c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 September 2019

17:06 WIB

Pegiat E-Sports Bertambah Signifikan Tiap Tahun

Para gamer atau penyuka gim di Indonesia, didominasi para pekerja kantoran

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pegiat E-Sports Bertambah Signifikan Tiap Tahun
Pegiat E-Sports Bertambah Signifikan Tiap Tahun
Ilustrasi kompetisi gim online. ANTARA FOTO/Fanny Octavianus

JAKARTA – Masa depan industri gim di Tanah Air diyakini kian cerah. Dari survei terbaru, terpapar bahwa para gamer atau penyuka gim di Indonesia, didominasi para pekerja kantoran yang rela juga merogoh koceknya untuk membeli aplikasi gim atau mengaksesnya lewat jaringan internet.

Riset Newzoo, organisasi yang berfokus pengumpulan data dan riset gaming, mencatat bahwa kini ada 43,7 juta gamers di Indonesia. Dan, 55 % dari pemain gim ini rela mengeluarkan uang untuk hobi itu. Dari jumlah pegiat e-Sports pun kian bertambah. Ada pertumbuhan signifikan tiap tahunnya.

"Jika dilihat dari pertumbuhan tahunan pegiat e-Sports di Indonesia mencatatkan angka 38,2% per tahun," ungkap Chairwoman IDBYTE 2019 Sintha Dhanurwardoyo, Jumat (13/9). IDBYTE 2019   bertema Gaming for Change sendiri, adalah agenda olahraga elektronik (e-Sports) yang digelas di ICE BSD Tangerang pada 13–14 September 2019.

Shinta menjelaskan, kegiatan tersebut digelar untuk mengedukasi masyarakat akan potensi dan manfaat positif yang bisa dihasilkan dari industri e-Sports. Diyakininya, Indonesia adalah salah satu pasar potensial industri e-Sports di Asia Tenggara. Sejak 2017, industri ini sudah menorehkan keuntungan US$ 880 juta dolar, atau setara dengan 12 triliun rupiah.

Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini dalam pemaparan bisnis, juga menjelaskan, meski banyak golongan umur anak dan remaja yang mengikuti perlombaan e-Sport, baik tingkat lokal, nasional, bahkan internasional, para penyuka gim juga ternyata adalah orang dewasa. Dari data yang dimiliki provider ini, sebagian besar pemain gim adalah pekerja kantoran. Hal ini berdasar pemakaian mereka melalui program Simpati, yakni layanan telekomunikasi dan data berlangganan.

Paparan Emma tersebut juga didukung oleh data yang dikeluarkan oleh Newzoo. Organisasi riset gaming ini menyebutkan, 45% pemain gim di Indonesia datang dari kalangan pekerja kantoran. “Hanya ada 10% saja gamer yang berasal dari kalangan pelajar,” ungkapnya.

Gim Tiongkok
Data yang sama menjabarkan, rata-rata usia yang bermain gim ada di usia 21 hingga 40 tahun. Mereka menduduki porsi 53%. Sedangkan untuk gamer yang berada pada usia 10 sampai 20 tahun hanya 34%.

Tak ketinggalan, dia juga menyebutkan bahwa kesenjangan gender antar gamer di Indonesia sangat kecil. Khusus di Tanah Air, sebanyak 51% pemain adalah pria. Sisanya, 41 % adalah wanita.

Yang menjadi perhatian, adalah dominasi gim dari Tiongkok. Sebanyak 60 persen gim terlaris di platform mobile datang dari Tiongkok. Sedang yang berasal dari Eropa, ada di posisi kedua dengan total 18 %persen. Sementara gim dari Jepang di posisi ketiga dengan 10 %.

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, mengaku juga kerap bermain gim. “Saya bermain gim Mobile Legend (di waktu luang),” katanya.

Dikutip dari Antara, menteri yang biasa disapa Chief RA ini mengatakan, salah satu karakter yang disukainya adalah karakter Gatotkaca.

Namun, ditekankannya, bahwa Indonesia seharusnya tak hanya pasar gim. Tapi berperan penuh di industri gim dunia.

“Saya tidak ingin sampai muda-mudi kita bermain gim saja. Saya ingin ke depannya industri gim, terutama dalam pengembangan gim bisa terus berkembang. Contohnya di Jogja sana, kan Gameloft sudah punya kantor di Indonesia. Yang kerja orang Indonesia,” sergahnya.

Ia meyakini, industri ini akan tumbuh baik. “Kalau kita lihat (pendapatan esport) Indonesia kan baru US$ 1,2 miliar dari katakanlah US$ 6 sampai US$ 7 miliar (pendapatan e-sports) di ASEAN. Itu kan hanya sekitar 20%, tidak lebih dari 30% lah (dari populasi) Indonesia, padahal populasi Indonesia 40% (dari total populasi ASEAN,” ujarnya lagi.

Di saat sama, ia juga menyinggung mengenai satu gim terbaru lainnya yang dikembangkan oleh pengembang gim di Tanah Air. Gim bernama Gatotkaca itu sudah dicobanya beberapa waktu lalu.

Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 200 perusahaan gim. Sayangnya, persoalan utama adalah investasi. Dalam perhitungan investasi, setahunnya ada US$ 2 juga diinvestasikan banyak pengusaha pada industri gim lokal. Namun, jumlah ini hanya seberapanya investasi pihak luar. (Rikando Somba)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar