c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

30 September 2020

19:50 WIB

Perdagangan dan Investasi dengan China Kini Pakai Yuan-Rupiah

Perdagangan dan Investasi dengan China Kini Pakai Yuan-Rupiah
Perdagangan dan Investasi dengan China Kini Pakai Yuan-Rupiah
Ilustrasi mata uang Yuan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

JAKARTA - Bank Indonesia dan  People’s Bank of China menyepakati pembentukan kerangka kerja sama untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung (Local Currency Settlement/LCS). 

Kesepakatan tersebut dituangkan melalui penandatangan Nota Kesepahaman pada hari ini (30/9). Hal tersebut akan memperluas kerangka kerja sama LCS yang telah ada antara Bank Indonesia dengan Bank of Thailand, Bank Negara Malaysia, dan Kementerian Keuangan Jepang.

“People’s Bank of China dan Bank Indonesia sepakat untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung,” tulis Bank Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (30/9).

Kesepakatan tersebut meliputi, antara lain, penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dan perdagangan antarbank untuk mata uang yuan dan rupiah.

Kerja sama ini akan diperkuat melalui sharing informasi dan diskusi secara berkala antara otoritas China dan Indonesia.

Kolaborasi antara People’s Bank of China dan Bank Indonesia dinilai penting dalam memperkuat kerja sama keuangan bilateral antara China dan Indonesia.

Otoritas kedua negara itu pun memandang hal tersebut akan berkontribusi positif dalam mendorong penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian perdagangan dan investasi langsung antara kedua negara.

Kerja sama pemerintah Indonesia bukan kali ini saja. Tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dengan penduduk 1,37 miliar jiwa, China  merupakan pasar yang besar sekali bagi komoditas dan produk-produk Indonesia.

Karena itu, Jokowi menekankan pentingnya peningkatan ekspor Indonesia ke negara tersebut. Dia menyampaikan, Perdana Menteri (PM) Li Keqiang memberikan dukungan bagi masuknya lebih banyak lagi produk Indonesia seperti kelapa sawit, sarang burung walet, kopi, kakao, dan buah-buahan dari Indonesia, seperti manggis, buah naga, dan salak.

Menurut Jokowi, secara khusus PM Li Keqiang menyanggupi untuk peningkatan ekspor Indonesia, tambahan minimal 500 ribu ton minyak kelapa sawit ke China.

Jokowi mengemukakan, dalam pertemuannya dengan PM RRT Li Keqiang itu dibahas peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Selain itu, juga dibahas upaya peningkatan kerja sama di bidang ekonomi, termasuk perdagangan. (Rheza Alfian)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar