06 September 2018
17:36 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku terus berupaya untuk semakin mendorong pengembangan energi panas bumi nasional. Salah satunya dengan melakukan partnership arrangement bersama negara lain.
Lewat acara The 6th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2018, Kamis (6/9) di JCC Senayan, Jakarta, Indonesia melakukan penandatanganan kerja sama dengan pemerintah Selandia Baru.
Acara tersebut dibuka oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto. Sedangkan penandatanganan partnership arrangement dilakukan oleh Kepala BPSDM ESDM Wiratmaja Puja, dan Duta Besar New Zealand Trevor Matheson.
“Potensi panas bumi luar biasa terutama di Indonesia yang termasuk wilayah ring of fire, sehingga untuk pengembangannya dibutuhkan SDM dan inovasi yang makin berkualitas, sesuai perkembangan global,” ujar Wiratmaja seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (6/9).
Partnership arrangement ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan SDM Indonesia yang unggul di bidang panas bumi. Selain itu, kapasitas dan kompetensi pengajar hingga pekerja di industri panas bumi juga dapat meningkat.
Sekadar informasi, kerja sama ini sendiri merupakan kelanjutan dari arrangement antara pemerintah Indonesia di bidang Energi Terbarukan dan Konservasi Energi dengan Selandia Baru sejak 18 Juli 2016 lalu. Pemerintah Selandia Baru memberikan dana sebesar NZ$6,8 juta, sebagai pembiayaan untuk pengembangan SDM bidang panas bumi yang akan dilakukan di Indonesia.
Lebih rinci, pengembangan tersebut meliputi peningkatan kualitas dan penguatan kelembagaan, serta dukungan pelatihan untuk badan usaha atau bentuk usaha tetap yang bergerak di bidang panas bumi.
Tidak hanya itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk mendesain kurikulum, meningkatkan kualitas dan kemampuan pelatihan yang disediakan oleh lembaga pendidikan Indonesia yang relevan, hingga mengidentifikasi pelatih dan program pelatihan yang potensial, termasuk Training of Trainer (ToT).
Nantinya diharapkan, segala upaya tersebut dapat memperluas peluang bagi masyarakat di komunitas lokal untuk secara positif terlibat dalam sektor pengembangan panas bumi. Masyarakat juga bisa mendapatkan pekerjaan yang terampil, dan memberikan manfaat dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Selain memberikan suntikan dana, sebagai tindak lanjut dukungan pengembangan panas bumi di Indonesia, pemerintah Selandia Baru juga memberikan bantuan teknis, serta pengembangan kapasitas untuk memfasilitasi peningkatan produksi energi terbarukan.
Saat memberikan sambutan di acara The 6th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2018, Menteri ESDM menekankan percepatan proses proyek panas bumi di Indonesia agar bisa digunakan karena merupakan energi ramah lingkungan.

Hingga tahun 2017, Kementerian ESDM mencatat akumulasi nasional potensi energi terbarukan mencapai 441,7 Giga Watt (GW), namun yang sudah termanfaatkan hanya sebanyak 2% atau sebesar 8,89 GW.
Lebih spesifik untuk panas bumi, dari potensi sumber daya sebesar 11,0 GW dan reserve mencapai 17,5 GW, hanya mampu direalisasikan lewat PLTP sebanyak 1,69 GW.
Sejauh ini, PLTP yang sudah beroperasi memiliki kapasitas mencapai 1,698,5 MV, dan nantinya ada proyek energi baru dan terbarukan berupa PLTP yang akan beroperasi dengan kapasitas sebesar 2.670 MW. (Shanies Tri Pinasthi)