Perluas Bisnis, Grab Rambah Sektor Film

JAKARTA – Perusahaan aplikasi Grab memperluas bisnisnya dengan merambah ke sektor film. Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan, mengatakan Grab mengeluarkan inovasi terbaru berupa peluncuran tile Tiket guna memberikan solusi pembelian tiket bioskop melalui aplikasi digital Grab.

“Peluncuran tile Tiket di aplikasi Grab merupakan salah satu langkah nyata kami sebagai aplikasi Super(hero) yang selalu siap memberikan solusi serta kemudahan bagi seluruh pengguna Grab di Indonesia,” ungkap Ongki saat meresmikan peluncuran tile Tiket di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (26/04).

Diketahui, inovasi tile Tiket merupakan hasil kerja sama antara Grab dan BookMyShow, startup lulusan program Grab Ventures Velocity angkatan pertama. Rencananya, tile Tiket sudah bisa diakses pada Mei 2019. Inovasi ini, menurut mereka, diharapkan dapat menjawab persoalan pembelian tiket online hingga lebih transparan dan mempermudah pengguna untuk mengakses tiket.

Ongki menjelaskan, cara kerja tile Tiket melalui aplikasi digital Grab adalah pengguna bisa mengakses langsung film-film yang ada dalam aplikasi dengan menggunakan akun grab yang telah tersedia, tanpa harus menggunakan akun baru. Setelah memilih film, pengguna bisa langsung membeli tiket dengan membayar non-tunai melalui aplikasi grab itu.

Dengan adanya inovasi ini, Ongki berharap penggemar film di Indonesia akan lebih mudah mencari, membandingkan harga, dan membeli tiket nonton dari bioskop, seperti CGV dan Cinemaxx langsung dari aplikasi Grab.

“Kami berharap untuk dapat menyediakan layanan yang lebih bervariasi,” kata dia dalam acara yang dilanjutkan dengan nonton bareng Avengers: End Game bersama para mitra pengemudi Grab tersebut.

Sementara itu, CEO & Head of Product BookMyShow Southeast Asia, Kenneth Tan mengatakan, kerja sama dengan Grab ini menjadi suatu kebanggaan bagi mereka.

“Kerja sama ini merupakan perkembangan besar dan kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Grab untuk melayani pelanggan lewat layanan yang menawarkan perubahan dan kenyamanan,” kata Kenneth.

Dalam penjualan tiket, Ia mengatakan perusahaannya sudah menjual tiket rata-rata sebanyak 20 juta tiket per bulan. Ia mengklaim perusahaannya punya wawasan yang mendalam mengenai penjualan tiket, mengingat bisnis tiket hiburan sudah dijalaninya selama dua dekade.

Bersama Grab, Kenneth yakin akan mendapatkan jangkauan peluang yang dia inginkan.

“Fokus kami untuk menginterpretasikan kembali keunikan yang kami miliki di wilayah ini,” ujar dia.

Berdasarkan rilis grab, sektor hiburan dan media ditargetkan akan tumbuh hingga lebih dari 40% pada tahun 2021 menjadi US$64,5 miliar. Indonesia sendiri menjadi pasar box office terbesar nomor 15 dengan jumlah layar lebar yang mencapai 1.700 layar. Diharapkan, sebut rilis itu, layar lebar terus bertambah hingga menjadi lebih dari 3.000 dalam tiga tahun mendatang.

Sejauh ini, Bekraf mencatat sub-sektor film pada tahun 2016 bersamaan dengan animasi dan video mampu masuk ke dalam empat sub-sektor yang memiliki nilai pertumbuhan yang paling pesat, yakni sebesar 10,09%. Capaian tersebut menempatkan sub-sektor ini di posisi kedua, setelah subsektor TV dan Radio yang tumbuh sebesar 10,33%.

Namun, kontribusi industri film, animasi, dan video terhadap PDB ekonomi kreatif (ekraf) tergolong masih kecil. Tercatat, pada tahun 2016 sumbangsihnya hanya 0,17% dari total Rp922,59 triliun. (Agil Kurniadi)