20 Agustus 2019
13:41 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rehabilitasi kualitas jalan lintas tengah Jawa tahun 2019 ini. Rehabilitasi tersebut mencakup pemeliharaan rutin jalan sepanjang 20,64 km; pemeliharaan rutin kondisi sepanjang 25,12 km; dan rehabilitasi mayor sepanjang 10,87 km. Ada pula rekonstruksi jalan sepanjang 0,9 km; pekerjaan holding sepanjang 10,87 km; dan pemeliharaan jembatan dengan total panjang 597,7 km.
“Pada pekerjaan preservasi paket ini dilakukan rehabilitasi mayor sepanjang 10,5 km yang meliputi perbaikan eksisting, penambalan jalan berlubang, dan pengaspalan jalan 2 lapis,” tutur Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Akhmad Cahyadi, seperti keterangan tertulis, Senin (19/8) malam.
Akhmad melanjutkan, rencananya akan ada enam ruas jalan yang dikerjakan. Dua di antaranya adalah pelapisan aspal karet sepanjang 4,8 km. Ruas Sokaraja-Kaliori sepanjang 2,9 km dan Patikraja-Rawalo sepanjang 1 km menggunakan aspal karet seluruhnya. Kemudian, ruas Patikraja-Rawalo sepanjang 0,9 km menguatkan aspal modified.
Alasan penggunaan campuran aspal karet, menurut Akhmad, karena dianggap dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur. Sejauh ini, ia, Kementerian PUPR telah mengadakan penggunaan aspal karet untuk pengaspalan jalan di beberapa lokasi jalan nasional. Beberapa jalan tersebut seperti di ruas Ciawi-Sukabumi dan Jalan BTS Karawang-Cikampek.
Selain menggunakan aspal karet, lanjutnya, BBPJN VII melalui Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah merehabilitasi kualitas jalan pada ruas Purwokerto-Patikraja dengan mengganti jalan aspal menjadi beton rigit. PT Satria Buana Pamula Sakti tercatat menjadi kontraktor untuk pengerjaan konstruksi preservasi jalan tersebut.
Rehabilitasi tersebut Akhmad menyebut, akan didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 itu sebesar Rp 49,7 miliar.
Masa pelaksanaannya berlangsung selama 343 hari sejak kontrak 23 Januari dan ditargetkan selesai 31 Desember 2019. Saat ini, Akhmad menyebut progres seluruh pekerjaan mencapai 57,3%. Lebih cepat dari rencana sebesar 53 persen.
“Penanganan Jalur Lintas Tengah Jawa untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pengendara karena penghubung antara jalur Lintas Selatan dengan Tol Trans Jawa, dan juga jalur Pantai Utara (Pantura),” ujar Akhmad.
Selain preservasi jalan, ia mengatakan, peningkatan kualitas jalan juga dilakukan dengan pembenahan dan pembuatan drainase baru sepanjang 3,6 km. Pembangunan drainase dengan konstruksi baru berada di ruas Purwokerto-Patikraja (350 meter), sedangkan konstruksi beton berada di Jalan Veteran (250 meter); dan beberapa spot di ruas Purwokerto-Patikraja-Rawalo-Sukoraja-Kaliori (3 km).
Baginya, pembangunan drainase jalan yang terhubung dengan sistem drainase lingkungan sangat penting. Sebab, pembangunan tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya genangan. Sehingga, pembangunan drainase bisa memperpanjang usia layanan jalan.
Sebagian ruas yang dalam pengerjaan juga dilengkapi lampu penerangan menggunakan solar cell. Khususnya, ruas yang melintasi wilayah kota/kabupaten dan titik-titik rawan kecelakaan.
Pada 2020, peningkatan ruas yang belum ditangani akan dilanjutkan melalui pelebaran jalan dengan lebar kurang dari 7 meter, atau sekitar 4,5 hingga 5,5 meter, sepanjang 21,7 km.
Ada pun ruasanya seperti di ruas Bts. Kabupaten Banyumas-Klampok (7 km), Klampok-Bts. Kota Banjarnegara (12,8 km), dan ruas Bts. Kota Banjarnegara-Bts. Kabupaten Wonosobo (1,9 km).
Kemudian, diusulkan pelebaran jalan pada paket Ajibarang sepanjang 1,8 km yakni ruas Buntu-Banyumas (800 meter) dan Banyumas-Bts. Kabupaten Banjarnegara (1 km). (Agil Kurniadi)