08 Februari 2020
16:03 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Berdasarkan survei Kantar Indonesia, kombinasi penggunaan antara iklan televisi dan Facebook lebih efektif mendongkrak penjualan barang-barang fast moving consumer goods.
Studi ini melibatkan 11.000 panel rumah tangga Indonesia yang setiap minggu pembelian dan pengeluarannya didominasi kategori barang-barang konsumsi.
“Tingkat pengembalian belanja iklan melalui sinergi televisi dan Facebook bisa mencapai 1,3 kali lipat lebih besar dari estimasi,” tutur Expert Solution Director Kantar Indonesia Johan Pangaribuan, dikutip dari Antara, Jumat (7/2).
Tingkat pengembalian itu menunjukkan sinergi keduanya dapat menghasilkan tambahan penjualan lebih besar. Sekaligus meningkatkan potensi pembelian dari konsumen setelah melihat tayangan di TV dan Facebook.
Menurut studi Kantar Indonesia, kombinasi iklan TV dan Facebook meningkatkan potensi pembelian sebuah merek hingga 56%, bahkan pada kenyataannya potensi pembelian bisa tembus hingga 71%.
Namun jika pengiklanan dilakukan secara terpisah dan masing-masing, potensi pembelian dari iklan TV hanya 21% dan potensi dari Facebook hanya 29%.
“Intinya TV dan Facebook menghasilkan symbiosis yang saling melengkapi mendorong pertumbuhan merek dan bisnis di Indonesia,” sambung Johan.
Studi Kantar juga menunjukkan bahwa televisi masih menjadi platform yang kuat dalam menjangkau audiens yang luas.
Kantar juga mengamati kebiasaan para panelis dalam mengonsumsi media, terutama televisi dan platform digital. Menurut Kantar, pertumbuhan merek kini semakin sulit dicapai.
Pada 2017, merek tumbuhan sebesar 73%, dan setahun berikutnya hanya tumbuh 42%. Pertumbuhan berkelanjutan sebuah merek adalah tantangan besar, sebab hanya 32% merek barang yang tumbuh dalam dua tahun itu.
Oleh karena itu, Kantar berpendapat perusahaan-perusahaan perlu mendorong pertumbuhan merek dengan mengukur seberapa efektif biaya iklan yang dikeluarkan secara akurat.
Selain itu, studi Kantar juga menemukan bahwa secara umum, iklan yang dipasang pada media dapat berkontribusi sekitar 6% dari total penjualan dalam periode waktu tertentu. (Nadia Kurnia)