c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

04 Juni 2018

08:52 WIB

Program Mekaar Ditargetkan Jangkau 4 Juta Nasabah Tahun Ini

Program Mekaar menyasar kaum perempuan dari keluarga pra-sejahtera yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Mereka dibina dan diberikan pinjaman modal usaha dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Program Mekaar Ditargetkan Jangkau 4 Juta Nasabah Tahun Ini
Program Mekaar Ditargetkan Jangkau 4 Juta Nasabah Tahun Ini
Menteri BUMN Rini Soemarno (dua dari kiri), Dirut BNI Ahmad Baiquni dan Dirut BRI Suprajarto berswafoto bersama mahasiswa di dalam kegiatan pembekalan 1.000 agen Account Officer (AO) Mekaar, di Kampus IPB Dermaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/6) . dok BNI

BOGOR Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan jumlah nasabah aktif program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau Mekaar, tahun ini bertambah menjadi empat juta nasabah. Pembekalan Account Officer program ini pun diberi pembekalan untuk mendongkrak kapasitasnya.

"Target nasabah akhir tahun ini (2018) bisa sampai empat juta nasabah Mekaar," kata Menteri BUMN Rini M Soemarno dalam kegiatan pembekalan 1.000 agen Account Officer (AO) Mekaar, di Kampus IPB Dermaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/6) seperti dilansir Antara.

Rini optimistis target ini bisa tercapai mengingat perkembangannya program tersebut sampai Desember 2017 sudah ada dua juta nasabah Mekaar. Jumlah tersebut, lanjut Rini, terus bertambah sampai 31 Mei 2018 ini sudah tercatat 3.040.000 nasabah Mekaar yang bergabung.

"Alhamdulillah tadi laporannya per 31 Mei, sudah mencapai 3.040.000. Jadi saya yakin target empat juta bisa tercapai," ujar Rini.

Program Mekaar menyasar ibu-ibu atau kaum perempuan dari keluarga pra-sejahtera yang ada di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke untuk dibina dan diberikan pinjaman modal usaha dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Mekaar sendiri merupakan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan pra-sejahtera, dengan pendampingan dan pembinaan oleh para AO PNM. Beberapa di antaranya adalah berupa budaya usaha yang penuh dengan kejujuran, disiplin, kerja keras, kerukunan, kekeluargaan, dan gotong royong.

Menurut Rini, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT PNM ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.

"Mekaar secara langsung memberi akses keuangan pada berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga," kata Rini.

Rini menyebutkan agen AO merupakan ujung tombak BUMN dalam menjalankan program Mekaar. Agen AO Mekaar 99% adalah perempuan yang mayoritas diisi generasi muda berusia 18 sampai 25 tahun yang berperan mencari nasabah dan membinanya.

"Kalau target empat juta nasabah tercapai, dan keuangan PNM sehat. Kalau tahun lalu PNM kirim 25 orang AO untuk umroh, tahun ini 50 orang dikirim umroh," kata Rini memotiviasi para agen AO.

 

Pengerajin merangkai bunga hias untuk dekorasi ruangan dan suvenir di Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Maulana Surya

 

Pelatihan
Direktur PT PNM (Persero) Arif Mulyadi mengatakan program Mekaar dimulai sejak November 2015. Selain memberikan layanan pemberdayaan dan pembinaan, juga membiasakan budaya menabung di masyarakat demi masa depan yang lebih baik.

PNM Mekaar juga telah berhasil menyerap puluhan ribu karyawan atau AO dan jutaan nasabah. Plafon kredit yang diberikan tersedia mulai dari Rp500 ribu sampai dengan Rp3 juta untuk setiap nasabah.

Ia mengatakan, agen AO sebagai lini terdepan dalam mencari dan membina nasabah yang merupakan perempuan prasejahtera Indonesia.

"Kenapa perempuan, karena perempuan itu penuh keuletan, luwes, telaten, dan sensitivitas terhadap keluarga tinggi. Target program ini bisa mengeluarkan mereka dari status prasejahtera menjadi sejahtera," kata Arif.

Ruang lingkup pekerjaan AO meliputi sosialisasi, uji kelayakan nasabah, persiapan pembiayaan berupa pelatihan selama lima hari kepada nasabah, hingga menggelar pertemuan kelompok mingguan yang dilakukan sampai dengan pelunasan.

Rektor IPB Dr Arif Satria pun menyatakan, siap mendukung Kementerian BUMN dalam program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dengan membangun kapasitas tenaga Account Officer atau AO Mekaar.

"Kita (IPB) akan membangun kapasitas para AO," tuturnya.

Menurut Arif, peningkatan kapasitas agen AO dibutuhkan, karena selama ini yang berhubungan langsung dengan nasabah, di mana para nasabah itu banyak yang bergerak di usaha mikro di bidang pertanian maupun produk turunannya yakni pengolahan.

"IPB siap mendampingi mereka dalam arti meningkatkan kapasitas para AO untuk bisa melakukan pelayanan lebih baik lagi, karena mereka sudah diberi keahlian," katanya.

Pendampingan ini akan dilaksanakan pada saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik mahasiswa IPB yang berlangsung Juli tahun ini. Selain itu, program kolaborasi berikutnya antara IPB dan Kementerian BUMN yakni pendidikan vokasi bagi agen AO.

"Inysaallah, akan ada beasiswa bagi agen AO dari BUMN untuk masuk IPB khususnya sekolah vokasi," kata Arif.

Uang Elektronik
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menjadi salah satu bank yang menyediakan sekitar 1.250 Kartu Uang Elektronik yang didistribusikan kepada masyarakat peserta Program Mekaar PT PNM (Persero). Lokasi distribusi di antaranya di sekitar kawasan agriwisata Rancabali dan Rancaupas di Bandung Selatan, Jawa Barat pada 26 Mei 2018 dan di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Minggu

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan, penyaluran kartu BNI TapCash ini merupakan bagian dari program simultan yang dilakukan BNI, dalam mendukung program percepatan literasi dan inklusi keuangan pada masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap layanan perbankan.

Baiquni saat mendampingi Menteri BUMN menuturkan, BNI pun secara aktif terus menyalurkan bantuan finansial kepada pelaku usaha mikro dan kecil di sekitar kawasan hutan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui kerja sama terpadu, baik dengan PT Perkebunan Nusantara maupun Perhutani.

Hingga 31 Mei 2018, BNI telah berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 7,887 triliun. Penyaluran tersebut setara 58,42% dari target KUR yang akan disalurkan BNI pada tahun 2018 sebesar Rp 13,5 triliun.

"Kerja sama BNI dengan BUMN pengelola kawasan hutan dan perkebunan, selama ini telah membuka peluang penyaluran KUR secara khusus. Sehingga penyaluran KUR dapat dilakukan secara lebih akurat, efektif, dan efisien," ujar Baiquni. (Faisal Rachman)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar