c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

08 Februari 2020

18:00 WIB

PT Timah Diminta Mengolah Tanah Jarang

Komoditas tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku beragam industri

Editor: Agung Muhammad Fatwa

PT Timah Diminta Mengolah Tanah Jarang
PT Timah Diminta Mengolah Tanah Jarang
Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Maha Eka Swasta

JAKARTA – Komisi VI DPR-RI meminta PT Timah Tbk memproduksi dan mengomersialisasi logam tanah jarang yang bernilai tinggi, untuk meningkatkan kontribusi perusahaan kepada pemerintah serta masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Apalagi kegunaan logam tanah jarang sangat beragam, mulai dari kebutuhan industri keramik, pupuk, bahan bakar, baterai, elektronik, komputer, komunikasi, otomotif, hingga teknologi nuklir.

"Sampai hari ini tanah jarang ini belum diproduksi secara komersial untuk kebutuhan industri elektronik dunia," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal di Pangkal Pinang, dilansir dari Antara, Sabtu (8/2).

Ia mengatakan, dengan perkembangan kemajuan teknologi dan industri elektronik yang begitu pesat, seharusnya PT Timah dapat memproduksi tanah jarang agar komoditas itu bisa jadi bagian penting dari perkembangan industri.

Logam tanah jarang sangat berperan dalam program pengurangan ketergantungan energi fosil bagi alat transportasi karena merupakan bahan penting dalam pengembangan mobil hybrid.

"Apabila mineral ikutan timah ini dikomersialkan maka PT Timah tidak lagi rentan terhadap fluktuasif harga timah dunia yang selalu naik turun. Kalau kondisi harga timah dunia naik, PT Timah untung. Sebaliknya jika turun maka perusahaan berpelat merah itu merugi," ujarnya.

Menurut dia, sistem pengelolaan tanah jarang yang sudah dicoba PT Timah sudah ketinggalan zaman dan kurang efektif. Dia menyarankan perseroan bekerja sama dengan pembeli langsung, agar proses produksi tanah jarang ini benar-benar tepat sasaran.

"Tanah jarang ini bukan komoditas yang umum diperjualbelikan dengan mudah. Oleh karena itu, PT Timah langsung melakukan kerja sama dengan perusahaan pengelolaan mineral ikutan timah tersebut," katanya.

Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Batan telah melakukan kajian mengelola tanah jarang.

"Saat ini kita belum memproduksi secara komersial karena pengelolaan mineral ikutan ini membutuhkan teknologi dan peralatan canggih yang membutuhkan biaya yang cukup besar," katanya. (Nadia Kurnia)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar