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual meresmikan SPKLU tersebut. Peresmian dilakukan di akhir Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Transportasi di Kawasan Merak–Bakauheni–Tol Lampung.
Pada peresmian tersebut, Menko Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Koordinator Percepatan KBLBB menyampaikan apresiasinya terhadap PT PLN (Persero) yang telah mendukung percepatan program KBLBB dengan membangun SPKLU di Indonesia. Ia berharap masyarakat dapat semakin antusias untuk beralih menggunakan KBLBB. Ia optimis, Indonesia mampu bersaing dalam industri penyedia baterai untuk KBLBB.
“Indonesia mempunyai potensi sebagai produsen lithium terbesar kedua di dunia setelah China, cadangan nikel kita yang beragam menjadikan Indonesia mampu bersaing di kancah ini,” ungkap Luhut dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/1).
Penggunaan lithium, sebut Luhut, tidak hanya untuk baterai kendaraan bermotor listrik saja namun dapat dimanfaatkan sebagai energy stabilizer, yang penting bagi daerah pedalaman untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik di malam hari. Seluruh perubahan dan pembangunan ini, diyakini mampu mengurangi impor listrik hingga Rp150 triliun.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar, yang hadir dalam peresmian tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap PLN yang akan membangun infrastruktur SPKLU di Tol Lintas Sumatra.
Ke depan, direncanakan akan dibangun SPKLU di Rest Area Rest Area Km 49 A Arah Palembang, Rest Area Km 116 B Arah Bakeheuni, dan Rest Area Km 234 A Arah Palembang.
“Terima kasih khususnya kepada pihak PLN yang secara bertahap telah merealisasikan penyediaan Infrastruktur SPKLU secara nasional khususnya di jalur tol lintas Sumatra. Ini adalah SPKLU yang ke-101 dan kita tunggu SPKLU selanjutnya di seluruh pelosok negeri,” ungkap Wanhar.
Sesuai data Kementerian ESDM , hingga saat ini telah terbangun 101 unit Charging Station pada 73 lokasi. SPKLU untuk KLBB tersebar di beberapa area seperti SPBU, SPBG, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, area parkir, maupun rest area di sepanjang jalur tol.
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun 2020, PLN mendapatkan penugasan penyediaan infrastruktur pengisian kendaraan bermotor listrik dengan rencana penambahan hingga 254.181 unit untuk 10 tahun ke depan. Dengan semakin banyaknya SPKLU diharapkan dapat menarik minat masyarakat beralih menggunakan KBLBB.
Infrastruktur Transportasi Bakauheni
Dalam rakor tersebut juga dibahas beberapa pembangunan infrastruktur dan transportasi yang dicanangkan untuk dibangun. Salah satu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020–2024 adalah menurunkan kesenjangan dan meningkatkan infrastruktur wilayah, termasuk di kawasan Merak–Bakauheni–Lampung.
“Pembangunan di wilayah ini menjadi penting karena terdapat 21 juta orang dan 4,5 juta kendaraan yang melewati Pelabuhan Merak-Pelabuhan Bakauheni,” tutur Luhut.
Perwakilan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Eka P. Anas menyatakan, saat ini Jalan Tol Trans Sumatera, sudah beroperasi dengan rute Lampung ke Aceh sejauh 534 kilometer yang terdiri dari delapan ruas.
Ia meneybutkan, ada sejumlah rute yang sudah dioperasikan, yakni Sigil-Banda Aceh sejauh 13 kilometer, Medan-Binjai sejauh 3,2 kilometer, dan Pekanbaru–Dumai sejauh 131 kilometer. Kemudian ada rute Palembang–Indralaya sejauh 21,93 kilometer, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sejauh 189 kilometer, dan Bakauheni–Terbanggi Besar sejauh 140,41 kilometer.
Kedua, akan dibangun proyek Bakauheni Harbour City yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di kawasan pariwisata Bakauheni. Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ira Puspadewi menyatakan, wilayah Bakauheni ini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu hub pariwisata Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan.
“Mengingat, Bakauheni dikelilingi oleh beragam objek wisata, mulai dari sejarah, alam, dan pariwisata minat khusus,” ujar Ira.
Nantinya, pelabuhan ini akan dibangun seluas 214 hektare dan akan dibangun pula Taman Budaya Menara Siger, Intermoda Terminal, Marina Village, Bakauheni Harbour Park, dan Mangrove Forest. Dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang, villa, dan taman bermain di dalam kawasannya.
Ira juga berekspektasi agar kawasan Bakauheni dapat menjadi destinasi pariwisata berskala internasional, bukan hanya menjadi pelabuhan penyeberangan yang berkontribusi sebesar 42,2% atau sekitar 20,7 juta penumpang ASDP per tahunnya.
Luhut menyampaikan bahwa nantinya kawasan ini dapat digunakan sebagai lahan hortikultura, serupa dengan yang dibangun di daerah Toba untuk menjadi penopang kebutuhan pangan di Indonesia. Rencana tersebut sesuai dengan penjelasan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bahwa Provinsi Lampung memiliki lahan perkebunan dengan ketinggian 700–1.200 kilometer di atas laut.
“Saya berharap pembangunan transportasi dan infrastruktur di wilayah ini dapat berjalan lancar dan segera selesai. Perlu diingat bahwa semua pembangunan harus dilakukan secara terintegrasi dan efisien,” pungkasnya. (Zsazya Senorita)