c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Mei 2019

20:03 WIB

Mendag Imbau Pengusaha Manfaatkan IC-CEPA

Perjanjian itu menghapuskan tarif bea masuk Chile menjadi nol persen terhadap 7.669 pos tarif, atau hampir 90% dari seluruh pos tarif Chile

Mendag Imbau Pengusaha Manfaatkan IC-CEPA
Mendag Imbau Pengusaha Manfaatkan IC-CEPA
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat mengunjungi dua importir Chile, yang mengawali agenda kunjungan kerjanya di Santiago, Chile, pada 15-18 Mei 2018. Dok. Kementerian Perdagangan

JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengimbau para pelaku usaha memanfaatkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chile (IC-CEPA) untuk mendorong peningkatan perdagangan kedua negara.

Imbauan ini disampaikan Mendag saat mengunjungi dua importir Chile, yang mengawali agenda kunjungan kerjanya di Santiago, Chile, pada 15-18 Mei 2019.

"IC-CEPA akan segera berlaku. Dengan IC-CEPA, importir Chile akan mendapatkan kemudahan serta tarif yang lebih murah, bahkan nol persen. Begitu pula dengan perusahaan eksportir Indonesia. Untuk itu, diharapkan IC-CEPA dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin," jelas Mendag lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (17/5).

Indonesia dan Republik Chile menandatangani IC-CEPA pada Desember 2019 lalu. Perjanjian ini merupakan perjanjian dagang pertama Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Latin.

Perjanjian itu menghapuskan tarif bea masuk Chile menjadi nol persen terhadap 7.669 pos tarif, atau hampir 90% dari seluruh pos tarif Chile. Penghapusan tarif bea masuk ini mencakup 94,5% dari nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut pada 2016.

Selain itu, Chile juga memberikan pengurangan tarif sebesar 50% untuk 199 produk lainnya, atau setara dengan 6,1% nilai ekspor Indonesia ke Chile.

Beberapa produk Indonesia yang mendapatkan tarif bea masuk ke Chile sebesar nol persen antara lain adalah alas kaki, ban, lemari pendingin, peralatan militer, otomotif dan suku cadang, produk perikanan, tekstil, minyak sawit, biofuel, kertas, kopi instant, teh, furnitur dan perhiasan.

Sementara itu, dari sisi Indonesia, akan ada penghapusan tarif bea masuk sebesar nol persen terhadap 9.308 pos tarif Indonesia, yang mencakup 93,1% ekspor Chile. Indonesia juga memberikan pengurangan tarif sebesar 25%—50% untuk 590 produk lainnya.

Dua perusahaan importir yang dikunjungi Mendag, yaitu Area Design yang bergerak di sektor furnitur dan Extractos Naturales Gelymar SA yang bergerak di bidang pengolahan rumput laut. Dalam kunjungannya, Enggar diterima oleh Manajer Umum sekaligus pemilik Area Design Aurelio Torre Roca dan Manajer Umum Gelymar Andres Hohlberg.

Area Design merupakan salah satu importir furnitur yang sekitar 60% dari produk-produknya diimpor dari Indonesia. Kelebihan produk Indonesia menurut Area Design adalah kualitasnya yang baik, pelayanan yang mudah dari pemerintah dan pelaku usaha, serta desainnya yang fleksibel dan bisa mengikuti permintaan konsumen.

Namun, Area Design menyampaikan bahwa sumber informasi untuk mendapatkan produsen produk-produk furnitur Indonesia sangat terbatas. Baru sebagian produsen saja yang diketahuinya.

Hal ini, lanjut Enggar, menjadi bagian dari evaluasi. Selama ini pemasaran industri furnitur lebih banyak bergantung pada pameran.

"Untuk menggarap pasar furnitur di Chile, kita harus lebih proaktif," imbuh Mendag.

Untuk itu, Mendag menugaskan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) agar mengajak para pelaku usaha, baik dari Chile maupun negara lain, untuk datang ke Indonesia dan berkeliling ke beberapa tempat, seperti Jepara, Boyolali, Cirebon, Solo, dan Sukoharjo.

Selain itu, Mendag juga akan meminta para pelaku usaha Indonesia untuk datang ke negara-negara pasar baru itu.

"Kunci dari kesuksesan ekspor furnitur adalah pemasaran. Kualitas produk furnitur Indonesia yang sudah baik harus didukung pemasaran yang proaktif agar produk Indonesia lebih dikenal di mancanegara," tandas Mendag.

Dalam pertemuan tersebut, Mendag juga memberikan jaminan kepada importir tersebut bahwa Pemerintah akan turut membantu jika ada permasalahan atau keluhaan saat mengimpor produk furnitur dari Indonesia.

Sementara itu, Mendag menyampaikan, ekspor produk furnitur Indonesia ke dunia memiliki potensi yang sangat besar. Indonesia mentargetkan ekspor furnitur ke dunia sebesar US$5 miliar.

"Guna mencapai target tersebut, perlu upaya pelaku usaha untuk meningkatkan perdagangan. Selain itu, pemerintah juga akan memfasilitasi melalui perwalikan perdgangan di luar negeri yaitu Kedutaan Besar, Atase Perdagangan, dan ITPC salah satunya melalui kegiatan misi dagang dan pameran,” imbuhnya.

Sementar itu, Gelymar sudah melakukan investasi dan kontrak kerja sama suplai rumput laut dengan petani di Malang. Gelymar menyampaikan akan melanjutkan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik.

Untuk menggenjot ekspor ke negara-negara nontradisional, Kemendag akan terus memetakan kebutuhan pasar-pasar baru tersebut terhadap barang-barang impor yang diperlukan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang ditemui yang dapat menghambat ekspor produkproduk potensial dari Indonesia. Upaya itu akan dilanjutkan dengan penyelesaian perjanjian perdagangan.

Dalam kunjungan kerja ke Chili, Mendag dijadwalkan membuka forum bisnis yang akan dilanjutkan dengan penjajakan kerja sama perdagangan (business matching), Kamis, (16/5) di Santiago, Chili.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan kedua negara mencapai US$274,07 juta. Angka ini menyusut dibandingkan total perdagangan pada 2014 sebesar US$419,4 juta. Selama periode 2014-2018, tren perdagangan kedua negara menyusut 9,46%.

Indonesia membukukan surplus dari perdagangan tersebut. Di 2018, surplus yang diraih Indonesia sebesar US$43,86 juta. (Fin Harini)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar