03 Agustus 2020
08:58 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR tengah menyelesaikan revitalisasi kawasan Saribu Rumah Gadang yang merupakan cagar budaya di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan tersebut pada intinya mencakup pemugaran Rumah Gadang dengan melibatkan tukang-tukang “tuo” yang memiliki keahlian dalam membuat ornamen bangunan, seperti motif ukiran.
"Keahlian ini perlu terus dipelihara, sehingga kegiatan pemugaran ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat setempat dalam memelihara tradisi dan keahlian yang unik ini," kata Menteri Basuki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (3/8).
Dalam masterplan Kawasan Saribu Rumah Gadang, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah atau BPPW Sumatra Barat merancang pemugaran 33 rumah tradisional.
Rencana induk itu juga mencakup penataan lansekap kawasan, serta pembangunan Menara Songket sebagai landmark, dan fasilitas untuk wisatawan lainnya. Mulai dari bangunan pusat informasi, kios souvenir, panggung, ruang terbuka hijau, serta pekerjaan mechanical, electrical, and plumbing kawasan.
Dari total rencana 33 rumah gadang sejak 2019, saat ini tengah dikerjakan 28 unit yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020 dengan alokasi APBN TA 2019-2020 sebesar Rp69,7 miliar.
"Kawasan SRG dengan luas 26,3 hektare memiliki aset budaya luar biasa, terdiri dari ratusan benda cagar budaya yakni rumah gadang, masjid, surau dan makam. Pposisinya berkelompok, sebagian diantaranya sudah berumur ratusan tahun," ujar Menteri Basuki.
Revitalisasi tersebut dimulai dari proses identifikasi dan inventarisasi kerusakan hingga proses perencanaan yang melibatkan tim dari Pusat Dokumentasi Arsitektur dan tim dari Universitas Bung Hatta yang merupakan arsitek Rumah Gadang.
Pekerjaan tersebut dilakukan dengan kontraktor pelaksana yakni PT. Wisana Matra Karya dan konsultan perencana PT. Jakarta Konsultindo yang dikerjakan sesuai protokol pencegahan covid-19, seperti kewajiban bermasker dan menjaga jarak fisik.
Lokasi Kawasan SRG sendiri berjarak sekitar 147 km dari pusat Kota Padang, Sumatra Barat dengan waktu tempuh berkisar antara 3,5–4 jam menggunakan kendaraan roda empat.
Basuki pun berharap pekerjaan tersebut dapat meningkatkan kualitas destinasi, sarana, dan prasarana wisata sehingga membuat wisatawan lebih nyaman dan menjadi tambahan daya tarik yang akan berdampak positif bagi perekonomian setempat.
Diketahui, selain terkenal karena atraksi budaya, Solok Selatan juga memiliki keindahan alam, salah satunya Gunung Kerinci yang merupakan gunung api aktif tertinggi di Asia Tenggara.
"Dari Kawasan SRG, layer lansekap gunung menjadi latar belakang yang bisa dilihat dan itu mengagumkan," tandas Menteri Basuki.
Ilustrasi pariwisata Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Dihajar Covid-19
Sebelum wabah corona merebak, Sumatra Barat tengah menggenjot kunjungan wisatawan asing. Salah satu pasar yang dibidik adalah China.
Dilansir dari Antara, 26 Januari 2020, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial menyampaikan pihaknya merencanakan penggunaan dua pesawat carter dua kali sebulan, demi mendatangkan wisatawan asal Negeri Panda.
Ia menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Sumbar per tahun sebanyak 57 ribu orang. Dengan rencana itu, jumlah kunjungan bisa bertambah 4.200 orang per tahun.
Wisatawan asal China, lanjutnya, memberikan manfaat secara ekonomi lantaran masa tinggal yang lebih lama ketimbang turis negara lain. Rata-rata wisatawan China menginap hingga lima hari empat malam, sementara turis asing negara lain hanya menginap 2,9 hari di Sumbar.
Sementara, angka rata-rata uang dibelanjakan wisatawan asing mencapai Rp11 juta dan wisatawan lokal Rp600 ribu per hari.
Badan Pusat Statistik atau BPS Sumatra Barat mencatat selama April dan Mei 2020 kunjungan wisatawan asing ke provinsi ini nihil karena adanya pandemi covid-19.
"Jika pada Maret 2020 masih ada 2.495 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar, namun pada April dan Mei 2020 turun 100% atau tidak ada sama sekali kedatangan," kata Kepala BPS Sumbar, Pitono di Padang, Jumat (3/7).
Ia menyebutkan pada Januari sampai April 2020 terdapat 10.874 wisatawan asing yang telah berkunjung ke Sumbar. Didominasi dari Malaysia 8.831 orang, Australia 296 orang dan China 255 orang. (Yoseph Krishna)