c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

05 Maret 2019

20:01 WIB

Pendidikan Vokasi Jadi Potensi Kerja Sama Darwin-Sulsel

Terdapat pula peluang pemanfaatan Pelabuhan Makassar sebagai hub untuk pengiriman logistik dari wilayah Indonesia Timur langsung menuju Darwin

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pendidikan Vokasi Jadi Potensi Kerja Sama Darwin-Sulsel
Pendidikan Vokasi Jadi Potensi Kerja Sama Darwin-Sulsel
Ilustrasi. Petugas mengawasi aktivitas bongkar muat peti kemas saat peresmian Makassar New Port tahap I di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/11/2018). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe.

MAKASSAR – Pendidikan vokasi pun disinyalir dapat menjawab tantangan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di tengah penggenjotan revolusi industri 4.0. Pendidikan vokasi pulalah yang kini tengah dilirik oleh Australia untuk dibangun di Indonesia. Salah satunya di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.

Pembangunan ini untuk menyediakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian. Pasalnya, Pasar Tori-Tori di Perth, Australia akan membuka peluang lebih banyak bagi orang asing dengan kualifikasi dan kemampuan memadai, salah satunya di bidang bahasa, untuk bekerja di kawasan tersebut.

“Sehingga memungkinkan kita lebih banyak mengirimkan tenaga kerja yang punya keahlian untuk bekerja di Australia,” kata Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Darwin Northern Territory Australia, Dicky Soerjanatamihardja, seperti dilansir Antara, Selasa (5/3).

KJRI Darwin itu bertemu dengan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, guna membahas kemungkinan kerja sama antarwilayah di kedua negara. Hal ini mengingat Sulawesi Selatan memiliki sejumlah potensi ekonomi yang bisa dikembangkan.

Terkait dengan Pasar Tori-Tori, selain pembahasan tentang pembangunan pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, keduanya juga membahas sistem operasional antara pasar tersebut dengan Tana Toraja dan Toraja Utara. Sistem operasional diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata kedua wilayah.

Keduanya juga membahas tentang keikutsertaan Sulsel pada Arafura Games, sebuah kompetisi olahraga internasional yang akan dihelat di Darwin, Australia, pada akhir April sampai Mei mendatang. Dalam kompetisi itu, persahabatan dengan wilayah-wilayah di negara lain kemungkinan terjalin.

Selain itu, pembahasan tentang pemanfaatan Pelabuhan Makassar sebagai hub untuk pengiriman logistik dari wilayah Indonesia Timur langsung menuju Darwin juga dilakukan.

“Memanfaatkan keberadaan Pelabuhan Makassar sebagai hub untuk wilayah Indonesia Timur  untuk langsung ke Darwin, di luar perjalanan ke Sydney. Tapi, kami juga berharap agar Pelabuhan Darwin untuk menerima logistik yang datang dari Makassar,” tuturnya.

Hal ini didukung Andi Sudirman Sulaiman. Ia mengatakan akan membuka diskusi dengan beberapa pelaku usaha untuk turut berpartisipasi mengembangkan potensi di Sulsel.

“Membuka diskusi beberapa pelaku usaha yang akan kami lakukan. Potensi-potensi yang ada di Sulsel dan kerja sama yang dibahas antara pengusaha kita dengan pengusaha Australia untuk masalah direct call ini,” katanya seperti dilansir Antara, Selasa (5/3).

Menurutnya, direct call port sangat penting untuk pengiriman langsung tanpa hambatan ke Darwin.

Selain Pelabuhan Makassar, Sulsesl juga memiliki Pelabuhan Garongkok yang dinilai dapat menjadi jantung percepatan pembangunan, terutama di wilayah Barru. Pembangunan infrastruktur di daerah itu memang terus digenjot untuk mendukung pengembangan pariwisata.

Untuk diketahui, Januari lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui pintu masuk Makassar mencapai 839 orang. Angka ini meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan jumlah 826 kunjungan. Dibandingkan Desember 2018,  nilai ini menurun 40,33% dari sebelumnya sebesar 1.406 kunjungan.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah telah memperkenalkan “Green Highland” yang berlokasi di Lappa Loana, Desa Harapan, Kecamatan Tanete Riaja sebagai destinasi wisata.

“Green Highland ini menawarkan pemandangan eksotis dengan padang rumput yang luas,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (5/3).

Ia mengatakan, Green Highland itu juga dilengkapi dengan wahana flying fox sepanjang 2,7 ribu meter dan gazebo. Kawasan yang sering digunakan untuk camping ground dan mountain bike ini, menurutnya, masih dapat terus dikembangkan. (Sanya Dinda)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar