01 Februari 2018
17:32 WIB
JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama 2017 mencapai 14,04 juta. Jumlah ini naik 21,88% dibandingkan pada tahun 2016 yang berjumlah 11,52 juta. Namun, masih kurang dari target tahun ini sebesar 15 juta wisman
Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (1/2) menyatakan, kunjungan wisatawan mancanegara itu tercatat melalui 19 pintu masuk utama sebanyak 11,79 juta, dan di luar 19 pintu utama sebanyak 2,25 juta kunjungan.
Suhariyanto menilai, salah satu penyebab tidak tercapainya target wisman adalah bencana letusan Gunung Agung di Karangasem, Bali. Peristiwa tersebut menurutnya menjadi penyebab terganggunya penerbangan ke destinasi wisata khususnya Bali.
"Itu (Gunung Agung) hanya salah satu penyebab, meski bukan satu-satunya penyebab. Kalau tidak ada letusan gunung jumlah wismannya akan meningkat," ucapnya.
Berdasar catatan BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2014 tercatat sebanyak 9,43 juta kunjungan. kemudian naik menjadi 10,23 juta kunjungan pada 2015. Sementara pada 2016, tercatat naik lagi menjadi sebanyak 14,04 juta kunjungan.
Untuk periode Desember 2017, kunjungan wisman naik 3,03% dibanding jumlah kunjungan pada Desember 2016, yaitu dari 1,11 juta kunjungan menjadi 1,15 juta kunjungan. Demikian juga, jika dibandingkan dengan November 2017, jumlah kunjungan wisman pada Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 8,00%.
Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Desember 2017 mencapai rata-rata 59,53%. Realisasi ini naik 3,03 poin dibandingkan dengan TPK Desember 2016 yang tercatat sebesar 56,50%.
Begitu pula, jika dibanding TPK November 2017, TPK hotel klasifikasi bintang pada Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,65 poin. Adapun rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel berklasifikasi bintang selama Desember 2017 tercatat sebesar 1,72 hari, terjadi kenaikan 0,02 poin jika dibandingkan keadaan Desember 2016.
Suhariyanto meyakini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Dengan begitu, diharapkan pemerintah menyiapkan langkah terobosan supaya kenaikan jumlah kunjungan tersebut tetap terjaga.
"Peningkatan cukup baik, terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Harus ada berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah supaya lebih banyak wisman yang datang ke Indonesia," tuturnya.

Transaksi Digital
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, ada potensi besar transaksi digital dari tingginya kunjungan turis dari Australia ke Indonesia per tahunnya, yakni lebih dari satu juta turis.
"Ada satu juta lebih turis Australia ke Indonesia. Sekitar 1,3 juta turis itu kalau menghabiskan 200 dolar AS per hari dengan lama tinggal lima hari berarti 1,3 miliar dolar AS per tahun," ujar Rudiantara seperti dilansir Antara.
Selama di Indonesia, turis dari Australia diperkirakan telah membeli tiket pesawat, reservasi hotel dan tempat makan serta transportasi secara daring (online). Hal tersebut dinilai Menkominfo sebagai captive market atau pasar dengan konsumen potensial yang menghadapi keterbatasan pemasok tunggal.
Terkait perusahaan rintisan yang terus bertambah dan bertumbuh di Indonesia, ia melihat belum dimasuki investor dari Australia. "Hubungan Indonesia dan Australia dekat sepertinya, kadang jauh, kita lihat kalau fokus unicorn, kita belum melihat ada investor dari Australia, padahal dekat," tutur Rudiantara.
Untuk itu, pemerintah mendorong pertemuan antara investor Australia dan pelaku perusahaan rintisan Indonesia yang sudah layak jual. Sejauh ini Australia telah masuk dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia, yakni Telstra yang lebih banyak berkecimpung pada infrastuktur TIK.
"Peluang bagi Australia sesungguhnya datang dari lapisan berikutnya, yakni aplikasi. Lebih dari 10 % investasi asing di Indonesia di bidang digital," ucap Menkominfo.
Jumlah investasi asing di Indonesia pada 2017 sekitar US$30 miliar, dari jumlah itu, sebesar US$4,8 miliarinvestasi pada bidang digital.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pelayanan Sosial dan Menteri Pembantu Perdana Menteri Bidang Transformasi Digital Australia Michael Keenan menuturkan, apabila perkembangan teknologi dimanfaatkan dengan tepat, segala urusan akan lebih cepat dan mudah diselesaikan.
"Untuk merangkul inovasi dan melepaskan inovasi secara maksimal, kita harus belajar satu sama lain, termasuk kesuksesan dan kegagalan masing-masing," imbuhnya. (Faisal Rachman)