c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 September 2020

08:03 WIB

Reksadana Tetap Tumbuh, Investor Masih Percaya Produk Pasar Modal

Dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) industri reksa dana mengalami peningkatan, dari Rp525,28 triliun pada Juli 2020 menjadi Rp542,27 triliun pada Agustus 2020

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Reksadana Tetap Tumbuh, Investor Masih Percaya Produk Pasar Modal
Reksadana Tetap Tumbuh, Investor Masih Percaya Produk Pasar Modal
Ilustrasi reksa dana. Antara/Ist/dok

JAKARTA – Unit Penyertaan (UP) industri reksa dana pada Agustus 2020 tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,47%, lebih besar daripada Juli 2,15%. Perusahaan jasa penyedia informasi dan riset PT Infovesta Utama menilai, investor masih memiliki kepercayaan terhadap produk pasar modal, meskipun dibayangi ketidakpastian ekonomi.

"Jumlah UP masih naik, ini menandakan para investor masih memiliki kepercayaan terhadap produk reksa dana di Indonesia. Meskipun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi yang juga mendekati jurang resesi," tulis manajemen Infovesta Utama dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (14/9).

Manajemen Infovesta menjelaskan kenaikan UP itu mendukung dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) industri reksa dana yang mengalami peningkatan, dari Rp525,28 triliun pada Juli 2020 menjadi Rp542,27 triliun pada Agustus 2020. Meningkat sebesar 3,23%

Peningkatan AUM tertinggi ditempati oleh Reksa Dana Terproteksi yang mencapai Rp7,41 triliun. Didukung peningkatan UP tertinggi sebesar 5,33%

Dikatakan, investasi pada jenis reksa dana berbasis pendapatan tetap, khususnya reksa dana terproteksi, menjadi sorotan investor karena memberikan kepastian dari sisi karakteristiknya yang mirip dengan deposito.

"Terlebih pasar obligasi yang masih kondusif dengan dukungan investor lokal walaupun pihak asing masih belum sepenuhnya masuk ke Indonesia karena menghindari investasi di negara berkembang," imbuhnya.

Akan tetapi, spread yield obligasi AS tenor 10 tahun dengan obligasi Indonesia tenor 10 tahun masih menarik. Yield obligasi Indonesia mencapai 6 kali lebih tinggi daripada obligasi AS.

"Pasar obligasi di Indonesia sendiri masih banyak didukung oleh investor lokal. Sehingga apapun kondisi yang terjadi dalam negeri, dampaknya akan lebih terbatas karena pihak asing masih belum sepenuhnya melakukan capital inflow ke Indonesia," bebernya.

Manajemen Infovesta menyampaikan, hal ini dibuktikan dengan angka kepemilikan SBN oleh asing sepanjang bulan Agustus 2020 yang turun sebesar Rp2,81 triliun menjadi Rp941,94 triliun. Kemudian, peningkatan AUM tertinggi kedua dicatat oleh Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) yang naik sebesar Rp3,37 triliun dengan kenaikan UP sebesar 3,16%

"Hal itu menandakan bahwa investor masih secara aktif mencari alternatif investasi reksa dana yang menawarkan imbal hasil yang lebih menarik walaupun dengan risiko yang sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan dengan RDPU," lanjutnya.

Sementara, untuk reksa dana berbasis saham, lanjutnya, investor masih harus mempertimbangkan berbagai hal yang dapat mempengaruhi performa dalam jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya.

Mengelola Keuangan
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagikan tips dalam mengelola keuangan, khususnya bagi generasi milenial agar kondisi finansial tetap terjaga khususnya saat menghadapi pandemi covid-19.

“Menabung harus dibiasakan. Jika kebiasaan baik ini dijaga terus menerus ini akan menjadi habit, jadi budaya hemat, tidak boros,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Tirta Segara.

Menurut dia, milenial termasuk mahasiswa yang keuangannya masih didukung orangtua, diimbau untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk menabung atau investasi. Menabung dalam bentuk uang, kata dia, bersifat likuid atau mudah dicairkan, namun imbal hasilnya rendah.

Tak hanya dalam bentuk uang, menabung juga bisa dalam bentuk emas yang juga likuid atau bisa dijual setiap saat dan dalam jangka panjang, lanjut dia, tren harganya selalu naik.

Harga emas hari ini, Selasa (15/9) produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang dijual di Pegadaian ukuran 1 gram mencapai Rp 1.073.000.  Harga emas batangan Antam hari ini naik Rp3.000 jika dibandingkan hari sebelumnya, Senin (14/9).

Dalam jangka panjang, kata dia, juga ada pilihan saham dan reksa dana namun reksa dana saat ini sedang naik turun alias fluktuatif. Ada juga tabungan jangka panjang yang digunakan untuk uang muka membeli rumah yang kini juga banyak ditawarkan perbankan.

“Kalau ada penghasilan itu harus dipotong untuk ditabung dulu baru sisanya dibelanjakan. Banyak orang salah, nabung kalau ada sisa lebih, tapi kenyataannya uang sudah habis duluan,” imbuhnya.

Selain menabung, milenial perlu membedakan kebutuhan dan keinginan caranya dengan menyusun daftar prioritas yang paling dibutuhkan. Selanjutnya, milenial harus bijak dalam berutang dan lebih diutamakan utang yang sifatnya untuk produktif atau memberikan pemasukan.

“Utang itu artinya uang tidak cukup, perlu pinjam oleh karena itu jangan dipaksakan, harus dihitung kalau bisa yang produktif, jangan konsumtif. Periksa kembali kemampuan membayar,” imbuhnya.

Tips yang terakhir, lanjut dia, mempersiapkan dana darurat caranya dengan menabung untuk memenuhi kebutuhan saat tak terduga seperti krisis akibat pandemi.

“Jika tidak punya dana darurat, tidak punya tabungan, tiba-tiba jatuh miskin, tidak punya uang, kita sulit bergerak, tiba-tiba penghasilan terganggu, tapi tetap harus makan. Jika tidak punya dana darurat hidup menjadi sulit,” bebernya.

Dengan tips mengelola keuangan tersebut, OJK mengharapkan milenial semakin paham dengan keuangan. Apalagi saat ini regulator itu sedang menggenjot tingkat literasi atau pemahaman keuangan nasional yang saat ini baru mencapai 38% dan inklusi keuangan mencapai 76%. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar