c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 Juni 2019

08:46 WIB

OPIC Jajaki Pembangunan PLTS di Bali

Proyek pembangkit listrik tenaga surya itu akan menjadi investasi kedua OPIC di bidang energi Indonesia setelah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

OPIC Jajaki Pembangunan PLTS di Bali
OPIC Jajaki Pembangunan PLTS di Bali
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berada dikawasan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

JAKARTA – Usai melirik pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu di Sulawesi, Badan Kerja Sama Investasi Swasta Luar Negeri (OPIC) Amerika Serikat tengah menjajaki penanaman modal untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Bali.

"Saat ini kami tengah menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, tapi karena masih rahasia, saya tidak akan mengemukakan terlalu banyak detailnya, yang jelas kami akan mengumumkannya dalam waktu dekat," kata Kepala Staf OPIC Eric Jones di Kediaman Duta Besar AS di Jakarta, Senin (4/6), dikutip dari Antara.

Proyek pembangkit listrik tenaga surya itu akan menjadi investasi kedua OPIC di bidang energi Indonesia setelah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan.

Meskipun menolak membocorkan detail rencana investasi di Bali, sebagai gambaran investasi di sektor energi di Indonesia, OPIC menanamkan modal sebesar US$120 juta (setara sekitar Rp1.7 triliun) untuk pembangunan PLTB Sidrap yang memiliki kapasitas 75 megawatt.

"Kami yakin dalam tahun ini, atau paling lambat akhir tahun ini, kami akan dapat mengumumkan proyek-proyek yang akan kami biayai, termasuk proyek peningkatan kapasitas bagi pengguna internet di Indonesia dan Asia Tenggara," kata Jones.

Selain di bidang energi terbarukan, OPIC juga tengah menjajaki potensi untuk ikut serta dalam proyek Mode Raya Terpadu (MRT) Jakarta tahap kedua.

Ketertarikan itu dikonfirmasi oleh Direktur Pelaksana OPIC Asia-Pasifik Geoffrey Tan yang turut mendampingi Eric Jones dalam kunjungannya di Jakarta.

"Pada dasarnya kami tertarik. Kami mengunjungi proyek MRT tahun lalu dan mengerti bahwa rencana yang ditawarkan adalah fase kedua, karena itu kami menunggu pihak MRT untuk melanjutkan pembicaraan karena kami hanya bekerja di sektor swasta, sementara MRT saat ini dikerjakan publik-swasta," kata dia.

Saat ini, OPIC memiliki portofolio investasi sebesar US$3.1 miliar untuk 75 proyek di kawasan Indo-Pasifik, termasuk di Indonesia. Sementara itu, sejak 1974, OPIC telah mengucurkan US$2,2 miliar baik dalam bentuk pendanaan maupun asuransi untuk 115 proyek di Indonesia.

Indonesia menjadi negara ketiga yang dikunjungi Eric Jones dalam lawatannya ke wilayah Indo-Pasifik setelah Malaysia dan Singapura.

Dari Indonesia, kepala staf OPIC akan bertolak ke Laos, masih dalam kapasitasnya untuk mempromosikan investasi swasta AS sebagai alternatif untuk pembiayaan proyek-proyek berkesinambungan.

Menilik data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor listrik, gas dan air merupakan sektor yang paling diminati investor asing. Dari total realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) periode Januari–Maret 2019 sebesar US$6,08 miliar, sektor listrik, gas dan air mencetak angka realisasi US$1,52 miliar atau 25%nya. Realisasi investasi tersebut mencakup 236 proyek. Adapun total proyek PMA pada kuartal I tersebut mencapai 9.815 proyek.

Sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi menempati urutan kedua minat investor asing. Yakni dengan total investasi US$1,02 miliar atau 16,77%. Nilai tersebut untuk mendanai 242 proyek. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar