13 Februari 2019
11:50 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kesuksesan produk Bali Hai dan Torabika yang masuk secara agresif ke pasar Rusia, bakal diikuti oleh produk Kopi Kapal Api dan produk-produk lain dari Indonesia. Produk-produk makanan dari Indonesia sejauh ini memang dinilai sangat potensial untuk masuk pasar Rusia.
Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus M Wahid Supriyadi sewaktu meninjau pameran ke-26 produk makanan, minuman bahan makanan "ProdExpo" di Moskow, seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/2). Wahid mengaku yakin produk Indoensia bisa diterima pasar Rusia setelah melihat kesuksesan produk-produk yang sudah lebih dulu masuk.
Asal tahu saja, ProdExpo merupakan salah satu pameran tahunan terbesar di Rusia dan Eropa Timur. Pameran ini diikuti oleh 2.442 peserta dari 69 negara termasuk Indonesia dan berlangsung hingga 15 Februari 2019.
Sebanyak tiga perusahaan Indonesia ikut serta pada pameran tersebut, yaitu PT Kapal Api melalui EuroTrade sebagai distributornya di Rusia, PT Sasa Inti, dan PT Indofood. Walaupun produk PT Kapal Api baru masuk ke pasar Rusia pada 2017, tercatat 2018 lalu perusahaan tersebut mampu mengekspor 54 kontainer produk kopi instan Good Day. Pada tahun 2019 PT Kapal Api menargetkan dapat mengekspor sebesar 100 kontainer.
Direktur Pemasaran PT Sasa Inti, Hadi Santoso mengatakan, keikutsertaannya pada pameran kali ini adalah untuk tes pasar. Ia mengaku sangat berterima kasih kepada KBRI yang telah memfasilitasi sebuah paviliun di pameran yang merupakan salah satu terbesar di Eropa Timur.
Sementara itu kehadiran PT Indofood di pameran ini, merupakan kali pertama walaupun salah satu produknya telah masuk pasar Rusia, yaitu Pop Mie Indomie Goreng. Perusahaan ini optimistis varian produk lainnya juga diharapkan dapat diterima pasar Rusia.
Sebagai catatan, produk bir Bali Hai yang baru masuk pasar Rusia pada tahun 2018 saat ini telah melakukan penetrasi pada 90% jaringan toko swalayan di Kawasan Timur Jauh Rusia. Sedangkan produk Mayora kopi instan tahun lalu telah mengekspor 1.000 kontainer dengan nilai sekitar US$20 juta.
Pada saat bertemu dengan tiga perusahaan Indonesia tersebut Wahid menyampaikan perlunya melakukan sinergi demi penetrasi pasar di Rusia. “KBRI Moskow siap untuk menjadi bagian yang aktif dalam upaya peningkatan ekspor nasional tersebut,” serunya.
Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana menambahkan, KBRI Moskow juga akan memfasilitasi pengusaha produk halal dan pakaian Muslim Indonesia pada acara The 11th International Economic Summit "Russia-Islamic World: Kazan Summit 2019" di Kazan, Tatarstan. Hajatan di negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam itu sedianya digelar 24 sampai 26 April mendatang.
Pasar Potensial
Sebelumnya, produsen makanan dan minuman Mayora Group menargetkan akan mengekspor 2.000 kontainer ke Rusia tahun 2019, setelah berhasil mengirim produk kopinya sebanyak 1.000 kontainer ke negara Beruang Merah tahun lalu.
“Kami targetkan 2.000 kontainer dengan nilai US$40 juta karena selain produk kopi, kami juga akan mengekspor produk biskuit tahun ini,” kata Presiden Direktur Mayora Group Andre Atmadja.
Andre menyampaikan hal tersebut pada acara Pelepasan Ekspor Mayora ke Rusia yang dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Duta Besar Rusia untuk Indonesia He Lyudmila Vorobieva dan Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor.
“Rusia merupakan pasar potensial untuk Mayora, karena merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk yang tinggi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik,” ujar Andre.
Pada kesempatan yang sama, Enggartiasto mengapresiasi langkah Mayora yang mampu menembus pasar Rusia untuk produk-produk kopinya.
“Kami mengapresiasi dan mendorong agar Mayora dapat terus meningkatkan ekspornya, jangan hanya kopi, kalau bisa semua produk bisa menembus pasar Rusia,” ungkapnya.
Pemerintah sendir menyatakan kesiapannya mendukung PT Mayora untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk makanan dan minuman Indonesia ke Rusia dan negara-negara lain, melalui upaya diplomasi ekonomi.
"Kami di Kementerian Luar Negeri sepenuhnya mendukung PT Mayora untuk berkembang di Rusia dan ekspansi ke seluruh dunia," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor.
Menurutnya, Mayora sudah menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan hubungan ke luar negeri. Dikatakannya, hubungan antarnegara saat ini, bukan hanya antardiplomat dan pejabat, tetapi lebih penting antarpelaku bisnis dan masyarakat umum.
"Mayora semakin menjadi mitra penting dalam mengembangkan hubungan Indonesia dan Rusia. Indonesia bisa, Indonesia bangga dengan kehadiran produk berkualitas di Rusia," lanjutnya.
Anshor menambahkan, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait siap mendukung dan memfasilitasi PT Mayora untuk berekspansi ke negara-negara Eropa Timur dan Tenggara serta Amerika Selatan.
"Presiden Jokowi meminta prioritas diplomasi ekonomi untuk aktif menggenjot nilai ekspor, salah satunya dengan cara 'menjemput bola' kepada pengusaha-pengusaha dengan konsentrasi ekspor," tuturnya.
Sekadar informasi, Mayora Group selama lima tahun terakhir telah berhasil menembus pasar Rusia, dengan ekspor produk pada tahun 2018 mencapai 1.000 kontainer atau senilai lebih dari Rp140 miliar.
Andre sendiri mengakui, keberhasilan itu tidak luput dari dukungan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri.
"Dengan adanya misi dagang, perundingan dagang, serta dukungan dari Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan diplomasi ekonomi yang dilakukan, sangat membantu Mayora dalam meningkatkan pasar ekspor," ujar Andre.
Sementara itu, He Lyudmila optimistis hubungan antara Indonesia dan Rusia akan terus meningkat, tidak hanya hubungan diplomatik, namun juga hubungan perekonomian.
“Hubungan kedua negara saya yakini akan terus meningkat dan saya berharap hubungan perdagangan kedua negara juga akan semakin baik,” tandasnya. (Faisal Rachman)