c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

23 November 2020

17:38 WIB

Realisasi Penyerapan PEN Diperkirakan Hanya 67,8% Hingga Akhir Tahun

Lemahnya penyerapan anggaran di sektor non-bansos dan UMKM membuat anggaran sulit terserap penuh

Realisasi Penyerapan PEN Diperkirakan Hanya 67,8% Hingga Akhir Tahun
Realisasi Penyerapan PEN Diperkirakan Hanya 67,8% Hingga Akhir Tahun
Pengunjung mengamati kalung produk UMKM pada pameran Pernak Pernik Unik di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Kementerian Perdagangan bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia menggelar pameran Pernak Pernik Unik sebagai upaya promosi produk dan pemulihan ekonomi sektor UMKM. ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari

JAKARTA - Realisasi anggaran penanganan pandemi covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) diprediksi hanya akan terserap 67,8% hingga akhir tahun ini.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyesalkan hal tersebut, padahal anggaran covid-19 diharapkan mampu menyelesaikan masalah pemulihan ekonomi.

“Kami perkirakan di 2020 itu tidak bisa terserap habis. Kurang lebih hampir 67,8%. Dan ini menurut saya menjadi catatan bahwa semua berharap bahwa PEN bisa menyelesaikan masalah dari pemulihan ekonomi,” kata dia dalam Seri 2 Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 202: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi, Jakarta, Senin (23/11).

Tauhid menjelaskan, biang kerok dari tidak terserapnya anggaran berasal dari tidak optimalnya penyerapan anggaran khususnya program non-bansos dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dia juga melihat, program PEN 2020 untuk bantuan sosial tidak maksimal mendorong konsumsi. Hal itu, katanya, terlihat pada kuartal III/2020, konsumsi makanan masih -0,69%.

“Hal ini sebabkan desain yang kurang tepat, besaran bantuan yang relatif kecil serta kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat di saat pandemi,” kata dia.

Menambahkan, Ekonom Senior Indef M. Fadhil Hasan mengatakan program PEN mesti serius dan efektif. Dia juga bilang, dierlukannya realokasi anggaran untuk mengoptimalkan program PEN.

“Jadi tidak hanya sekadar menjalankan program-program tersebut tapi harus disertai dengan keseriusan dan keefektifan dari program-program tersebut,” kata dia. 

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengungkapkan realisasi anggaran penanganan pandemi covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) baru mencapai Rp408,61 triliun atau 58,7% dari pagu anggaran sebesar Rp695,2 triliun hingga 18 November 2020.

“Perlindungan sosial yang paling tinggi karena memang program ini sudah ada sebelumnya walaupun ada beberapa penambahan,” kata Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Ubaidi Socheh Hamidi dalam kesempatan yang sama.

Ubaidi merinci, realisasi penyerapan anggaran sektor kesehatan Rp37,81 triliun atau 38,4% dari pagu anggaran hasil realokasi mencapai Rp97,26 triliun. Di sektor perlindungan sosial, realisasi penyerapan anggaran Rp193,07 triliun atau 82,4% dari pagu Rp234,33 triliun.

Selanjutnya, realisasi penyerapan anggaran sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah Rp35,33 triliun atau 53,6% dari pagu Rp65,97 triliun. Untuk dukungan UMKM, realisasi penyerapan anggarannya Rp96,61 triliun atau 84,1% dari pagu Rp114,81 triliun.

Kemudian, di sektor insentif dunia usaha terserap Rp44,29 triliun atau 36,7% dari pagu Rp120,6 triliun. Sementara itu, realisasi penyerapan anggaran pembiayaan korporasi baru mencapai Rp2 triliun atau 3,2%dari pagu Rp62,2 triliun.

Meski realisasi baru lebih dari setengah dari pagu anggaran, Ubaidi berharap realisasi anggaran optimal hingga akhir tahun ini. Ubaidi mengklaim, program PEN berhasil menyelamatkan 3,43 juta orang selamat dari kemiskinan. “Dari beberapa data dan perhitungan kami, diperkirakan 3,43 juta orang itu terselamatkan dari kemiskinan karena program perlindungan sosial,” katanya.

Dengan perlindungan sosial, kata dia, mampu menekan angka kemiskinan menjadi 9,69% dari persentase akibat pandemi covid-19 sebelumnya yang diperkirakan mencapai 10,96%. (Rheza Alfian)  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar