c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

12 November 2018

11:24 WIB

Trans Jawa Diresmikan Akhir Tahun

Jika seluruh ruas Trans Jawa dan pengembangan ruas Tol Jakarta-Cikampek sudah rampung, waktu tempuh perjalanan darat Jakarta-Surabaya maksimal 10 jam

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Trans Jawa Diresmikan Akhir Tahun
Trans Jawa Diresmikan Akhir Tahun
Pekerja beraktivitas pada proyek pembangunan jalan tol Batang-Semarang, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/8). Diharapkan jalan tol yang merupakan bagian dari Trans Jawa ini selesai dibangun akhir 2018. ANTARA FOTO/R. Rekotomo

SURABAYA – Peningkatan konektivitas Pulau Jawa terus digenjot melalui integrasi pembangunan infrastruktur tol Trans Jawa. Menteri BUMN Rini Sumarno memulai ekspedisi perjalanan darat dari Surabaya, Jawa Timur, menuju DKI Jakarta melalui tol Trans Jawa sejauh 760 kilometer untuk memastikan kesiapan ruas yang diharapkan dapat meningkatkan alur logistik antara dua kota penggerak ekonomi Jawa itu.

"Trans Jawa ini sudah dicanangkan sejak lama sekali. Memang saat ini masih ada titik-titik ruas yang belum selesai sepenuhnya. Tapi komitmen kami akhir 2018 ini dari Pelabuhan Merak ke Surabaya bisa diresmikan Bapak Presiden Joko Widodo," kata Rini sebelum memulai ekspedisi di Gerbang Tol Waru, Surabaya, seperti dilansir Antara, Senin (12/11).

Setelah seluruh ruas tol dari Merak ke Surabaya sudah 100% beroperasi, pembangunan jaringan Trans Jawa berlanjut dari Surabaya ke Probolinggo kemudian Banyuwangi. Ruas Surabaya ke Probolinggo berjarak sekitar 114 kilometer, yang dilanjutkan dari Probolinggo ke Banyuwangi sekitar 172,9 kilometer.

“Kalau mau benar-benar menghubungkan Trans Jawa ini memang harus berlanjut dari Surabaya ke Probolinggo kemudian ke Banyuwangi. Hal ini juga agar pertumbuhan ekonomi di kota-kota yang dilewati berjalan," kata dia.

Lebih lanjut terkait ekspedisi ini, Direktur Utama PT Jasa Marga Persero Tbk Desy Arryani menjelaskan setidaknya perlu waktu 14 jam perjalanan darat yang 100% melalui ruas-ruas di tol Trans Jawa. Jika seluruh ruas Trans Jawa sudah selesai dan pengembangan ruas Tol Jakarta-Cikampek sudah rampung, maka waktu tempuh perjalanan darat Jakarta—Surabaya maksimal 10 jam.

Dalam ekspedisi ini, setelah memulai dari Gerbang Tol Waru Gunung, Surabaya, Rini dan tim ekspedisi akan melintasi ruas tol Surabaya—Mojokerto, kemudian dilanjutkan Mojokerto—Kertosono. Setelah itu, perjalanan menyambung ke Ngawi, dan Wilangan. Selanjutnya dari Solo, perjalanan menuju Semarang, dan menuju Tol Kanci. Terakhir, dari Tol Kanci menuju Jakarta.

"Dari Ngawi ke Wilangan memang ada beberapa titik yang masih dikembangkan. Kemudian dari Ngawi ke Solo, sudah 100%," ujar dia.

Dalam ekspedisi ini, Rini memulai perjalanan menggunakan bus berukuran sedang, dan rencananya di tengah perjalanan akan beralih menggunakan mobil berjenis sport utility vehicle (SUV).

Turut serta dalam perjalanan itu, para Deputi Kementerian BUMN dan beberapa Direktur Utama (Dirut) BUMN, seperti Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dan Dirut Bank Rakyat Indonesia Suprajarto.

