c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 April 2019

21:27 WIB

Masa Depan Gaya Hidup Halal di Tangan Generasi Milenial

Agregat pengeluaran terhadap sektor ekonomi syariah di Indonesia pada 2017 telah mencapai US$218,8 miliar

Masa Depan Gaya Hidup Halal di Tangan Generasi Milenial
Masa Depan Gaya Hidup Halal di Tangan Generasi Milenial
Ilustrasi industri halal. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

BANDUNG – Masa depan gaya hidup halal dikatakan berada di tangan generasi milenial Indonesia. Terutama pada sektor perjalanan dan wisata halal, sektor busana muslim, serta sektor media dan rekreasi. Hal ini disampaikan, Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara kunci pada gelaran Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest) 2019 di Bandung, Jumat (26/4).

Pada IIEFest 2019 yang bertemakan ‘Halal Lifestyle di Era Milenial’ itu Bambang memaparkan,  secara agregat, pengeluaran terhadap sektor ekonomi syariah di Indonesia pada 2017 telah mencapai US$218,8 miliar. Di mana, masyarakat Indonesia menghabiskan US$10 miliar untuk perjalanan dan wisata halal, US$20 miliar untuk busana muslim, dan US$10 miliar di sektor media dan rekreasi.

“Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia memiliki konsumen produk halal terbesar di pasar internasional. Untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah dan mendorong optimalisasi produk halal buatan sendiri melalui industri halal, Indonesia akan memaksimalkan kearifan lokal dalam menangkap peluang global,” kata Bambang, seperti dikutip dari Antara.

KNKS menyelenggarakan IIEFest 2019 untuk memperkenalkan industri dan gaya hidup halal kepada masyarakat, terutama kaum milenial. Bambang mengatakan bahwa saat ini, sebagian besar kaum muslim milenial telah mengonsumsi produk halal sebagai gaya hidup kekinian, bukan sekadar sebuah kewajiban agama. Apalagi, gaya hidup tersebut  dipopulerkan banyak kalangan influencer melalui kampanye hijrah.

“Promosi gaya hidup halal adalah sebuah keharusan untuk mendorong industri halal menjadi salah satu penggerak utama gerakan arus baru ekonomi syariah,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (BPN) tersebut.

Sementara Direktur Eksekutif KNKS, Ventje Rahardjo Soedigno mengatakan bahwa IIEFest 2019 yang diprakarsai oleh KNKS. Acara ini merupakan kegiatan awal dalam rangka menjelang peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 pada 14 Mei 2019 mencatang.

“Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan industri halal di Indonesia kepada masyarakat, sekaligus sebagai bentuk upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan gaya hidup halal,” ujar Ventje.

Kegiatan IIEFest  terdiri atas bincang-bincang industri digital halal, pariwisata halal, Islamic edutainmentmoslem modest fashion, dan pameran industri halal. Kegiatan-kegiatan tersebut turut diramaikan pelaku industri, regulator, start-up milenial, UMKM, dan masyarakat umum.

Ventje menggabmbarkan, ekonomi dan keuangan syariah telah berkembang pesat secara global maupun nasional dalam tiga dasawarsa terakhir. Data The State of the Global Islamic Economy Report 2018-2019 menunjukkan besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia pada 2017 telah mencapai US$2,1 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus tumbuh hingga menyentuh nilai US$3 triliun pada tahun 2023.

Diperkirakan, faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk muslim dunia yang mencapai 1,84 miliar jiwa pada 2017 yang akan bertambah hingga 27,5 % dari total populasi dunia pada 2023. Peningkatan ini berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri atas makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan halal travel, serta farmasi dan kosmetik halal. (Zsazya Senorita)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar