24 April 2018
15:02 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
KUTA — Per 23 April 2018 kemarin, penerbangan perdana dari Bali menuju Mumbai resmi dirilis. Penerbangan langsung yang hanya memakan waktu 7 jam dari Denpasar ke Mumbai, maupun sebaliknya , diyakini mampu mempercepat akses wisatawan yang hendak bepergian ke Pulau Dewata.
Adalah Garuda Indonesia Airlines, yang berinisiatif menjadi maskapai yang membuka jalur langsung ke negeri ikon Taj Mahal tersebut dari Bali. Konsul Jenderal India di Denpasar Suni Babu mengemukakan, dengan akses yang lebih cepat, para wisatawan pun bisa menghabiskan waktunya lebih lama untuk berlibur di Bali.
"Untuk penerbangan lain, ada transit yang membutuhkan waktu sekitar 3—6 jam bahkan 10 jam, tergantung penerbangannya," ujarnya ketika menghadiri penyambutan penerbangan perdana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kuta, Bali, Selasa (24/4), seperti dilansir Antara.
Untuk diketahui, penerbangan perdana Denpasar-Mumbai-Denpasar mulai beroperasi pada 23 April 2018. Pada tahap awal, akan dilayani penerbangan dengan rute tersebut selama dua kali seminggu, yakni tiap Senin dan Kamis pukul 15.40 WITA.
Penerbangan tersebut dilayani dengan armada pesawat berbadan besar jenis Airbus 330 seri 200. Di mana pesawat tersebut mampu mengangkut 222 penumpang.
Sunil optimistis, akses penerbangan langsung satu-satunya yang dilayani maskapai nasional Indonesia itu akan membuka pintu lebih banyak kedatangan turis India ke Indonesia khususnya Bali. Terkait wisatawan India, ia mengklaim, pertumbuhan singgahnya ke Bali sangat signifikan.
Bahkan ketika pariwisata Bali tengah lesu pada akhir 2017 karena aktivitas vulkanik Gunung Agung, jumlah wisatawan dari India tetap meningkat. "Desember tahun lalu wisatawan India ke Bali mencapai yang tertinggi, yakni 29 ribu atau hampir dua ribu orang per hari, meski saat itu penerbangan reguler belum stabil," imbuh Sunil.
Berdasarkan data BPS Bali, berdasarkan jumlah, turis India pada Desember 2017 yang berkunjung ke Bali tercatat menempati peringkat kedua dengan jumlah 28,5 ribu kunjungan. Angka ini hanya kalah dibandingkan wisman asal Australia yang diketahui sebanyak 95,8 ribu kunjungan.
Jumlah turis India pada Desember kemarin memang meningkat cukup drastis dibandingkan November 2017. Pertumbuhannya mencapai 37,9%. Padahal, di bulan November kunjungan turis India ke Bali tercatat hanya di angka 21,2 ribu.

Pertumbuhan Wisatawan
Secara tahunan, pertumbuhan wisatawan India ke Bali pun tampak signifikan, sebesar 26,6%. Pasalnya, masih menggunakan data yang sama, pada Desember 2016 jumlah wisman India yang berlibur ke Bali hanya bertengger di angka 23 ribu kunjungan.
Tidak terlalu berbeda jauh, Konjen India di Denpasar mencatat, selama tahun 2017 sebanyak 272 ribu wisatawan dari Negeri Anak Benua negeri sempat singgah ke Bali. Angka tersebut naik 150% dibandingkan kedatangan wisatawan India di Bali pada 2016 yang diketahui berada di angka 109 ribu kunjungan.
Untuk periode Januari-Februari tahun ini, Sunil melanjutkan, tercatat sudah sekitar 56 ribu turis India ke Bali. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.Yang mana kedatangan turis India ke Bali pada Januari-Februari 2017 tercatat menyentuh 24 ribu kunjungan.
Pertumbuhan signifikan itu bahkan terjadi ketika belum ada penerbangan langsung Bali-India. Dengan adanya penerbangan langsung, Sunil pun yakin kedatangan turis India ke Pulau Dewata akan kian terdongkrak.
Pihaknya mengapresiasi keputusan bisnis maskapai Garuda yang mengawali penerbangan perdana dari Mumbai. Pasalnya, bandara di kota itu merupakan yang terbesar di India dan menjadi penghubung utama dari kota-kota lain.
Setelah penerbangan perdana, rencananya pada Mei 2018 maskapai pelat merah tersebut akan menambah jadwal menjadi tiga kali dalam seminggu. Yang diharapkan akan makin membuat akses wisatawan India-Bali maupun sebaliknya kian lancar.