Integrasi Jalan
Sementara itu di Malang, sejumlah infrastruktur disiapkan demi menunjang pembangunan infrastruktur tol Malang—Pandaan. Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Kusnadi, hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi dioperasikannya jalan tol Malang—Pandaan di kawasan Cemorokandang sebagai pintu keluar tol tersebut.

"Salah satu rencana itu adalah pelebaran jalan akses keluar dari pintu tol Malang—Pandaan yang akan diikuti dengan rekayasa arus lalu lintas di kawasan itu. Saat ini kami sedang mengkaji dan merekayasa kembali lalu lintas di kawasan Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Raya Sulfat yang menjadi pintu keluar tol dari Cemorokandang," kata Kusnadi di Malang, Senin (12/11).

Kusnadi menerangkan, saat ini Jalan Ki Ageng Gribig telah diperlebar menjadi 8 meter dan menjadi dua jalur. Hanya saja, pengerjaan pelebaran jalan tersebut belum tuntas karena masih ada satu pemilik bangunan yang belum mau melepas lahannya untuk pelebaran jalan. Sementara Jalan Raya Sulfat ujung sisi timur juga akan diperlebar agar tidak terjadi kemacetan.

Sebab menurut Kusnadi, salah satu penyebab kemacetan di jantung Kota Malang, di antaranya adalah jalan nasional masuk kota. Sementara untuk menyelesaikan pelebaran jalan di kawasan Ki Ageng Gribiq masih ada beberapa kendala, terutama pembebasan lahan warga. Kondisi itu, kata Kusnadi, mengganggu percepatan pembangunan infrastruktur jalan di Kota Malang, khususnya di kawasan pintu keluar tol Malang—Pandaan.

"Untuk sementara yang kami lakukan masih sesuai dengan tugas pokok kami untuk mengurai kemacetan dan kami sudah mengajukan kepada Kementerian Perhubungan untuk pelimpahan pengelolaan jalan nasional yang bersentuhan dengan tol Malang—Pandaan," tutur dia.

Ia berharap dalam waktu dekat ini proyek pelebaran jalan ini bisa selesai sebelum tol Malang-Pandaan beroperasi.

"Kami akan libatkan forum lalu lintas agar bisa membantu penyelesaian masalah tersebut, sehingga proses pengerjaan pelebaran jalan di Ki Ageng Gribiq segera tuntas," ucapnya.

Pembangungan tol Malang-Pandaan sepanjang 38,48 kilometer ini diperkirakan tuntas pada akhir 2018 dan awal 2019 bisa dioperasikan secara maksimal. Jalan Tol Malang—Pandaan merupakan salah satu proyek strategis nasional dan bagian dari proyek jalan tol Trans Jawa yang pekerjaannya dibagi menjadi 5 seksi wilayah.

Seksi 1 Pandaan—Purwodadi sepanjang 15,475 km, seksi 2 Purwodadi—Lawang sepanjang 8,050 km, seksi 3 Lawang Songosaro sepanjang 7,100 km, seksi 4 Singosari—Pakis sepanjang 4,750 km dan seksi 5 Pakis—Malang sepanjang 3,113 km. Jalan tol ini nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Gempol—Pandaan hingga Gempol—Surabaya.

Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan proyek investasi PT Jasa Marga Pandaan Malang yang kepemilikannya terdiri 3 BUMN, yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 60%, PT PP (Persero) Tbk sebesar 35% dan PT SMI (Persero) sebesar 5%.

Proyek jalan tol tersebut menelan biaya investasi hingga Rp5,97 triliun yang sumber pendanaannya 30% dari modal perusahaan dan sisanya 70% dari pinjaman perbankan. Keberadaan Jalan tol ini mampu memangkas waktu tempuh Pandaan—Pasuruan—Malang menjadi kurang dari 1 jam serta dapat mengurangi kepadatan jalan arteri atau jalan nasional yang menghubungkan ruas jalan Pandaan—Malang. (Bernadette Aderi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar