c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 Desember 2017

21:52 WIB

Kemendag Promosikan Indonesia di Cile lewat Bus Tur

Dengan kesepakatan Indonesia-Cile Comprehensive Economic Partnetship Agreement (IC-CEPA), hampir 90% pos tarif Cile bisa dimasuki Indonesia tanpa bea masuk.

Kemendag Promosikan Indonesia di Cile lewat Bus Tur
Kemendag Promosikan Indonesia di Cile lewat Bus Tur
Bus Pariwisata di Kota Santiago, Chile. turistik.com

SANTIAGO -  Tidak bisa ditampik, promosi menjadi salah satu bagian penting dalam perdagangan, tidak terkecuali perdagangan antarnegara. Strategi promosi yang tepat terus diupayakan guna meningkatkan kesadaran untuk aktivitas perdagangan yang lebih masif. Khusus untuk Cile, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memilih bus tur sebagai media promosi Indonesia di negara Amerika Selatan tersebut.

“Bus khusus untuk tur Kota Santiago ini akan menjadi media promosi bagi wisata dalam negeri, sekaligus promosi perdagangan dan investasi Indonesia,” ujar Mendag, Senin (18/12) waktu setempat, dalam siaran persnya.

Bus tur keliling ini diyakini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Cile untuk lebih mengenal Indonesia. Pasalnya, bus ini menampilkan desain khusus Indonesia dengan warna-warni yang menarik. Enggar optimistis bahwa hadirnya bus tur ini akan mampu meningkatkan citra Indonesia sehingga mendapatkan akses pasar yang lebih luas di negara tersebut.

Hubungan perdagangan Indonesia dengan Cile sendiri sebenarnya kian kuat dengan telah adanya kesepakatan bilateral bertajuk Indonesia-Cile Comprehensive Economic Partnetship Agreement (IC-CEPA) pada 14 Desember kemarin, waktu setempat.

Kerja sama bilateral ini tak ayal menjadi jembatan dan mendekatkan Indonesia dengan perekonomian yang selama ini dianggap kurang potensial dan memiliki biaya logistik tinggi.

“Dengan adanya akses pasar yang lebih baik, perdagangan kedua negara akan meningkat,” tegas Mendag Enggar.

Hemat kata, dengan penandatanganan IC-CEPA, hampir 90% pos tarif Cile bisa dimasuki Indonesia tanpa bea masuk.  Tepatnya, negara tersebut akan menghapus tarif bea masuk menjadi 0% terhadap 7.669 pos tarif mencakup 94,5% dari nilai ekspor Indonesia ke Cile pada tahun 2016.  Selain itu, Cile juga memberikan pengurangan tarif hingga 50% untuk 199 produk lainnya atau setara dengan 6,1% nilai ekspor Indonesia ke Cile.

Di sisi lain, IC-CEPA pun menghapus tarif bea masuk Indonesia menjadi 0% terhadap 9.308 pos tarif yang mewakili 93,1% ekspor Cile ke Indonesia. Nusantara juga memberikan pengurangan tarif 25—50% untuk 590 produk lainnya.

Kerja sama bilateral dengan Cile menjadi putusan vital sebab dia merupakan suatu negara di Amerika Latin yang memiliki ekonomi terbaik di wilayahnya. Lokasinya yang strategis dengan garis pantai terpanjang membuat Cile menjadi pilihan tepat untuk menjadi hub bagi produk-produk Indonesia dalam mengakses pasar Amerika Latin. Pelabuhan Valparaiso menjadi salah satu target hub di Cile.

Sebelumnya kepada Validnews, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan, meyakini kerja sama perdagangan bilateral antara kedua negara ini mampu meningkatkan penetrasi pasar Indonesia di negara-negara tetangga Cile.

Cile sendiri memang menjadi target pasar baru Indonesia untuk berbagai produk komoditas. Salah satunya sawit. Bahkan dalam perjanjian yang baru tercipta, Oke menerangkan, sawit kerap menjadi penguat bagi posisi Indonesia.

“Dengan kerja sama perdagangan diharapkan tarif tidak ada. Di negara tujuan itu, anchor-nya salah satu kita adalah sawit dalam berunding,” tukas sang dirjen, beberapa waktu lalu.

Cile memang telah menjadi pasar baru Indonesia semenjak 2017 ini. Di tiga triwulan awal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi ekspor minyak kelapa sawit ke negara tersebut sebanyak 236,2 ton. Dalam periode yang sama tahun lalu, belum ada pengiriman ke negara ini.

Sementara itu, Mendag Enggar mengungkapkan, peluang lainnya yang bisa muncul dari perdagangan bilateral dengan Cile bisa tercipta melalui  Cooperativa Agricola y Lechera de La Union Ltda (Colun). Perusahaan ini merupakan  perusahaan susu terbesar di Cile.

“Colun berminat memasarkan produknya di Indonesia. Saya tawarkan untuk investasi di Indonesia agar perdagangan Indonesia ke Cile diharapkan dapat meningkat,” imbuh Enggar.

Potensi Besar
Tidak hanya menandatangani IC-CEPA, dalam rangkaian misi dagang ke Cile, Kemendag pun bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Santiago, Promotion Center Santiago, Direcon, Kementerian Luar Negeri Cile, dan SOFOFA dalam menyelenggarakan forum bisnis. Forum ini bertajuk “Strengthening Indonesia – Chile Bilateral Trade Relations”. 

Acara ini dihadiri sekitar 150 peserta dari instansi terkait, seperti Kementerian Luar Negeri Chile, Kementerian Ekonomi dan Pariwisata Cile, Bea Cukai Cile, Kadin Asia Pasifik, Kadin Santiago, Asosiasi Dunia Usaha, Pengusaha dan Importir Cile, Prochile, Atase Perdagangan Negara ASEAN, dan para duta besar dari negara-negara ASEAN untuk Cile. 

Misi Dagang ke Chile memboyong tujuh delegasi bisnis Indonesia, yakni Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Produsen Bio Diesel Indonesia (APROBI), PT Wilmar International, CV. Home Fashion, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sentra Surya Ekajaya, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).  

Diharapkan dari forum bisnis ini, tercipta transaksi perdagangan yang tidak sedikit. Tidak tanggung-tanggung, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda mengugkapkan, potensi transaksi yang bisa dicapai oleh para pengusaha Indonesia dalam misi dagang ini dapat mencapai US$735 ribu.

“Hal lain yang dibahas dalam misi dagang ini adalah peluang dan tantangan pasca-IC-CEPA dengan para importir Cile agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha,” tutup Arlinda. (Teodora Nirmala Fau)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar