22 September 2020
14:21 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, dipercepat. Selain itu, koneksi dengan Bandara Kertajati dan kawasan industri yang berada di Bekasi, Karawang serta Purwakarta atau Bekapur juga diperkuat.
“Kita akan percepat Pelabuhan Patimban, dan kita harapkan Patimban ini punya peran strategis dalam pertumbuhan dan perdagangan Jawa Barat. Dan dikembangkan saling mengisi dengan Tanjung Priok, komplementer bukan kompetitor,” ujar Presiden dalam rapat terbatas virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/9), dilansir dari Antara.
Kehadiran Patimban berikut koneksi dengan Bandara Kertajati dan kawasan industri di Bekasi, Karawang dan Purwakarta akan mendukung daya saing komoditas ekspor Indonesia, khususnya otomotif.
Menilik catatan Kementerian Perindustrian, dari 30 kawasan industri yang berlokasi di Jawa Barat, sebanyak 23 berada di Bekasi dan Karawang.
“Kita harapkan jika Patimban ini terbangun segitiga, kawasan pelabuhan ekonomi yaitu Patimban, airport Kertajati, dan kawasan Bekasi-Karawang-Purwakarta sebagai sebuah kawasan industri saling terkoneksi, saling mendukung satu sama lain,” lanjutnya.
Ratas virtual mengenai percepatan Proyek Strategis Nasional Patimban itu diikuti Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Pelabuhan Patimban digadang-gadang menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia. Total luas area Pelabuhan Patimban secara keseluruhan mencapai 654 hektare. Dari jumlah tersebut, 300 hektare akan diperuntukkan bagi peti kemas dan terminal kendaraan.
Kementerian Perhubungan menyebutkan, Car Terminal nantinya akan memiliki total kapasitas tampung mencapai 600 ribu kendaraan per tahun.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas TEus. Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEus dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta TEus pada 2027.
Pada tahap pertama, kapasitas Car Terminal mencapai 250 ribu unit.
Total investasi proyek ini mencapai sekitar Rp50 triliun. Pembangunan tahap pertama diperkirakan membutuhkan dana di kisaran Rp20 triliun.
Pemerintah menargetkan tahap pertama Pelabuhan Patimban diresmikan pada November 2020.
Sebelumnya diberitakan, PT PP optimistis bisa menyelesaikan pekerjaan pembangunan Pelabuhan Patimban sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Per tanggal 3 Agustus 2020, progres pembangunan konstruksi terminal dan peti kemas telah mencapai 77,38%. Dermaga peti kemas ini memiliki luas 420 meter x 34 meter dengan kapasitas 250.000 TEUs dengan area reklamasi seluas 60 hektare.
Sementara, pembangunan jalan akses hampir rampung atau mencapai 93,56%. Proyek pembangunan jalan akses yang telah dikerjakan sejak bulan Oktober 2018 tersebut memiliki panjang 8,2 kilometer dan ditargetkan selesai pada akhir 2020.
“Sehingga Pemerintah dapat segera melakukan Soft Opening atas beroperasinya sebagian dari aktivitas di Pelabuhan Patimban,” ujar Direktur Utama PT PP Novel Arsyad dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (9/8).
Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan agar strategi besar pembangunan pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia terkonsolidasi. Selain Patimban dan Tanjung Priok, Indonesia masih memilih 28 pelabuhan utama lainnya.
Konsolidasi tersebut membuat rencana pengembangan pelabuhan menjadi konkret dan jelas, mempunyai segmen yang saling komplementer serta saling mengisi.
”Sehingga diharapkan langkah konsolidasi ini akan mempercepat pertumbuhan sentra-sentra ekonomi nasional dan juga memberikan kecepatan pelayanan di bidang logistik, membuat produk-produk ekspor kita semakin efisien dan semakin kompetitif,” jelas Presiden, dilansir dari laman Sekretaris Kabinet. (Fin Harini)