c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Desember 2019

16:06 WIB

Rajutan Khas Babel Tembus Pasar Jepang, Dipesan Ribuan Unit

Keterbatasan jumlah pekerja menghalangi peningkatan volume ekspor

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Rajutan Khas Babel Tembus Pasar Jepang, Dipesan Ribuan Unit
Rajutan Khas Babel Tembus Pasar Jepang, Dipesan Ribuan Unit
Produk seni rajutan. Validnews/Agung Natanael

JAKARTA – Para pengrajin rajut tradisional Belinyu di Bangka Belitung berhasil menembus pasar Jepang. Sayangnya, oleh sebab jumlah pekerja terampil sangat terbatas, jumlah produk yang diekspor pun tak banyak.

Dilansir dari Antara, pengrajin rajut Belinyu, Meryanti, adalah penerima bantuan modal usaha Program Kemitraan PT Timah Tbk. Menurutnya, pengusaha Jepang begitu tertarik dengan rajutan Belinyu, sebab hasilnya sangat halus. Motifnya memiliki ciri khas daerah dan dirajut secara tradisional. 

“Saat ini ada 100 rajutan sarung telepon genggam dalam tahap penyelesaian untuk dikirim ke Jepang,” jelasnya, Senin (16/12). 

Sebetulnya, Meryanti menerima pemesanan hingga ribuan unit, namun saat ini jumlah tenaga yang bekerja padanya hanya berjumlah 15 orang. Jadi, pengerajin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenuhi permintaan ribuan rajutan sarung telepon genggam. 

Meryanti akhirnya menolak pemesanan ribuan unit itu karena tak sanggup memenuhi permintaan dengan waktu penyelesaian yang ditentukan oleh sang pemesan. Baginya, lebih penting kualitas dan komitmen pada ketepatan waktu pengerjaan dibanding kuantitas unit.  

“Kami hanya sanggup memenuhi permintaan 100 unit saja, dan itu saja sudah membutuhkan waktu sebulan lebih. Kami takut ambil orderan itu, padahal sangat menjanjikan untuk meningkatkan usaha,” tambah Meryanti.

Pengembangan ekspor ini pun dicapainya dengan program kemitraan dengan PT Timah. Bantuan yang diberikan perseroan tak sebatas pemberian modal usaha, tapi juga melingkupi pembinaan. Sekaligus akses untuk mengikuti pameran-pameran lokal, nasional, maupun internasional. 

Perseroan telah menyalurkan dana program kemitraan semester II/2019 sebanyak Rp4,9 miliar kepada 173 pelaku UKM di Bangka Belitung, Meryanti merupakan salah satu penerimanya. Daerah penerima bantuan terbesar adalah Kota Pangkal Pinang, dengan total bantuan senilai Rp1,02 miliar. Disusul Kabupaten Bangka, senilai Rp980 juta. 

Kisah Meryanti adalah sekian banyak bukti bahwa hasil kerajinan Indonesia begitu diminati di pasar internasional. Ciri khas daerah, keandalan dan keterampilan tangan para pengrajin, adalah potensi besar yang dapat dikembangkan secara optimal. Sayangnya, para pengrajin kalah daya saing dengan unit usaha besar yang lebih mumpuni secara organisasi, akses pasar, dan modal. 

Padahal jika digarap serius dan dikelola secara sistematis, produksi UMKM dapat ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas sehingga sektor ini dapat berkontribusi lebih tinggi pada ekspor nasional. 

Pemerintah berupaya mengembangkan UMKM dengan berbagai cara. Selain penyaluran KUR, BUMN pun diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk program kemitraan. Ini diatur dalam Permen BUMN No. PER-02/MBU/7/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri BUMN tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN.  (Nadia Kurnia) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar