c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Desember 2020

13:00 WIB

PLN Sediakan Akses Modal Elektrifikasi Pertanian

Pembiayaan elektrifikasi pertanian bisa diakses petani mitra PLN yang belum menjadi nasabah Bank Mandiri

Editor: Agung Muhammad Fatwa

PLN Sediakan Akses Modal Elektrifikasi Pertanian
PLN Sediakan Akses Modal Elektrifikasi Pertanian
Seorang warga mencoba alat

JAKARTA – PLN berupaya memudahkan pelaku usaha sektor pertanian mendapatkan akses listrik untuk mendorong peningkatan produktivitas, dengan bekerja sama dengan Bank Mandiri.

Kedua belah pihak melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Layanan Perbankan untuk Mendukung Electrifying Agriculture.

Penandatanganan tersebut dilakukan secara daring oleh Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dan Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, Selasa (29/12).

Dukungan kedua BUMN disinergikan melalui penyediaan layanan perbankan berupa pembiayaan bagi para pelanggan atau calon pelanggan yang akan digunakan untuk berpartisipasi dalam program electrifying agriculture dari PLN. Kerja sama ini juga meliputi sosialisasi dan pemasaran bersama, serta pertukaran data dan informasi untuk mendukung program elektrifikasi pompa irigasi tersebut.

Bob Saril menyampaikan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor besar penggerak perekonomian negara, terutama saat pandemi covid-19.

“Hal ini tentu memberi semangat bagi kami untuk bersinergi dengan pemerintah, pelaku usaha tani dan pemangku kepentingan lain, dalam memperluas dukungan listrik untuk peningkatan produktivitas, mendorong efisiensi para pelaku usaha tani dan mendukung penggunaan energi ramah lingkungan di sektor pertanian,” ujar Bob pada acara yang disiarkan secara daring, kemarin.

Tak hanya di sektor pertanian, program ini juga mendorong produktivitas di sektor perikanan, perkebunan, dan peternakan.

Kolaborasi BUMN ini, PLN harap dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pemberdayaan SDM pertanian, sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini tengah terpukul pagebluk.

Aquarius menjelaskan, pembiayaan berupa kredit mikro produktif akan diberikan Mandiri kepada petani mitra PLN, menggunakan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Permodalan untuk elektrifikasi pompa irigasi di sektor pertanian ini, akan diberikan setelah petani mengajukan permohonan kepada PLN.

Pada tahap awal, potensi lahan pertanian yang akan tergarap pembiayaan ini mencapai sekitar 69 ribu hektare, di wilayah Madiun. Jumlah itu, terhitung baru mencakup 67% dari total 104 ribu hektare sawah di daerah tersebut.

“Nah ini bisa nanti menjadi pipeline kita bersama, untuk kita bantu mereka mendapatkan pembiayaan dari bank Mandiri. Sehingga betul-betul dapat mendorong produktivitas pertanian, serta mendorong penggunaan listrik secara tepat guna,” ujar Aquarius.

Khusus untuk kerja sama ini, sebagai tahap piloting di Kabupaten Madiun-Ponorogo, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan kepada 23 petani mitra PLN, dengan total plafon Rp2,7 miliar

Dia menjelaskan, penyaluran program KUR untuk sektor pertanian menjadi salah satu prioritas Bank Mandiri. Mengingat, sektor ini merupakan sektor produksi yang penting untuk meningkatkan produksi pangan dan menyerap tenaga kerja.

Aquarius menjelaskan, investasi dan modal kerja dalam bentuk KUR, dipilih karena skema ini dinilai lebih muda diakses dan berbiaya rendah. Ia menginformasikan bahwa hingga November 2020, Bank Mandiri sudah menyalurkan KUR hampir Rp3 triliun untuk sektor pertanian.

“Salah satu keistimewaan program ini adalah pembiayaan ini bisa diakses oleh petani mitra PLN yang belum menjadi nasabah Bank Mandiri. Asalkan mendapat rekomendasi dari PLN,” ungkapnya.

Dengan pendekatan ini, tambah Aquarius, pihaknya optimis dapat terus meningkatkan penyaluran KUR secara optimal sesuai target. Buktinya, penyaluran KUR Bank Mandiri per November 2020 telah mencapai Rp21,36 triliun kepada 242.948 debitur.

Petani Bawang di Serang-Banten bernama Hasbi mengaku dapat menghemat biaya operasional hingga lebih dari 50%, setelah menggunakan listrik yang dipasang PLN.

Saat masih menggunakan mesin diesel, ia perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp77 ribu per hari untuk membeli BBM 12-14 liter, yang dipakai mengalirkan air dari sungai ke kebun sejauh 1280 meter.

Sementara, biaya yang dikeluarkan saat menggunakan listrik hanya sekitar Rp32 ribu per hari, dengan pemakaian energi rata-rata 4,5 kWh per jam, dikalikan 5 jam waktu pemenuhan bak. Pasalnya, saat menggunakan diesel, petani perlu 16 jam agar bak air penuh. Namun saat menggunakan listrik, bak air penuh dalam waktu 5 jam.

“Biasa start dari jam 6 pagi, kemudian berhenti nanti jam 10 malam. Dengan adanya pompanisasi dari PLN, maka kami coba untuk beralih. Start jam 6 pagi, jam 11 siang air sudah penuh,” ujar Hasbi. (Zsazya Senorita)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar