c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 April 2018

15:49 WIB

Nilai Perdagangan Indonesia-Pakistan Diyakini Melonjak Signifikan

Nilai perdagangan kedua negara meningkat setiap tahun

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Nilai Perdagangan Indonesia-Pakistan Diyakini Melonjak Signifikan
Nilai Perdagangan Indonesia-Pakistan Diyakini Melonjak Signifikan
Ilustrasi. Presiden RI Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Pakistan Mamnoon Husein (kiri). (ANTARA FOTO/OIC-ES2016/M Agung Rajasa)

JAKARTA — Januari 2018 lalu pemerintah Indonesia dan Pakistan menandatangani empat memorandum of understanding (MoU) di bidang energi, perdagangan, pelatihan diplomatik dan kerja sama protokol di Islamabad, Pakistan. Kesepakatan kerja sama tersebut diyakini mendorong nilai perdagangan kedua negara melonjak signifikan di tahun 2018.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menggambarkan pada tahun 2015 nilai perdagangan kedua negara tercatat USD 2,164 miliar. Sementara di tahun 2016, meningkat menjadi USD 2,175 miliar. Dan, pada tahun lalu melonjak mencapai USD 2,639 miliar.

Bambang berharap empat MoU yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pakistan dapat segera terealisasi dan membawa manfaat positif. Ia bahkan menjamin parlemen siap menjembatani persoalan yang belum terselesaikan dalam kerjasama tersebut.

“Saya yakin pelaksanaan MoU tersebut dapat membawa efek positif bagi peningkatan hubungan Indonesia-Pakistan. DPR siap menjembatani apabila masih ada hal yang perlu diselesaikan antara pemerintah Pakistan dengan Indonesia," kata Bamsoet saat menerima Duta Besar Pakistan untuk Indonesia H.E. MR. Mohammad Aqil Nadeem di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Selasa (24/4).

"Saya yakin nilai perdagangan kedua negara akan melonjak signifikan di tahun 2018 ini," imbuhnya.

Bambang turut menyarankan Pakistan tak hanya memperkuat hubungan bilateral, namun juga di tingkat multilateral. Bamsoet berpendapat Pakistan dapat terlibat dalam hubungan multilateral melalui forum D-8, Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Gerakan Non-Blok, serta di berbagai forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia menerangkan DPR akan memberikan dukungan bagi Pakistan untuk menjadi observer di AIPA. Status tersebut akan memperkuat babak baru hubungan Pakistan dengan parlemen di negara-negara ASEAN, serta berharap Pakistan mendukung pencalonan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Ihwal kondisi dalam negeri Pakistan yang masih menghadapi sengketa perbatasan wilayah dengan India di wilayah Jammu Kashmir dipahami Bambang mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat menghormati sepenuhnya kedaulatan pemerintahan Pakistan dan India. 

Pakistan sebagai negara Republik Islam menurut Bambang juga mempunyai hubungan emosional dan ikatan sejarah kuat dengan Indonesia yang menjadi negara berpenduduk muslim terbesar dunia. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia dan Pakistan kata Bamsoet mempunyai peran besar dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia. Khususnya, dalam mengatasi masalah terorisme yang hingga kini masih menjadi isu internasional. 

Bapak pendiri Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah dan Bapak Pendiri Bangsa Indonesia Soekarno telah menjalin persahabatan sejak kedua bangsa berjuang memperolah kemerdekaan. Kedua negara juga menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, bersama Myanmar, Sri Lanka dan India.

"Ini menjadi bukti kuatnya hubungan kedua bangsa dalam menciptakan perdamaian dunia," ujarnya.(Rafael Sebayang)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar