05 Agustus 2020
19:30 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Dua hari berselang, dua perusahaan kembali mencatat surat utang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/8). Adalah PT Indomobil Finance Indonesia dan PT Bussan Auto Finance.
Indomobil Finance Indonesia menerbitkan obligasi. Sementara, Bussan Auto Finance, merilis dua jenis surat utang sekaligus, yakni obligasi konvensional dan syariah.
Dikutip dari keterangan BEI, Indomobil Finance mencatatkan obligasi berkelanjutan IV Indomobil Finance Indonesia dengan tingkat bunga tetap tahun 2020 tahap pertama. Obligasi yang dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp336 miliar ini, terdiri dari tiga seri.
Yakni Seri A (IMFI04ACN1) yang merupakan obligasi jangka pendek, dengan tenor satu tahun atau 370 hari sejak tanggal emisi dan memiliki tingkat bunga sebesar 8,45% per tahun. Melalui surat utang ini, perseroan menargetkan memperoleh dana sebesar Rp229 miliar.
Kemudian, Seri B (IMFI04BCN1) yang memiliki jangka waktu tiga tahun atau 36 bulan, dengan tingkat bunga sebesar 9,55% per tahun. Jumlah pokok yang ditawarkan Indomobil Finance untuk obligasi ini adalah sebesar Rp17 miliar.
Dan terakhir, Seri C (IMFI04CCN1) dengan tingkat bunga sebesar 9,9% per tahun dan memiliki jangka waktu empat tahun lebih atau tepatnya 60 bulan. Melalui surat utang ini, perseroan menargetkan mampu meraup dana sebesar Rp90 miliar.
Obligasi ini akan membayar bunga pertama pada 4 November 2020 dan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Adapun tanggal jatuh tempo, yaitu 14 Agustus 2021 untuk Seri A, 4 Agustus 2023 untuk seri B, dan 4 Agustus 2025 untuk Seri C.
Obligasi ini mendapat peringkat idA (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dana hasil penerbitan obligasi Indomobil Finance digunakan untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat.
Indomobil Finance juga menjelaskan, jika dana hasil penerbitan obligasi tidak mencukupi dan rasio utang masih rendah, maka Indomobil Finance akan mencari pendanaan alternatif. Beberapa opsi pendanaan yang diambil adalah dengan pinjaman perbankan, menerbitkan surat utang lain, seperti MTN dan green bond yang memiliki segmen khusus.
Perseroan menunjuk penjamin pelaksana emisi obligasi PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB Sekuritas Indonesia. Wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
Bussan Auto Finance
Di sisi lain, Bussan Auto Finance, menerbitkan obligasi berkelanjutan I Bussan Auto Finance Tahun 2020 tahap pertama dengan jumlah dana obligasi sebesar Rp100 miliar. Tingkat bunga tetap sebesar 8,25% per tahun dan jangka waktu tiga tahun.
Selain itu, perseroan juga menawarkan sukuk mudharabah berkelanjutan I Bussan Auto Finance Tahun 2020 tahap pertama dengan jumlah dana sukuk sebesar Rp15 miliar. Nisbah sebesar 16,84% atau indikasi bagi hasil setara dengan 8,25% per tahun dan jangka waktu tiga tahun.
Obligasi dan sukuk ini jatuh tempo pada 4 Agustus 2023. Sedangkan yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk mudharabah adalah PT Indo Premier Sekuritas. Wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) adalah AAA(idn) (Triple A) untuk obligasi dan sukuk.
Penerbitan obligasi dan sukuk ini merupakan bagian dari penerbitan obligasi berkelanjutan I dan sukuk mudharabah berkelanjutan I masing-masing senilai maksimal Rp3,5 triliun dan Rp500 miliar. Masa penawaran umum akan dilaksanakan hingga tanggal 29 Juli 2020.
BEI mencatat sepanjang 2020, di tengah pandemi covid-19, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat 49 emisi dari 34 emiten senilai Rp39,15 triliun.
Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 438 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp423,04 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 120 emiten.
Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 96 seri dengan nilai nominal Rp3.177,01 triliun dan US$400 juta. EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp8,37 triliun. (Fitriana Monica Sari)