Sebelumnya kepada Validnews, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengungkapkan, sebenarnya banyak negara yang menginginkan adanya penerbangan langsung dari kota-kota besar di negaranya ke Bali. Contohnya saja pada akhir tahun kemarin, Pemprov Bali tengah menjajaki kerja sama penerbangan langsung dari London ke Bali.
Sayangnya, kondisi infrastruktur wisata Bali yang sudah terlalu padat di selatan, tidak memungkinkan adanya penerbangan langsung tersebut. Tidak hanya itu, ada pula kekurangan armada dari maskapai penerbangan nasional guna bisa memenuhi permintaan penerbangan langsung ke Bali.
“Armadanya kurang. Itu problemnya. Problem kita banyak loh. Meski pariwisata kita sudah maju di sini, problem kita di infrastruktur, hancur lebur kita,” tukasnya, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, pemerintah sangat mengandalkan Pulau Dewata dalam menjaring wisatawan mancanegara. Ditargetkan pada tahjn 2019, 8 juta kunjungan wisman dapat diserap Bali. Angka tersebut setara 40% dari target wisman nasional pada tahun yang sama sebanyak 20 juta kunjungan.

Tambah Frekuensi
Sementara itu, Maskapai Garuda Indonesia mencatat tingkat keterisian penumpang pada rute Mumbai, India menuju Denpasar, Bali, mencapai lebih dari 82% pada penerbangan perdana. "Ini angka yang cukup baik dan sangat baik bagi penerbangan perdana," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury.
Menurut Pahala, pihaknya sebelumnya melakukan promosi intensif menyasar pasar India sehingga mampu meraup keterisian penumpang pada rute ‘gemuk’ itu. Sekadar informasi, pada penerbangan perdana tersebut, GA-815 mengangkut sebanyak 192 penumpang dari total kapasitas mencapai 222 orang yang dilayani menggunakan pesawat Airbus 330 seri 200, dengan konfigurasi 36 kelas bisnis dan 186 kelas ekonomi.
Melihat animo penumpang ini, Pahala mengaku akan memperluas jaringan internasional di India melalui Bali. Salah satunya dengan rencana menambah frekuensi penerbangan India-Bali dari dua kali menjadi empat kali seminggu hingga akhir 2018.
"Ini semua karena tingginya minat wisatawan India ke Indonesia," kata Pahala.
Setelah itu pihaknya akan menambah menjadi tiga kali seminggu pada Juni dan berencana menambah menjadi empat kali sebelum akhir 2018. "Nanti kami akan lihat kemungkinan penjadwalan untuk 'winter' (musim dingin) yang baru akan dimulai akhir Oktober atau awal November, kami akan liat kesiapan kota lainnya," ucap Pahala.
Pahala melanjutkan kota lain yang potensial untuk dijajaki penerbangan langsung di antaranya New Delhi. Penerbangan di India tersebut diharapkan memperluas jaringan maskapai nasional Indonesia itu khususnya di kawasan Asia Selatan.
Dlam penerbangan perdana, burung besi berbadan lebar itu mendarat di Bali sekitar pukul 08.30 WITA dan langsung disambut dengan kucuran air sebagai tanda penyambutan penerbangan perdana atau "water salute". Untuk jadwal lanjutan, Pahala mengharapkan okupansi mencapai di atas 75% apalagi wisatawan dari India masuk ke Indonesia tidak memerlukan visa sehingga kemudahan itu memungkinkan mereka berkunjung ke Bali lebih besar.
Turut serta dalam penerbangan terbaru itu Pahala N Mansury dan Menteri Pariwisata Arief Yahya serta kedua jajaran masing-masing yang disambut tarian khas Bali, ketika memasuki terminal kedatangan internasional.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengharapkan dengan dibukanya penerbangan perdana itu akan mendongkrak turis India ke Indonesia khususnya Bali. "Kami sangat bersyukur, tiga tahun menunggu penerbangan India ke Bali. India merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi," ucapnya.
Arief mengatakan wisatawan dari India tumbuh signifikan ke Indonesia mencapai 485 ribu selama tahun 2017 atau mencapai 29%, jika dibandingkan tahun sebelumnya tanpa ada penerbangan langsung. Dengan penerbangan langsung itu, pihaknya optimistis bisa tumbuh hingga 40% menjadi sekitar 700 ribu orang.
Seorang penumpang dari Mumbai Jignesh Thakkar mengaku tidak menyia-nyiakan adanya penerbangan langsung tersebut untuk berwisata di Bali. Nama Bali, lanjut dia, sangat dikenal sebagian besar masyarakat India karena keindahan alam dan budaya yang mirip dengan negara tersebut.
"Sebagian besar teman saya merekomendasikan Bali sebagai tempat berlibur sekaligus kami ingin menghabiskan bulan madu," ucap Jignesh sesaat setelah mendarat di Pulau Dewata. (Teodora Nirmala Fau, Faisal Rachman)