c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Agustus 2020

11:47 WIB

Rupiah Diprediksi Menguat, IHSG Bergerak Flat

IHSG diperkirakan akan bergerak flat, lantaran investor akan mencermati hasil RDG BI tentang suku bunga BI7DRR serta kemungkinan stimulus-stimulus tambahan lain

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Rupiah Diprediksi Menguat, IHSG Bergerak Flat
Rupiah Diprediksi Menguat, IHSG Bergerak Flat
Petugas menunjukkan uang baru pecahan Rp75.000 saat penukaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia di Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI), Tegal, Jawa Tengah, Selasa (18/8/2020). Kpw BI Kota Tegal menyediakan sebanyak 1,3 juta lembar uang baru pecahan Rp75.000 untuk ditukarkan warga dengan syarat daftar online dan menunjukkan KTP elektronik. ANTARAFOTO/Oky Lukmansyah

JAKARTA – Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu (19/8) pagi, terapresiasi menjelang pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Mengutip RTI, rupiah pada pagi hari dibuka di posisi Rp14.861 per dolar AS. Kemudian, rupiah menguat 95 poin atau 0,64% menjadi Rp14.750 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.845 per dolar AS. Pada pukul 10.30 WIB, rupiah kembali menguat 92 poin atau 0,62% menjadi Rp14.769 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS sedang tidak menarik untuk pasar atau mengalami tekanan belakangan ini, karena kondisi pemulihan ekonomi di AS menjadi pertanyaan. Apalagi kasus covid-19 masih terus meninggi di negara tersebut.

"Nilai tukar regional terlihat menguat terhadap dolar AS pagi ini. Harusnya rupiah bisa ikut menguat," ujar Ariston di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu.

Di sisi lain, lanjut Ariston, proyeksi resesi di dalam negeri dan data impor yang turun melebihi ekspektasi memberi tekanan untuk rupiah.

"Data impor yang masih melambat ini menyiratkan masih lemahnya aktivitas ekonomi dalam negeri, seperti manufaktur dan konsumsi. Pemulihan ekonomi Indonesia jadi pertanyaan," katanya.

Hari ini, pasar juga menunggu hasil RDG BI. Bila ada stimulus baru untuk membantu memulihkan ekonomi Indonesia dari BI, hal itu dinilai bisa membantu mendorong penguatan untuk rupiah.

"Dua sentimen yang berlawanan di atas akan membayangi pergerakan rupiah hari ini. Rupiah bisa dibuka menguat dan berakhir melemah hari ini," ujarnya.

Ariston memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, tekanan terhadap rupiah memang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Untuk sentimen hari ini, yaitu RDG BI, ia memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4%.

"Sepertinya memang permintaan valas hari ini sudah mulai berkurang. Hal ini juga dipengaruhi oleh tren pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang dunia lainnya," tutur Rully.

Ia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.765 per dolar AS hingga Rp14.835 per dolar AS.

"Rupiah mungkin masih akan berfluktuasi. Namun kalau dibandingkan kemarin, kemungkinan bisa lebih terapresiasi," kata Rully.

Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). ANTARAFOTO/Indrianto Eko Suwarso

IHSG Bergerak Flat
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, awalnya juga bergerak menguat menjelang pengumuman hasil RDG BI.

Mengutip RTI, IHSG dibuka di posisi 5.295,17. Kemudian, IHSG menguat 8,55 poin atau 0,16% ke posisi 5.303,72. Begitu pula dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang bergerak naik 1,85 poin atau 0,22% menjadi 840,87.

Namun, pada pukul 10.30 WIB, IHSG berbalik melemah 5,41 poin atau 0,10% menjadi 5.289,76. Sama halnya dengan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 yang turut bergerak turun 0,65 poin atau 0,08% menjadi 838,36.

"Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak flat di mana investor akan mencermati hasil RDG BI tentang suku bunga BI7DRR serta kemungkinan stimulus-stimulus tambahan lain," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporannya di Jakarta, Rabu.

Bursa saham AS pada perdagangan semalam bergerak variatif. Laju bursa saham AS ditopang oleh laporan keuangan emiten-emiten besar seperti Home Depot dan Walmart yang melaporkan kinerja keuangan yang baik.

Sentimen negatif datang dari politik AS, di mana menteri keuangan AS mengatakan sangat sulit bagi Partai Demokrat untuk mengkompromikan program-program stimulus baru. Padahal anggota senat dari Partai Republik berencana mengajukan program bantuan yang memasukkan bantuan senilai US$10 miliar untuk Kantor Pos AS.

Dari pasar komoditas, harga minyak bergerak flat pada perdagangan kemarin. Brent berada di level US$45,4 per barel dan WTI di level US$42,89 per barel. Sedangkan harga emas spot naik 0,9% ke level US$2.004,21 per troy ons, setelah indeks dolar terus melemah dalam beberapa hari terakhir.

Dari dalam negeri, laju IHSG didukung data neraca perdagangan Indonesia yang surplus. Badan Pusat Statistik kemarin menyampaikan ekspor Indonesia mengalami kontraksi 9,9% (yoy) atau tercatat sebesar US$13,73 miliar.

Sementara, impor mencapai US$10,47 miliar atau turun 32,55% (yoy) sehingga neraca dagang RI pada Juli surplus US$3,26 miliar.

Penguatan IHSG juga didukung defisit transaksi berjalan sebesar US$2,9 miliar atau setara 1,2% dari PDB, membaik dari kuartal sebelumnya 1,4% dari PDB. Defisit di kuartal II-2020 menjadi yang paling rendah sejak 2017.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 33,3 poin atau 0,14% ke 23.073,39, indeks Shanghai turun 22,27 poin atau 0,65% ke 3.428,82, dan indeks Straits Times menguat 2,24 poin atau 0,09% ke 2.565,33. (Fitriana Monica Sari)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar