21 November 2020
18:00 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
MALANG – Menkop-UKM Teten Masduki mendorong petani agar bergabung dalam koperasi yang terhubung langsung dengan pasar. Lebih lanjut, beragam koperasi sektor produksi bermitra didorong untuk berkolaborasi dengan TaniHub Group. Kolaborasi agar komoditas yang dihasilkan bisa terserap pasar dengan harga terbaik bagi petani. Dengan demikian, petani bisa fokus menghasilkan produk berkualitas
"Model bisnis seperti ini harus terus dikembangkan. Saya ingin para petani yang memiliki lahan sempit atau sekitar setengah hektare bisa masuk dalam skala ekonomi," paparnya dalam siaran pers yang diterima, Jakarta, Sabtu (21/11).
Penilaiannya, petani tidak akan pernah maju alias stagnan, jika terus mempertahankan model bisnis lama. Sebaliknya, model bisnis yang dikembangkan TaniHub merupakan lompatan besar membangun bisnis pertanian dengan pelibatan banyak orang.
Teten optimistis lembaga pembiayaan akan mengucurkan dananya, bila kepastian serapan komoditas petani di pasar terjamin.
"Lembaga keuangan tidak akan ragu-ragu lagi, karena produknya sudah ada yang menyerap," tukas MenkopUKM.
Kolaborasi dengan mitra seperti TaniHub juga dipandang sebagai langkah menuju korporatisasi pertanian.
"Ekosistem TaniHub merupakan bisnis model yang terkonsolidasi. Ini juga bisa dikembangkan ke sektor lain seperti perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya," katanya.
Ke depan, pihaknya akan berupaya menjadikan ekosistem TaniHub sebagai bisnis model korporatisasi pertanian. Terdiri dari petani, koperasi, offtaker yakni TaniHub, termasuk akses pembiayaannya.
Teten sendiri usai menyaksikan pengiriman perdana komoditas dari koperasi ke PPC TaniHub. Yaitu, dari Koperasi Tani Maju Sejahtera di Malang berupa komoditas bawang merah sebanyak 500 kg dan bawang putih 500 kg. Sementara Koperasi Unit Desa atau KUD Langgeng Mulyo, Kediri berupa komoditas buah mangga sebanyak dua ton.
Presiden Direktur TaniHub Group Pamitra Wineka bercerita latar belakang pihaknya membangun PPC TaniHub. Ia menyebutkan, tingkat kerusakan pengiriman buah-buah di dalam negeri tergolong tinggi. Contohnya, dari Malang ke Jakarta, tingkat kerusakan mencapai 40%, padahal hanya 24 jam perjalanan.
Angka kerusakan jauh lebih tinggi ketimbang pengiriman dari Thailand.
“Buah Lengkeng asal Thailand, dengan lama pengiriman sekitar seminggu, tingkat kerusakannya berkisar 5%. Sehingga, kita bangun PPC TaniHub sebagai solusi untuk masalah tersebut," tegasnya.
Di PPC, pihak TaniHub membantu petani dengan langkah mencuci, menyortir, pengemasan, dan lain-lain. "Kita siap mendukung petani dan koperasi, walau mereka tidak menjual komoditinya ke TaniHub," katanya.
Kehadiran TaniHub Group, lanjutnya, juga berasal dari keprihatinan rendahnya pertumbuhan koperasi pertanian di Indonesia. Bahkan, kalangan lembaga keuangan melabeli sektor pertanian dengan risiko tinggi.
"Ternyata itu berkaitan dengan penjualan dan pemasaran. TaniHub diciptakan untuk menghubungkan dengan pasar. Untuk memperkuat itu, kita bentuk lagi yang namanya TaniSupply untuk mengurusi supply chain, dan TaniFund untuk urusan pembiayaan," ujarnya.
Intinya, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech, konsisten membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran. Disertai dengan pendampingan dan edukasi kepada petani melalui tiga entitas bisnisnya yakni TaniHub, TaniSupply, dan TaniFund.
Baca Juga:
Untungkan Petani
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Pertanian atau Koperta Langgeng Mulyo Hendro Puji Astoko mengatakan, koperasi akan berkembang besar bila banyak bermitra dengan pihak lain terkait jejaring pasar. Salah satunya, TaniHub.
"Model bisnis ini sangat menguntungkan petani, di mana tugas koperasi mencari pasar bagi komoditas hasil petani," katanya.
Sedangkan, Ketua Koperasi Tani Maju Sejahtera Kiswanadi mengatakan, terdapat kendala klasik yang selalu membelit para petani.
Misalnya, kesulitan memasarkan hasil panen kala tiba musim panen. Termasuk juga kendala penentuan harga jualnya.
Lainnya, tatkala masuk musim tanam, para petani bawang di Ngantang, Malang selalu kekurangan modal untuk membeli bibit. "Dengan kolaborasi bersama TaniHub, kendala-kendala tersebut bisa teratasi," katanya. (Khairul Kahfi)