c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

10 April 2019

21:05 WIB

Kementerian PUPR Manfaatkan Aspal Karet untuk Preservasi Jalan

Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui 12 paket pekerjaan preservasi atau pengawetan jalan dengan total panjang efektif 65,8 kilometer (km)

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Kementerian PUPR Manfaatkan Aspal Karet untuk Preservasi Jalan
Kementerian PUPR Manfaatkan Aspal Karet untuk Preservasi Jalan
Seorang petani menakik getah di sebuah perkebunan karet. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga memanfaatkan aspal karet yang tersebar di sembilan provinsi. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui 12 paket pekerjaan preservasi atau pengawetan jalan dengan total panjang efektif 65,8 kilometer (km).

Pemanfaatan itu didasarkan pada pedoman yang sebelumnya telah disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pedoman tersebut juga telah disampaikan kepada seluruh pemerintah daerah.

“Penggunaan aspal karet selain membuat kualitas jalan lebih bagus dibandingkan aspal biasa, juga upaya menyerap hasil karet petani lokal di tengah penurunan harga karet dunia,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti dilansir Antara, Rabu (10/4).

Aspal karet menurutnya berdaya lentur lebih tinggi sehingga lebih awet. Sementara terkait dengan serapan, pada tahun 2019, pemerintah menargetkan membeli bahan olahan karet (bokar) dari petani sampai sebanyak 2.504 ton atau setara 1.252 ton SIR 20. Selanjutnya, bokar diolah menjadi bahan aspal karet (SIR 20) dan menghasilkan 17.889 ton aspal karet.

Pengadaan bokar dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpanan dalam waktu lama yang dapat menyebabkan karet alam rusak. Selain itu, sebagian dari bahan olahan karet tersebut akan dihibahkan ke provinsi dan kabupaten yang sudah mencanangkan penerapan aspal karet.

"Dalam 1 km jalan dibutuhkan 2,7 ton karet. Ini sebetulnya hampir sama tujuannya dengan aspal plastik. Kalau aspal plastik tujuannya untuk menjaga lingkungan. Kalau aspal karet di samping sebagai campuran aspal juga bertujuan membeli karet dari petani," jelas Basuki.

Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Namun, hanya 0,6 juta ton dari produksi tersebut yang dimanfaatkan industri dalam negeri, sedangkan 2,4 juta ton sisanya diekspor.


Sebelumnya, lembaga kajian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai produksi karet nasional masih perlu digenjot karena potensi ekspor komoditas tersebut cukup besar.

Peneliti CIPS Arief Nugraha mengingatkan, berdasarkan data organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO), pada tahun 2017 Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand yang memproduksi  sebesar 4,6 juta ton. Pada tahun yang sama, Indonesia berhasil memproduksi sampai 3,6 juta ton. Sementara itu, Vietnam berada di urutan ketiga dengan 1.094.519 ton. Di antara ketiga negara ini, Indonesia memiliki lahan karet yang paling luas.

"Sayangnya komoditas karet Indonesia memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan yang pertama adalah produktivitas," kata Arief seperti dilansir Antara, Rabu (10/4).

Rendahnya produktivitas, jelas Arief, terlihat dari perbandingan luas lahan nusantara dibandingkan negara produsen karet lainnya. Luas lahan perkebunan karet Indonesia tahun 2017 menempati posisi pertama, yaitu sebesar 3,6 juta hektare (ha). Sementara Thailand berada di peringkat kedua dengan luas sebesar 3,15 juta ha. Di peringkat ketiga ada Malaysia dengan luas lahan 1,08 juta ha, sedangkan Vietnam berada di peringkat 7 dunia dengan luas lahan 653 ribu ha.

"Melihat perbandingan luas lahan ini, produktivitas karet Indonesia masih bisa ditingkatkan karena Indonesia yang memiliki lahan paling luas. Dengan lahan seluas itu, setidaknya produktivitas karet Indonesia dapat menyamai Thailand," ungkapnya. (Sanya Dinda)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar