c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

06 April 2019

18:20 WIB

Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Se-Asean Perkuat Komitmen Integrasi Keuangan

Para Gubernur Bank Sentral juga mendukung inisiatif pengembangan sistem pembayaran lintas batas antar negara anggota ASEAN, yang diharapkan dapat mendorong perdagangan dan pariwisata intra-ASEAN

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Se-Asean Perkuat Komitmen Integrasi Keuangan
Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Se-Asean Perkuat Komitmen Integrasi Keuangan
Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN (ASEAN Finance Ministers Meeting, AFMM) ke 23 dan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) di Chiang Rai, Thailand, Jumat (5/4). Asean.org

JAKARTA – Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menegaskan kembali komitmen bersama untuk mencapai integrasi keuangan ASEAN dalam pertemuan tahunan tingkat Gubernur Bank Sentral dan Menkeu di Chiang Rai, Thailand. 

Integrasi keuangan Asean diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat stabilitas keuangan di Kawasan. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko memaparkan, terdapat tiga poin komitmen utama yang ditegaskan dan disepakati pada pertemuan tersebut. 

Pertama, pertemuan menyepakati untuk mendorong perdagangan internasional dan investasi sebagai mesin penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kawasan.

"Pertumbuhan infrastruktur yang signifikan di beberapa negara anggota ASEAN diyakini dapat meningkatkan investasi, konsumsi, dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Onny melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/4).

Selain itu, pertemuan juga menyepakati dukungan upaya pemanfaatan teknologi keuangan (financial technology) untuk meningkatkan inklusi keuangan dan sistem pembayaran di kawasan.

"Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam berbagi informasi terkait risiko dunia maya (cyber risk)," ungkap Onny. 

Terakhir, pertemuan itu sepakat memperkuat kerja sama keuangan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan kawasan yang efektif melalui peningkatan kapabilitas pengawasan dan operasional dari ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO).

Sistem Pembayaran
Tidak hanya itu, pertemuan tahunan tingkat Gubernur Bank Sentral anggota ASEAN juga menyepakati komitmen untuk mendorong terus berlangsungnya sistem pembayaran yang andal, aman dan efisien.

"Sehingga kawasan ASEAN dapat berperan sebagai blok ekonomi yang lebih kompetitif," tambah Onny. 

Para Gubernur Bank Sentral juga mendukung inisiatif pengembangan sistem pembayaran lintas batas antar negara anggota ASEAN, yang diharapkan dapat mendorong perdagangan dan pariwisata intra-ASEAN. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan Bank Indonesia mendukung inisiatif yang dibahas pada kedua pertemuan ASEAN tersebut, yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan, khususnya dalam memanfaatkan perkembangan ekonomi digital.

"Sesuai visi ASEAN, inisiatif ASEAN tersebut juga harus bertujuan untuk mencapai stabilitas sistem keuangan dan inklusivitas di kawasan," ujar Perry. 

Pertemuan kali ini mengambil tema "Advancing Partnership for Sustainability”. Baik para Gubernur Bank Sentral maupun jajaran Menkeu Asean menekankan pada tiga pilar utama untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkesinambungan. Ketiganya yaitu konektivitas, sustainabilitas, dan resiliensi perekonomian dan sistem keuangan. 

Pertemuan juga dihadiri oleh lembaga internasional International Monetary Fund (IMF) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai mitra ASEAN. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk bertukar pandang mengenai kondisi terkini ekonomi global dan regional.

Ke depan, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN akan terus memperkuat kerja sama keuangan regional untuk mencapai kawasan ASEAN yang semakin maju, resilien dan terintegrasi.

Sebelumnya pada Jumat (5/4), di sela-sela pertemuan Asean, Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Philipinas dan Bank of Thailand berkomitmen untuk terus mendorong kerja sama penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dalam mata uang lokal (local currency settlement framework) di kawasan.

Komitmen tersebut, jelas Onny, merupakan rangkaian pencapaian atas penandatanganan dua nota kesepahaman antara BI-Bank Negara Malaysia dan BI-Bank of Thailand untuk mendorong penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal masing-masing negara pada 2016.

Sejak itu, katanya, terdapat peningkatan penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian transaksi perdagangan bilateral, seiring dengan penurunan margin kurs valuta asing.

Total transaksi perdagangan melalui LCS terus menunjukkan peningkatan. Pada triwulan I 2019, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan baht Thailand mencapai US$13 juta atau setara Rp185 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar US$7 atau setara Rp96 miliar.

Sementara untuk transaksi LCS menggunakan ringgit Malaysia mencapai US$70 juta atau setara Rp1 triliun, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar US$6 atau setara Rp83 miliar. (Kartika Runiasari)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar