c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 November 2019

14:02 WIB

Pelindo I Gandeng Belanda dan China Kembangkan Kuala Tanjung

Pelabuhan Indonesia masih kalah dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh Malaysia dan Singapura di sepanjang Selat Malaka

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pelindo I Gandeng Belanda dan China Kembangkan Kuala Tanjung
Pelindo I Gandeng Belanda dan China Kembangkan Kuala Tanjung
Pekerja melakukan proses pembangunan dermaga Terminal Multi Purpose Pelabuhan Kuala Tanjung milik Pelindo I, di Batubara, Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia I menggandeng investor dari Belanda dan China melalui Port of Rotterdam Authority dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co, Ltd untuk menggarap fase 2 Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara.

Kerja sama tersebut juga untuk mengoptimalkan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung serta Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional dan Kawasan Industri Kuala Tanjung.

Penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara ketiga pihak dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo 1 Dian Rachmawan, Direktur PT Pelabuhan Rotterdam Indonesia André G.F. Toet yang mewakili Port of Rotterdam Authority, dan President Director Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co, Ltd. Gong Liming di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (14/11).

“Penandatanganan HoA antara Pelindo 1, Port of Rotterdam Authority dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co, Ltd. bertujuan untuk bekerja sama pada proyek pengembangan Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan kawasan industri yang letaknya berada di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara,” kata Dian, dikutip dari Antara.

Ruang lingkup dari HoA ini, lanjut Dian, meliputi pengembangan dan manajemen Pelabuhan Internasional dan Kawasan Industri Kuala Tanjung untuk menjadi pelabuhan dan kawasan industri kelas dunia. Termasuk untuk pengembangan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal, optimalisasi Kuala Tanjung Multipurpose Terminal dengan mengadakan pelayaran langsung dari Kuala Tanjung ke Ningbo dan sebaliknya. Serta, joint workshop untuk menyusun rencana bisnis dan ketentuan komersial yang layak dengan menyertakan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sebagai bagian dari keseluruhan proyek.

Dengan penandatanganan HoA ini, Dian berharap semakin banyak kargo yang akan masuk melalui Kuala Tanjung Multipurpose Terminal, serta mampu mempercepat pengembangan kawasan industri di Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan pelabuhan sehingga mampu mendorong perekonomian wilayah maupun nasional.

“Pelindo I akan terus berupaya mewujudkan visi kami, menjadi gerbang utama Indonesia ke jaringan logistik global dengan mewujudkan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub internasional,” kata Dian.

Dalam kesempatan sama, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Ihsanudin Usman mengatakan dengan kerja sama tersebut bisa mengoptimalkan potensi Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai salah satu pelabuhan yang beroperasi di jalur pelayaran tersibuk di dunia, yaitu Selat Malaka.

“Prosesnya cukup panjang, karena benar-benar green field, dari yang tidak ada pelabuhan menjadi pelabuhan. Kerja sama ini pun didorong oleh pemerintah, untuk Zhejiang kami dapatkan dari Kemenko Maritim dan Port of Rotterdam dari Kementerian BUMN,” ujarnya.

Menurut Ihsanuddin, Indonesia masih kalah dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh Malaysia dan Singapura di sepanjang Selat Malaka. Karena itu, dengan menggandeng dua perusahaan besar dari Belanda dan China diharapkan banyak industri yang berinvestasi di pelabuhan yang akan menjadi hub internasional tersebut.

Ia menilai Kuala Tanjung ditopang oleh industri yang sangat besar, yakni minyak sawit mentah (crude palm oil) dan karet.

Sebagai informasi, Pelabuhan Kuala Tanjung ini sudah beroperasi sejak Desember 2018 dan telah melakukan ekspor perdananya sebanyak 205 TEUs dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 505. Ekspor kedua dilakukan pada tanggal 14 Februari 2019 dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 507 dan membawa muatan 261 TEUs.

Semua kegiatan ekspor tersebut telah direct call atau pengiriman dilakukan langsung ke berbagai negara di Asia, seperti China, Singapura, Malaysia, India, dan negara lainnya tanpa perlu transit.

Saat ini, Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dan didukung sistem IT yang terintegrasi. Selain itu, untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, Pelabuhan Kuala Tanjung akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.

Pelabuhan ini berkapasitas 600 ribu TEUs juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.

Seperti diketahui bahwa pemerintah tengah menyiapkan tujuh pelabuhan yang akan menjadi hub internasional, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatra Utara, Tanjung Perak di Surabaya, Kijing di Pontianak, Bitung di Sulawesi Utara, Pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan, dan Pelabuhan Sorong di Papua Barat. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar