17 April 2018
12:08 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
PALEMBANG — Pasokan ikan gabus berkurang di Palembang. Ini menyebabkan kekhawatiran para pengusaha kuliner tradisional Sumatra Selatan, Pempek. Mereka mengeluhkan berkurangnya pasokan ikan gabus di pasaran karena tergantung pada ketersediaan di alam perairan umum dan daratan provinsi itu. Belakangan, jika pun ada, harga sudah melambung tinggi di kisaran Rp50.000 - Rp60.000 per kg.
M Firdaus, anggota Asosiasi Pempek Palembang di Palembang, Selasa (17/4), mengatakan, pengusaha kerap mendapati kenyataan kelangkaan ikan gabus di pasaran tradisonal terutama di saat musim penghujan.
"Sebaiknya mulai dikembangkan budidaya ikan gabus, sehingga pasokan tetap ada dan harga stabil seperti halnya ikan lele dan ikan patin. Hal ini sudah kami sampaikan ke pemerintah saat ada kunjungan Komisi IV ke sentra kuliner ikan di Benteng Kuto Besak beberapa waktu lalu," kata Firdaus.
Ia mengaku, sebagai pengusaha, dirinya harus memutar otak atas kondisi ini. Konsumen, menurutnya selalu lebih memilih ikan gabus sebagai bahan pempek. Teksturnya yang lebut dan rasanya yang lezat setelah diolah menjadi panganan pempek yang lebih disukai.
Seperti halnya pengusaha pempek lainnya, kondisi ini menyebabkan penurunan pemasukan karena pembelian bahan baku yang mahal ini. Seharusnya, ikan gabus bisa diperoleh di harga Rp35.000 - Rp40.000 per kg di saat musim kemarau.
"Memang ada ikan jenis lain, seperti memakai ikan ruca, parang-parang, atau tenggiri yang harganya lebih murah. Tapi tetap saja kurang enak sehingga mau tidak mau kami harus mengurangi keuntungan. Untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas, dirasa tidak mungkin karena khawatirnya pelanggan jadi kabur," urainya, seperti dikutip dari Antara.

Sebaliknya, pedagang daging ikan, di Pasar Perumnas Palembang, mengakui, ada lonjakan harga dari biasanya hanya Rp45 ribu/kg karena pasokan yang berkurang akibat pengaruh cuaca. Sejak Kamis lalu, mengalami kenaikan hingga mencapai Rp50 ribu per kilogram.
“Pasokan dari agen sedikit karena air sedang dalam," kata salah satu pedagang bernama Mukmin.
Kenaikan Harga
Disebutnya, kenaikan harga bukan hanya pada ikan segar, melainkan juga ikan gabus giling, seperti di Pasar Lemabang, bergerak naik dari Rp55 ribu/kg menjadi Rp60 ribu/kg hingga Rp65 ribu/kg.
Alamsyah, pedagang ikan giling di pasar tersebut, mengatakan bahwa pasokan dari Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berkurang sejak sepekan terakhir. Menurutnya, pasokan ikan gabus di Palembang sebagian besar dari OKI karena lokasi-lokasi di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin terbilang sudah tidak banyak lagi. "Dari agen agak kurang sedikit karena ada hujan lebat beberapa hari lalu," katanya.
Ikan gabus merupakan salah satu bahan baku yang cukup digemari masyarakat untuk membuat empek-empek selain ikan tenggiri. Biasanya, pasokan ikan gabus sangat berlimpah karena Sumsel memiliki luas perairan umum dan daratan seluas 2,5 juta hektare dengan Sungai Musi sebagai induknya. Namun seiring dengan kerusakan lingkungan, ikan gabus hanya banyak ditemui di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Akibat kenaikan harga, produsen beralih ke ikan laut, seperti ikan ruca dan ikan parang-parang, yang relatif lebih murah. Padahal, setiap harinya, produsen di Palembang bisa memproduksi hingga pempek sebanyak 6,4 ton. Ke depan, produksi diyakini bertambah karena Asian Games berlangsung pada Agustus 2018.
Ahmad Najib, pejabat sementara Wali Kota Palembang, mengungkapkan kegelisahan produsen. Belakangan, ikan bahkan didatangkan dari luar Sumatera Selatan, seperti Jawa dan Bengkulu. Namun dia mengaku jumlah tersebut belum cukup. Selama ini kebutuhan ikan laut sebagai substitusi ikan gabus, diperoleh dari Sungsang di Banyuasin, dan dari perairan di Ogan Komering Ilir.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo menjelaskan, pihaknya tahun ini mulai membangun pasar ikan modern di Palembang. Tujuannya, agar ikan hasil tangkapan ataupun panen dari para nelayan dan petambak dapat dipasarkan dengan kondisi lebih baik dan segar.
Untuk perolehan nelayan di Sumsel, tercatat pada 2016, ada 187.568 ton ikan yang terdiri atas 69.583 ton perikanan tangkap laut dan 117.985 ton perikanan umum daratan. Sedangkan untuk perikanan budi daya, mencapai 582,2 ribu ton dengan komoditas utama nila 43,5 persen. (Rikando Somba)