c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

21 Juli 2020

18:17 WIB

Pembatasan Kunjungan Desa Baduy Lancarkan Pelestarian Tradisi

Pembatasan kunjungan akan menyaring wisatawan yang akan mengunjungi Kawasan Adat Suku Baduy

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pembatasan Kunjungan Desa Baduy Lancarkan Pelestarian Tradisi
Pembatasan Kunjungan Desa Baduy Lancarkan Pelestarian Tradisi
Warga Baduy luar melakukan aktivitas di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa (7/7/2020). Lembaga Adat Baduy mengirim surat permohonan kepada Presiden Joko Widodo untuk menutup atau menghapus wilayah Baduy, Lebak, Banten dari lokasi tujuan wisata karena merasa terganggu kedatangan wisatawan yang mencemari lingkungan sekitar. ANTARAFOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

JAKARTA – Pengamat Pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru menyebutkan pembatasan kunjungan ke desa Suku Baduy tak hanya mendorong pelestarian kebudayaan setempat. Pembatasan justru mendukung pariwisata Baduy.

Pembatasan kunjungan dipandang sesuai dengan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan, berkualitas, dan tidak berorientasi pada kunjungan wisata secara masif.

"Pembangunan pariwisata berkelanjutan dari perspektif budaya akan membantu proses pelestarian nilai, norma, dan tradisi yang ada dengan membatasi interaksi antara masyarakat Suku Baduy dengan wisatawan," kata Chusmeru saat dihubungi Validnews, di Jakarta, Selasa (21/7).

Budaya Suku Baduy yang masih autentik menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Karena itu, pembatasan kunjungan yang turut menjaga budaya Baduy, justru meningkatkan daya tarik.

Menurutnya, pembatasan kunjungan tidak akan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke desa Suku Baduy. Sebab, kata Chusmeru, pembatasan justru akan membuat rasa penasaran wisatawan semakin terpacu untuk mengunjungi tempat itu.

"Secara kualitas juga akan terseleksi wisatawan yang benar-benar berkunjung ke Suku Baduy. Yang penting, masyarakat Baduy tetap mampu melestarikan kebudayaan mereka," tutur Chusmeru.

Meski, diakui pembatasan kunjungan ke Desa Suku Baduy berdampak pada Pendapatan Asli Daerah atau PAD dan pendapatan desa dari sektor pariwisata yang akan berkurang.

"Selama ini Suku Baduy diuntungkan dengan kehadiran wisatawan karena hasil kerajinan dan industri kecil menjadi sumber pendapatan bagi mereka," tandas Chusmeru.

Baca Juga:

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyampaikan dukungannya atas permintaan masyarakat Suku Baduy untuk membatasi kunjungan wisatawan yang datang di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari mengatakan, wisatawan yang hendak berkunjung ke perkampungan Suku Baduy seyogianya menghormati dan mematuhi aturan adat yang sudah ada.

Hari juga menjelaskan pihaknya akan menampung segala aspirasi yang disampaikan oleh masyarkat setempat yang diwakili tetua adat.

Selain itu, ia juga mempertimbangkan untuk merancang aplikasi pusat informasi dan sarana pendaftaran bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kawasan Adat Suku Baduy.

"Jadi siapa yang datang kapan mau datang kalau sudah melebihi batas pengunjung akan ada pemberitahuan bahwa kapasitasnya sudah berlebih. Sehingga kita tidak terulang ada ribuan orang yang belum tentu mendatangkan manfaat," pungkasnya. (Yoseph Krishna)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar