09 Oktober 2019
16:07 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis bagi pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan usaha rintisan (start-up) teknologi, situ, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi. Nantinya di kawasan tersebut akan dibangun pula Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyebutkan, Nongsa Digital Park merupakan pembangunan Apple iOS Development Center ketiga di Indonesia. Ditargetkan proyek ini selesai pada tahun 2020. Proyek tersebut dikoordinasikan oleh PT. Kinema Systrans Multimedia yang bekerja sama dengan Infinite Studios.
“Sebelumnya, mereka telah membangun di BSD Tangerang dan Surabaya. Selain itu, kami juga sedang mengusulkan pembentukan KEK Digital Nongsa,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (9/10).
Nongsa Digital Park (NDP) beroperasi pada 2018 di Jalan Hang Lekiu Km 22 Nongsa, Batam. Kawasan terpadu ini, selain mempekerjakan para kreator digital juga menyediakan fasilitas teknologi informasi mutakhir. Di antaranya jaringan optik berkecepatan tinggi dan pusat data yang dapat dijadikan server bagi perusahaan digital.
Beberapa film-film animasi yang digarap oleh para kreator di NDP misalnya Nunki and Trunk, Sonic Boom, Vamparina, Zack and Quack, Shutterbug, Tatsumi, Octonauts, Peter Rabit, Garfield dan masih banyak lagi. Nongsa Digital Park di Batam telah menarik 90 perusahaan dan mempekerjakan 800 orang pekerja di bidang teknologi informasi.
Per Agustus 2019, jumlah tenant dan start-up di NDP telah mencapai 50 perusahaan. Tidak terkecuali di dalamnya ada pula start-up dari Singapura, yaitu Glints (start-up talent recruitment) dan LiquidPay (fintech).
Pada kesempatan yang sama, Indonesia dan Singapura juga sepakat menindaklanjuti kerja sama terkait pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK). Sinergi ini diyakini memperkuat perekonomian kedua negara.
Hal itu merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Delegation Room, The Istana, Singapura, Selasa (8/10) kemarin.
Atas kerja sama itu, Menperin menyampaikan, Pemerintah Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi para pelaku industri Singapura yang telah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal (KIK). Kawasan industri terbesar di Jawa Tengah ini merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama Indonesia dan Singapura.
“Kawasan terintegrasi tersebut diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong pada tahun 2016 lalu,” terangnya.
Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman. Kawasan ini merupakan joint venture antara Sembcorp Development Ltd (Singapura) dan PT Jababeka Tbk (Indonesia).
Di sana sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen,” tuturnya. Pengembangan KIK terus diakselerasi agar menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor.
Airlangga menyebut per September 2019, investasi yang sudah masuk ke KIK mencapai Rp11,4 triliun. Total terdapat sebanyak 59 tenant, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan, hingga Korea. Termasuk juga adanya relokasi dua industri dari China.
Hal ini diyakininya dapat memperkuat struktur industri di dalam negeri. Dengan total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang.
Ia menyatakan, pemerintah fokus mengakselerasi pengembangan KIK yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Akselerasi ini ditargetkan mampu menjaring investasi senilai Rp70 triliun dalam waktu lima tahun ke depan.
Selain itu, hingga tahun 2024 nanti, KEK Kendal dapat melakukan ekspor senilai US$500 juta per tahun dan menyubstitusi impor hingga USD$250 juta per tahun.
KEK Kendal juga diharapkan dapat memberdayakan sebanyak 20.000 tenaga kerja, dan 60.000 tenaga kerja lainnya di sekitar kawasan tersebut. Sejumlah sektor industri prioritas di KEK Kendal, antara lain industri makanan dan minuman, elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta furnitur.
“Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal sekaligus sebagai export hub. Apalagi, akan ada klaster industri tekstil di Jawa Tengah, di mana industri tekstil menjadi sektor andalan dalam implementasi industri 4.0,” ujarnya.

