c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

05 April 2021

12:45 WIB

Kilang Balongan Terbakar, Proyek Petrochemical Tetap Berjalan

RDMP di Kilang Balongan akan dapat meningkatkan kapasitas produksi light distillate section dari 125 MBSD menjadi 150 MBSD

Kilang Balongan Terbakar, Proyek Petrochemical Tetap Berjalan
Kilang Balongan Terbakar, Proyek Petrochemical Tetap Berjalan
Foto udara kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (24/1/2020). PT Pertamina (Persero) resmi menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Abu Dhabi, ADNOC terkait pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan. ANTARAFOTO/Dedhez Anggara

JAKARTA – Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa kebakaran di tangki BBM Kilang Balongan, tidak lantas menghentikan proyek petrochemical yang sedang berlangsung di kilang tersebut.

Ia menyatakan, pembangunan infrastruktur tetap berjalan karena merupakan program strategis nasional.

“Terkait rencana kilang untuk petrochemical (di Kilang Balongan) tetap dalam program Pertamina karena ini suatu program nasional untuk kita bisa mencukupi kebutuhan petrochemical dihasilkan dari dalam negeri, mengurangi impor,” terang Arifin secara tertulis, Minggu (4/4).

Sebagai informasi, peningkatan kapasitas kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Phase-1: CDU Light Distillate Section Upgrading Project telah dimulai pada akhir Februari 2021. RDMP di Kilang Balongan akan dapat meningkatkan kapasitas produksi light distillate section dari 125 MBSD menjadi 150 MBSD.

Revamping unit CDU akan meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (heavy mix crude) ataupun minyak mentah ringan (lighter crude oil). Peningkatan kapasitas ini dinyatakan tidak hanya meningkatkan margin perusahaan, tetapi juga ketahanan energi nasional.

Pembangunan RDMP Phase-1 ini dikerjakan oleh Konsorsium RRE yang terdiri dari PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International.

Sementara itu, mengenai ketersediaan pasokan BBM, Arifin mengungkapkan bahwa Pertamina mengoptimalkan kilang-kilangnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan tetap memperhatikan standar-standar keselamatan.

“Tentu saja apabila terjadi shortage, yang kita harapkan tidak terjadi karena demand belum kembali seperti biasa, kita harapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari Pertamina sendiri,” sambungnya.

Kebakaran tangki BBM T-301 area Kilang Balongan, terjadi pada Senin (29/3) dini hari. Saat ini, api sudah dapat dipadamkan dan sedang dilakukan pendinginan sisa-sisa minyak yang masih berada di dasar tangki, sehingga bisa diturunkan temperaturnya. 

Libatkan Lembaga Internasional
Pemerintah masih melakukan investigasi penyebab kebakaran tangki BBM T-301 area Kilang Balongan, Indramayu-Jawa Barat. Dalam penyelidikan ini, pemerintah juga melibatkan lembaga internasional.

“Penyebab kecelakaan meledaknya tangki ini masih dalam proses investigasi yang dilakukan oleh internal Pertamina dan pihak-pihak eksternal. Termasuk juga kita ingin mendapatkan kajian dari instansi internasional yang menangani bidang kecelakaan kerja seperti yang terjadi sekarang ini," ungkap Arifin.

Investigasi terhadap penyebab terjadinya kebakaran di empat tangki BBM di Kilang Balongan tersebut, menurut Arifin masih memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam. Meski data-data awal telah diperoleh, namun belum dapat menjadi dasar untuk memutuskan penyebab terjadinya kebakaran.

“Memang ada data-data awal, tapi kita tidak bisa menjustifikasi langsung. Itu butuh proses karena ada (penyebab) yang terlihat langsung, ada yang tidak terlihat langsung,” ujarnya.

Masyarakat yang menjadi korban kecelakaan, masih dalam perawatan di rumah sakit setempat. Sementara, beberapa korban yang luka serius, dirawat di RS Pusat Pertamina, Jakarta dan diharapkan dapat segera keluar dari unit perawatan khusus.

Arifin pun menegaskan kembali komitmen Pertamina terhadap masyarakat yang terdampak dari kejadian ini, baik kompensasi fisik seperti perbaikan rumah, perawatan diri dan juga usaha yang terdampak kebakaran ini. Untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari, Pertamina diminta mengevaluasi sistem keamanan kilang-kilangnya.

“Kami minta segera dilakukan evaluasi dan segera melakukan langkah-langkah pemasangan instalasi-instalasi unit pengaman, sesuai dengan standar-standar internasional yang berlaku, juga teknologi-teknologi baru yang saat ini dipakai pada industri sejenis,” papar Arifin.

Perusahaan pelat merah itu juga diminta untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat sekitarnya. Apabila terdapat indikasi peristiwa yang bisa membahayakan, dapat langsung diinformasikan kepada masyarakat setempat untuk dilakukan persiapan lebih dini demi menjaga keselamatan masing-masing.

“Kita berdoa agar hal ini tidak terulang lagi ke depan dan langkah-langkah yang kita lakukan ini dapat dimudahkan,” pungkasnya. (Zsazya Senorita)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar