c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

23 Maret 2018

13:29 WIB

Potensial, Kerja Sama dengan Taiwan Gencar Ditingkatkan

Total nilai perdagangan Indonesia-Taiwan mencapai US$7,5 miliar pada 2017. Indonesia mencetak surplus sebesar US$960 juta

Potensial, Kerja Sama dengan Taiwan Gencar Ditingkatkan
Potensial, Kerja Sama dengan Taiwan Gencar Ditingkatkan
Pekerja menata timah menjadi tumpukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, Rabu (18/12). Pendistribusian logam timah hampir 95 % dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5 % untuk memenuhi pasar domestik. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor timah antara lain Asia yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan SIngapura. ANTARA FOTO/Maha Eka Swasta.

TAIPEI – Taiwan dipandang sebagai salah satu negara yang amat potensial untuk kerja sama ekonomi dengan Indonesia ke depannya. Pasalnya setelah sempat terpuruk dalam empat terakhir, nilai kerja sama ekonomi Indonesia dengan China non-daratan tersebut tampak rebound di tahun 2017 kemarin.

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Robert James Bintaryo mengungkapkan, kerja sama ekonomi yang meningkat tampak jelas dalam nilai perdagangan kedua negara. Pada tahun 2017, nilai sama perdagangan dua negara tumbuh 14,21%.

"Indonesia menduduki peringkat 14 sebagai salah satu mitra dagang terbesar Taiwan," ucap Robert di Taipei, Taiwan, Jumat (23/3), seperti dilansir Antara.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda menyebutkan total nilai perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan tercatat US$7,5 miliar pada 2017.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, di sepanjang tahun lalu neraca perdagangan Indonesia dengan Taiwan menunjukkan perkembangan positif. Neraca perdagangan surplus bagi Indonesia, dengan nilai mencapai US$960 juta.

Beberapa produk ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan turut berkontribusi mencetak nilai perdagangan yang besar tersebut. Antara lain batu bara, timah, tripleks, tembaga, karet, produk kertas, serta sotong dan cumi-cumi.

Peningkatan kerja sama ekonomi juga terlihat dari nilai investasi Taiwan di Indonesia pada 2017. Robert mengatakan, pertumbuhannya mencapai 400% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menempatkan Taiwan sebagai salah satu dari 10 investor terbesar di Indoesia.

"Perkembangan yang positif ini juga dapat dilihat dari beberapa aspek seperti sektor tenaga kerja dan pariwisata," tambah Robert.

Lebih lanjut Robert mengatakan kondisi ini dapat ditafsirkan sebagai hal baik dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Taiwan.

"Kami tentu mengharapkan pertumbuhan yang positif ini dapat terus dijaga dan dikembangkan hingga tahun-tahun berikutnya," tegas Robert.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Taiwan menempati posisi ke-14 dalam daftar negara dengan realisasi investasi terbesar di 2017. Nilai investasi negeri ini tercatat sebanyak US$347,9 juta dolar.

Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat perbaikan realisasi investasi di 2017 lalu. Angkanya sendiri bertumbuh 133%. Pasalnya pada 2016, Taiwan hanya menempati peringkat ke-19 dalam daftar negara-negara yang menanamkan investasinya di nusantara. Adapun nilainya berada di angka US$149,1 juta.

Negara dengan peringkat pertama untuk nilai realisasi investasinya di Indonesia masih dipegang oleh Singapura pada 2017 dengan nilai US$8,4 miliar. Disusul oleh Jepang dengan nilai sebesar US$5 miliar dan China sebanyak US$3,4 miliar.

Salah satu cara Indonesia meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi dengan Taiwan dilakukan lewat pameran Indonesia Week 2018 di Taipei, Taiwan. Pergelaran Ini diselenggarakan KDEI di Taipei, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan.

Dalam pameran ini, Kementerian Perdagangan memboyong 79 pelaku usaha Indonesia selaku partisipan. Semuanya berasal dari berbagai sektor menjanjikan; mulai dari fashion dan aksesori, alas kaki, makanan dan minuman, kertas, industri properti, tekstil, kopi, teh, produk kelapa sawit, biodiesel, agen perjalanan, dan pekerja terampil.

"Kami membawa 79 pelaku usaha yang akan dipertemukan dengan 144 pelaku usaha Taiwan dalam kegiatan business matching di Indonesia Week 2018," ucap Arlinda, Jumat (23/3), seperti dilansir Antara.

Lebih lanjut Arlinda mengatakan, pemerintah telah menetapkan beberapa target pasar untuk ekspor pekerja terampil yang salah satunya adalah Taiwan. Asal tahu saja, selama ini Taiwan memang merupakan salah satu kawasan yang dituju untuk mengirimkan pekerja migran formal/profesional Indonesia.

"Untuk mewujudkan target ini, kami membawa serta para perwakilan dari Badan Penempatan dan Perlindungan Buruh Migran Indonesia (BNP2TKI), Asosiasi Penempatan Migran Indonesia (ASPATAKI), dan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI)," terangnya.

Sementara di sektor pariwisata, upaya promosi wisata Indonesia di Taiwan dilaksanakan melalui program misi penjualan, partisipasi pada pameran wisata internasional. Mahasiwa Indonesia pun ikut berperan aktif melalui berbagai pertunjukan budaya serta didukung dengan adanya layanan bebas visa ke Indonesia.

Sekadar informasi, berdasarkan data Kementerian Pariwisata, jumlah wisatawan asal Taiwan pada Desember 2017 justru turun 15,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, jumlah wisman asal negeri ini sebanyak 12,04 ribu jiwa. Sementara itu, pada 2016 angkanya sebanyak 14,22 ribu jiwa.

Sementara itu, pada Desember 2017, total wisman yang masuk ke wilayah Indonesia tercatat 1,15 juta kunjungan. Artinya, jumlah wisatawan asal Taiwan pada periode yang sama hanya 1,05% dari total kujungan wisman ke Indonesia. (Teodora Nirmala Fau)

 

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar