c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

09 April 2021

10:50 WIB

Kemendag Sambut Positif MoU Komoditas Kopi JFX-AEKI

Kedua belah pihak menandatangani MoU dalam rangka sosialisasi dan edukasi tentang perdagangan pasar fisik dan kontrak berjangka komoditi kopi

Kemendag Sambut Positif MoU Komoditas Kopi JFX-AEKI
Kemendag Sambut Positif MoU Komoditas Kopi JFX-AEKI
Pembudidaya kopi Arabika Rinto (37) menyortir biji kopi Arabika di kawasan lereng gunung Sumbing Dusun Pengkol, Ngawonggo, Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/4/2021). Rinto merupakan petani kopi milenial yang telah berhasil mengembangkan perpaduan potensi wisata alam di kawasan lereng Gunung Sumbing dengan budi daya kopi Arabika untuk mengangkat perekonomian masyarakat pedesaan. ANTARAFOTO/Anis Efizudin

MEDAN – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyambut baik kolaborasi antara PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) dan Asosiasi Eksportir & Industri Kopi Indonesia (AEKI). 

Kolaborasi JFX dan AEKI diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dalam rangka sosialisasi dan edukasi tentang perdagangan pasar fisik dan kontrak berjangka komoditi kopi. 

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dirut JFX Stephanus Paulus Lumintang dan Ketua Umum AEKI Irfan Anwar, Kamis (8/4) 

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, pemerintah menyambut terbuka dan mendukung berbagai pihak yang berniat baik dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama petani kopi. 

"Diharapkan penandatanganan MoU antara JFX dan AEKI dapat diimplementasikan dengan baik dan memberi manfaat besar bagi pemangku kepentingan, yaitu eksportir dan industri kopi Indonesia,“ujar Wamendag Jerry dalam siaran pers yang diterima, Jakarta, Kamis (8/4).

Kepala Bappebti Sidharta Utama juga menyampaikan, tingkat pertumbuhan transaksi kopi cukup signifikan. Berdasarkan data transaksi Bursa Berjangka Jakarta, hingga kuartal III/2020, volume transaksi kopi naik 63,06% (yoy), dengan kontribusi kopi terhadap total volume transaksi mencapai 33,4%. 

Total transaksi kontrak komoditi di kuartal yang sama tercatat sebesar 1,24 juta lot, dengan kontrak size kopi jenis Robusta sebesar 5 ton dan Arabika sebesar 2 ton. 

Dengan tingkat harga saat ini yaitu Robusta di kisaran harga Rp19.700-Rp20.800/kg dan Arabica Rp68.000-Rp71.000/kg, kopi akan tetap menarik untuk diperjualbelikan di JFX.

Sidharta juga menyampaikan, industri kopi memiliki karakteristik keterkaitan ke belakang atau backward lingkage yang cukup besar. 

“Majunya industri ini akan mendorong berkembangnya sektor pendukung seperti perkebunan kopi, baik perkebunan kopi rakyat maupun perkebunan skala besar milik BUMN dan swasta nasional,” imbuh Sidharta. 

Dirut JFX Stephanus menjelaskan, penandatangan MoU dengan AEKI ini merupakan terobosan baru JFX sebagai perwujudan kolaborasi antara institusi dan asosiasi. 

Dalam rangka meningkatkan sosialisasi dan edukasi guna meningkatkan pemahaman, fungsi dan peran dari perdagangan berjangka, khususnya kontrak komoditi kopi. Tentunya hal ini akan terus dikembangkan kepada asosiasi-asosiasi lain yang ada.

"JFX akan terus mengembangkan dan berperan aktif dalam setiap kegiatan sosialisasi dan edukasi perdagangan berjangka di Indonesia. Serta terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam mengembangkan pasar di Indonesia," kata Stephanus. 

Sementara, Ketua AEKI Irfan berharap MoU tersebut mampu meningkatkan kerja sama dalam bidang sosialisasi dan edukasi untuk membangkitkan komoditi di Indonesia, khususnya kopi. 

Kopi dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk menjaga ketersediaan kopi, memanfaatkan sarana lindung nilai (hedging), dan pembentukan harga. "Selain itu juga dalam bidang edukasi untuk menciptakan pelatihan profesi kopi seperti barista (peracik kopi).” ujar Irfan. 

Usai penandatanganan, JFX menyerahkan beasiswa secara simbolik kepada anak-anak difabel untuk dapat bersekolah di sekolah khusus barista yang dikelola AEKI.

Harapannya dari program ini bisa menciptakan agar anak difabel dapat menjadi tenaga terlatih dan terampil, untuk siap kerja sehingga memiliki kesempatan dalam lapangan pekerjaan di industri kopi. 

Potensi Pasar Kopi 

International Coffee Organization mencatat, tingkat konsumsi kopi di Indonesia terus tumbuh hingga mencapai 5 juta bushel atau setara 60kg kopi pada 2020. Hal itu merupakan potensi pasar yang besar dan sangat menjanjikan.

Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir kopi terbesar dunia. Setiap daerah memiliki cita rasa kopi yang berbeda tergantung letak geografisnya. 

Produk kopi dari daerah Gayo, Sumatra Utara, Toraja, Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur hingga Papua telah dikenal sejak lama di dunia internasional. 

Data areal kopi nasional pada 2018 tercatat seluas 1,23 juta ha dengan produksi sebanyak 717.900 ton. Rinciannya, 96% dimiliki perkebunan rakyat dan 4% sisanya dimiliki swasta dan PTPN. Luas areal perkebunan kopi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatra Selatan dengan luas 21.027 ha.

Menurut data BPS yang diolah Kemendag, Indonesia mengekspor kopi sebanyak 379.000 ton dengan nilai US$821 juta pada 2020. (Khairul Kahfi

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar