10 Agustus 2020
15:48 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kementerian Perindustrian menginisiasi pembentukan platform jejaring industri alas kaki, yakni Indonesia Footwear Network sebagai pendukung usaha sektor persepatuan di Tanah Air pada masa pandemi covid-19.
Dalam keterangannya di Jakarta, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, platform tersebut adalah sebuah etalase yang menampilkan informasi pelaku bisnis alas kaki, terdiri dari brand, supplier, hingga produsen.
Selain itu, platform tersebut juga sebagai bentuk dukungan bagi para pelaku industri alas kaki agar lebih kreatif mempertahankan usahanya yang terhempas pandemi covid-19.
"Untuk memanfaatkan kondisi pasar saat ini salah satunya dengan membangun jaringan antarpebisnis. Dengan begitu, mereka akan mendapat peluang kerja sama dan meningkatkan citra personal hingga company branding," kata Gati, Senin (10/8).
Selain itu, dengan konsep collect-connect-collaboration, IFN akan mengumpulkan data para pelaku industri alas kaki lewat etalase online berbasis situs web untuk mempermudah informasi dan profil berbagai usaha sektor tersebut dari hulu sampai hilir.
Selanjutnya, platform IFN akan memberikan akses seluas mungkin kepada sesama pelaku industri alas kaki maupun masyarakat yang tertarik dalam pengembangan sektor tersebut.
Bahkan, Gati meyakini platform tersebut akan membuka peluang kolaborasi antara pelaku usaha dan masyarakat sehingga memberi dampak positif yang menguntungkan di kedua belah pihak.
"Mereka yang bergabung akan mendapat informasi tentang profil produsen, supplier, local brand alas kaki dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI). Itu juga bisa diakses oleh buyer, investor, dan trader secara online," tutur Gati.
Selain itu, tambah Gati, BPIPI juga akan membuat media kampanye untuk para pelaku industri alas kaki di Indonesia, termasuk yang tergabung dalam IFN melalui berbagai media sosial, mulai dari Instagram, Facebook, hingga Youtube.
Mengutip data dari World Footwear Business Condition Survey yang diolah Kemenperin, selama Januari-April 2020 konsumsi alas kaki dunia mengalami penurunan hingga 22,5% dan kinerja penjualan global anjlok hingga 74% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya dalam survei yang sama, daya beli masyarakat terhadap produk alas kaki menurun hingga 53% yang mengakibatkan harga produk mengalami penurunan juga dengan rata-rata 43%. Kendati demikian, dampak lini produksi alas kaki, utamanya jenis sneakers justru mengalami kenaikan hingga 42%.
"Hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan sneakers yang umumnya dari tekstil dan karet serta para produsennya telah memiliki kemampuan pemasaran online," tandas Gati.
Menilik laporan World Footwear Yearbook tahun 2019, Indonesia menjadi pusat produksi alas kaki terbesar ke-4 di dunia dengan total 1,2 miliar pasang alas kaki pada 2019 silam. Indonesia juga termasuk dalam tiga besar negara eksportir produk alas kaki di dunia dengan total 406 juta pasang alas kaki sepanjang 2019.
Sedangkan catatan dari Kemenperin menunjukkan bahwa nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sepanjang 2019 menyentuh angka US$5,12 miliar.
Sementara pada Januari-Juni 2020, nilai ekspor industri tersebut menyentuh angka US$2,81 miliar atau meningkat di kisaran 9% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$2,56 miliar. (Yoseph Krishna)