Tenaga Kerja
Di samping itu, Indonesia dan Singapura mendorong peningkatan kerja sama pelatihan di bidang tenaga kerja termasuk pendidikan vokasi. Upaya ini disebut sebagai langkah persiapan memasuki era industri 4.0. Kemenperin telah membangun Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di KIK. Program ini diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, melalui pendidikan vokasi.
"Kerja sama di bidang ketenagakerjaan sudah ada kelompok kerja yang mendiskusikan agar tenaga-tenaga kerja kita dididik di sini (Singapura), kemudian dapat pulang ke Indonesia menjadi 'trainer' saat kita mengembangkan vokasi tahun depan," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution di Singapura melansir Antara.
Darmin menyampaikan, hal tersebut seusai mengikuti Leaders's Retreat yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong di Istana Singapura untuk membicarakan sejumlah bidang strategis kedua negara pada Selasa (9/10).
“Indonesia telah menjalankan pendidikan untuk instruktur-instruktur kita dalam mendidik calon-calon guru vokasi. Tapi selain dengan Singapura, kita juga bekerja sama dengan Jerman, Jepang dan negara lain," tambah Darmin.
Sementara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, baik Presiden Jokowi maupun PM Lee juga membahas pelaksanaan Civil Servant Forum yang akan dilakukan pada 2020.
"Serta yang terkait dengan masalah pemberian beasiswa 'RISING fellowship' untuk bupati walikota dan pemimpin daerah yang membahas isu 'good governance', kepemimpinan dan lainnya jadi bukan hanya vokasi tapi juga 'human development capital'," ungkap Menlu Retno.
Menurut Retno, Leaders's Meeting antaran Presiden Jokowi dan PM Lee rutin dilakukan setiap tahun sejak 2017. Hal ini rutin dilakukan melihat intensitas Indonesia dengan Singapura. Pasalnya Singapura adalah mitra perdagangan ke-3 terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan UUS$34,35 miliar di tahun 2018. Angkanya naik 16,01% dibanding tahun sebelumnya.
Meski demikian, perdagangan Indonesia dengan Singapura tercatat terus defisit tiap tahunnya. Terbesar tahun 2018 lalu, defisit perdagangan dengan Singapura mencapai US$8,52 miliar. Sementara hingga pertengahan tahun ini, perdagangan Indonesia Singapura baru mencapai angka US$17,28 miliar atau 12,89% lebih rendah dibanding tahun lalu.
Untuk investasi, Singapura merupakan penyumbang terbesar pada 2018. Nilai investasi dari negeri tetangga ini mencapai US$9,18 miliar. Naik 8,89% dari tahun 2017 yang bertengger di angka US$8,44 miliar.
Sampai semester I-2019 Singapura menjadi negara yang paling banyak menyalurkan investasi ke Indonesia. Totalnya mencapai US$ 3,4 miliar atau 23,9% dari total investasi pada periode tersebut.
Total realisasi investasi periode Semester I /2019 sendiri yang mencapai Rp 395,6 triliun. Masing-masing terdiri atas realisasi PMDN sebesar Rp 182,8 triliun (naik 16,4%) dan realisasi PMA sebesar Rp 212,8 triliun (naik 4,0%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara dari segi kunjungan wisatawan Singapura ke Indonesia, lanjut Retno, untuk 2018 juga mencapai 1,76 juta orang. Jumlahnya meningkat dibanding tahun sebelumnya 1,5 juta orang. Tenaga kerja Indonesia yang berada di Singapura mencapai 230 ribu orang pekerja sementara pelajar kita hampir 10 ribu orang.
“Jadi sekali lagi, angka-angka itu hanya untuk menunjukkan betapa kaya hubungan kita dengan Singapura," tambah Retno.
Leader's meeting tersebut juga memiliki 6 kelompok kerja yaitu bidang agribisnis, perhubungan, pariwisata, tenaga kerja, investasi dan keuangan. (Bernadette Aderi)