18 Februari 2019
20:16 WIB
PONTIANAK – Dianggap sebagai salah satu destinasi wisata yang potensial, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai diperlukan adanya bandara yang dapat menunjang kegiatan pariwisata di Kalimantan Barat (Kalbar).
Tak hanya mendukung geliat pariwisata, keberadaan bandara dinilai penting, mengingat Kalbar tak hanya strategis dalam konteks ekonomi, namun juga strategis secara geografis politis terhadap negara-negara yang lain. Bandara juga dinilai penting guna menghubungkan berbagai kawasan nusantara.
“Bagaimana mungkin kita bisa menyatakan NKRI, kalau kita mau ke Papua saja sulit atau ke Singkawang sulit,” kata Menteri Budi seperti dikutip Antara, Senin (18/2).
Untuk itu, Budi menuturkan pihaknya berupaya untuk membangun Bandara Singkawang dan Pelabuhan Kijing. Untuk bandara Singkawang, Budi menjelaskan jika pembangunannya akan dilakukan secara bertahap, mulai dari menggunakan pesawat jenis ATR setelah itu menjadi Boeing.
“Tentu dalam pembangunannya dikerjasamakan dengan pihak swasta. Artinya, tanah dibeli oleh Pemda, nanti perusahaan swasta yang membangunnya,” ucapnya.
Menteri Budi pun pun meyakini, dengan adanya bandara di Kota Singkawang tentu akan menjadi suatu daerah yang berkembang dengan baik. Pasalnya, upaya dari konektivitas ini juga bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi yang ada di Singkawang.
Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie bersyukur atas dimulainya pembangunan bandara di kota yang dipimpinnya tersebut.
“Keinginan adanya bandara di Singkawang telah diwacanakan sejak berdirinya Singkawang. Kita sangat bersyukur karena hari ini pembangunannya bisa terealisasi. Mudah-mudahan dalam prosesnya tidak ada kendala,” kata Chui Mie sebagaimana dikutip Antara, Senin (18/2).
Dari penuturan Chui Mie, pencanangan bandara baru di Singkawang oleh Menteri Perhubungan RI itu menjadi tonggak sejarah baru. Chui Mie juga mengapresiasi warga terutama para pemilik tanah yang telah mendukung dan melepaskan tanah miliknya kepada Pemkot Singkawang, sehingga pembangunan bandara dapat dilaksanakan.
Menurutnya, bandar udara baru Singkawang direncanakan memiliki landas pacu ultimate 2.500 meter, dengan pesawat yang masuk sekelas Boeing 737-900 ER.
Nantinya, bandara tersebut dapat melayani masyarakat Singkawang maupun masyarakat kabupaten sekitarnya seperti Sambas, Bengkayang, Mempawah dan sebagian Kabupaten Landak. Bandara Singkawang juga diharapkan bisa bersinergi dengan Bandara Supadio Pontianak.
“Harapan kami selain melayani rute domestik bandar udara Kota Singkawang, ke depan dapat ditingkatkan menjadi bandara International. Sehingga para wisatawan lokal dan mancanegara dapat langsung ke Singkawang tanpa harus transit melalui bandara lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan, bandara Singkawang sudah lama diharapkan terwujud. Diharapkan pada 2022 bandara Singkawang sudah bisa didarati oleh pesawat.
“Dengan berdirinya bandara di Singkawang, juga ada bandara Supadio, dan di tengah-tengahnya ada Pelabuhan International yang berada di Kota Mempawah tentu akan menjadikan Kalbar luar biasa ke depannya,” singkatnya.
Jika bicara soal bandara, mengutip data dari Kemenhub, sepanjang tahun 2015-2018 pemerintah telah membangun setidaknya 10 bandara baru, serta melakukan sebanak 480 kegiatan rehabilitasi bandara. (Shanies Tri Pinasthi)