17 Oktober 2018
09:22 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan tengah menyempurnakan peta jalan (roadmap) pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) busana muslim. Langkah ini tak terlepas dari upaya mewujudkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020.
"Kami kumpulkan seluruh pelaku usaha, asosiasi, perancang busana dan pihak terkait untuk menyampaikan apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan ini," kata Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih usai membuka acara diskusi "Penyusunan Roadmap Pengembangan IKM Fashion Muslim" di Jakarta, Selasa (16/10).
Diskusi tersebut, lanjut Gati, bertujuan untuk menyempurnakan roadmap pengembangan industri fashion muslim dengan melibatkan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian KUKM, dan Badan Ekonomi Kreatif, akademisi, desainer, asosiasi dan para pelaku usaha industri fashion muslim.
"Kolaborasi ABGC (Academic, Business, Government dan Community) sangat penting dalam mengembangkan industry fashion muslim yang beberapa tahun terakhir ini sedang berkembang pesat," ujar Gati.
Ia menyampaikan penyempurnaan peta jalan ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan pelaku industri demi kemajuan industri fashion dalam negeri. Peta jalan tersebut, tambahnya, nantinya akan memprioritaskan program-program yang akan dilakukan, termasuk soal bagaimana ketersediaan bahan baku industri ini dapat terjaga keberlanjutannya.
Pasalnya, ketersediaan bahan baku produk fesyen saat ini masih perlu diimpor dari beberapa negara. Misalnya, bahan baku kapas dan wool yang masih diimpor dari Amerika, Mesir, Turki dan Australia dan sebagaian kita wool.
"Ada juga bahan baku rayon impor dari Thailand," tambah Gati.
Selama ini pemerintah gencar mendorong industri fashion di dalam negeri untuk terus meningkatkan market share Indonesia di pasar internasional. Oleh karena itu, lanjut Gati, agar mampu bersaing di kancah global, pemerintah juga terus berupaya memacu pertumbuhan industri fashion dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Gati berharap, peta jalan tersebut nantinya dapat menjadi acuan untuk para pelaku usaha maupun pemerintah, untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis busana muslimnya sehingga mampu menembus pasar dunia.
"Meningkatkan ekspor pasti. Pemerintah akan dukung industri fesyen muslim nanti maunya kemana," tuturnya.
Pertumbuhan populasi Muslim yang terus meningkat dilihat sebagai pasar yang potensial bagi perekonomian dunia. Sekadar informasi, data dari Pew Research Center menyebutkan, jumlah umat Muslim di seluruh dunia akan bertambah dari 1,6 miliar pada 2010 menjadi 2,8 miliar jiwa tahun 2050. Dengan jumlah penduduk dunia sekitar tujuh miliar jiwa pada 2016, 1,8 miliar muslim merupakan 24% dari total populasi global.

Modest Fashion Summit
Sebelumnya, Jakarta didaulat menjadi tuan rumah untuk acara Modest Fashion Muslim (MFS) 2018 yang diadakan untuk pertama kalinya di dunia. Acara yang berlangsung pada 11-12 Desember 2018 ini merupakan platform pertama untuk para pemangku kepentingan di dunia modest fashion internasional.
MFS 2018 akan mempertemukan seluruh pemangku kepentingan di industri modest fashion, antara lain pengambil keputusan, retailer, perusahaan investasi keuangan, dan startups. Di hajatan tersebut, peserta akan dibantu membangun hubungan dengan konsumer, menemukan peluang pertumbuhan dan menciptakan kolaborasi antara brand, retailer dan investor.
Stevy Sela, Chief Creative Officer dari EBW Worldwide yang menjadi badan pelaksana acara MFS 2018 menyatakan, acara tersebut akan memberikan prakiraan trend ke depan pada para pemangku kepentingan di industri modest fashion, dan juga memastikan keberlanjutan industri tersebut.
“Kami ingin menjadikan modest fashion sebagai bagian industri fashion yang berkelanjutan, karena kami yakin modest itu untuk setiap orang," ujarnya seperti dilansir Antara beberapa waktu lalu.
Pasar modest fashion juga menunjukkan potensi ekonomi yang besar. Menurut State of Global Islamic Economy Report yang diterbitkan oleh Thomson Reuters, pasar modest fashion bernilai sekitar US$44 miliar. Sedangkan konsumer muslim diperkirakan akan membelanjakan US$368 miliar untuk fesyen pada 2020.

Hasil pencarian di Pinterest UK untuk modest fashion juga meningkat 500% sejak awal 2018. Sejak beberapa tahun belakangan ini, dunia fashion telah beralih ke sebuah demografi “baru”: wanita Muslim dan wanita lainnya yang berpakaian konservatif untuk alasan agama atau budaya.
Nike sebagai brand fashon dunia sendiri telah meluncurkan produk hijab Nike Pro. Kemudian, L’Oréal Paris merekrut beauty blogger yang berhijab Amena Khan sebagai bagian dari kampanye produk shampoo terbarunya.
Berbagai merk fashion, dari rumah mode ternama, seperti Dolce & Gabbana, Tommy Hilfiger dan Oscar de la Renta, ke merk fashion untuk street-style seperti H&M, juga membidik bisnis di modest fashion dengan memproduksi abaya, hijab dan gaun dengan unsur kesederhanaan. (Faisal Rachman)