31 Januari 2020
21:00 WIB
JAKARTA – Pertumbuhan nama domain dot id pada 2019 tercatat positif. Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) mencatat, terdapat 352.905 nama domain . (dot) id yang teregistrasi, naik 25% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebanyak 281.467 nama domain.
Ketua Pandi Yudho Giri Sucahyo mengatakan nama domain .id semakin dilirik dan diminati bukan hanya masyarakat dalam negeri saja, namun juga luar negeri seperti Amerika Serikat, Singapura, Tiongkok, Jerman, dan Australia.
"Hal ini tidak lepas dari strategi yang dimunculkan oleh Pandi dalam meningkatkan brand awareness nama domain .id seperti bidang olahraga, musik hingga pendidikan," katanya di Jakarta, Jumat (31/1).
Ia melanjutkan, demi bisa bersaing dengan pasar yang semakin kompetitif baik dalam maupun luar negeri, pihaknya telah menyiapkan strategi jitu dalam melebarkan volume pengguna domain .id di seluruh dunia.
Langkah awal, sambung Yudho, ialah melakukan rebranding pada logo, tagline, dan maskot di 2020.
"Pada logo baru terdapat tiga kombinasi warna, merah melambangkan keberanian, biru artinya trusted dan kredibel, dan hijau yang melambangkan teknologi," ujarnya.
Lalu tagline lama yang awalnya "my identity" diubah menjadi "express your freedom", diharapkan dapat meningkatkan daya saing agar Pandi dapat bersaing dan dikenal di internasional.
Sebaran nama domain .id pada 2019 sebesar 94,94% berada di Indonesia, dan 5,06% berada di luar negeri. Pertumbuhan nama domain dot id di luar negeri naik sebesar 0,67% dari kuartal II/2019.
Saat ini, nama domain .id yang aktif berjumlah 68,78%, sementara yang tidak aktif berjumlah 31,22%. Tahun ini, Pandi menargetkan pertumbuhan nama domain .id sebesar 35,02%, sehingga menjadi 472.569 nama domain.
Lebih lanjut, Yudho mengatakan di 2020 akan ada beberapa kerja sama lanjutan dan baru akan dimulai terhadap perusahaan, lembaga/instansi, organisasi dan lainnya.
"Yang pertama adalah kerja sama Pandi dengan Pengelola Nama Domain Australia (auDA), dan Pengelola Nama Domain Portugis (DNS.PT) untuk membentuk tim gabungan dalam proyek pengembangan pengelolaan domain dot TL (nama domain Timor Leste) yang dimotori dan difasilitasi oleh APTLD (Asosiasi Pengelola Nama Domain Tingkat Tinggi Asia Pasifik," ujarnya.
Siapkan Aksara Jawa
Yudho merencanakan pada 2020 skrip aksara Jawa atau Hanacaraka dapat digunakan untuk nama domain dot id. Langkah ini merupakan wujud upaya preservasi budaya Indonesia.
"Jadi domain dengan menggunakan skrip aksara Jawa ini bentuk melestarikan warisan budaya kita. Nantinya, aksara dari daerah lain seperti Sunda, Bugis, Lampung, Batak, dan lain sebagainya itu menyusul," katanya.
Selanjutnya, Pandi akan mendaftarkan Top Level Domain dengan menggunakan aksara hanacaraka (Internationalize Domain Name/IDN Hanacaraka) di Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) agar bisa dipergunakan di internet.
Untuk diketahui, ICANN merupakan organisasi dunia yang berwenang membuat nama dan nomor alamat internet (IP-Address) dan Top Level Domain (TLD). (RHEZA ALFIAN)