12 Februari 2019
14:38 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) melakukan pembaharuan aplikasi digital bernama Allianz Discover untuk tenaga pemasar asuransi jiwa dan kesehatan. Dengan pembaharuan ini, nasabah dapat secara interaktif menentukan jenis perlindungan sesuai kebutuhan.
“Kami senantiasa berupaya untuk menyederhanakan proses penjualan dan membuat asuransi mudah dipahami bagi nasabah. Allianz Discover memberikan pengalaman membeli asuransi secara digital dan tanpa hambatan, baik untuk nasabah maupun tenaga pemasar,” ujar Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier di Jakarta, Selasa (12/2), seperti dalam rilis.
Joos menuturkan, aplikasi yang pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 ini telah mengalami pengembangan sehingga tidak hanya berfungsi sebagai media untuk mengajukan surat permohonan asuransi jiwa secara online. Lebih daripada itu, aplikasi ini ditargetkan untuk bisa memberikan pengalaman lebih kepada konsumen (customer journey).
Kala diluncurkan pada 2015 silam, imbuh dia, aplikasi Allianz Discover ditujukan untuk membantu tenaga pemasar dalam mempersingkat proses penjualan. Seiring perjalanan, Allianz Discover dimanfaatkan oleh konsumen dan tenaga pemasar untuk memperoleh pengalaman membeli asuransi dengan mudah dan tanpa hambatan.
“Di dalam Allianz Discover, kami memberikan penjelasan dan ilustrasi secara transparan mengenai risiko dan kebutuhan perlindungan asuransi sehingga diharapkan akan memberikan pengalaman yang menyenangkan dan interaktif,” imbuhnya.
Joos menyebutkan, pihaknya menangkap ada dua permasalahan umum yang dialami oleh nasabah asuransi di Indonesia. Pertama, sebagian besar nasabah asuransi tidak mengetahui dan memahami secara detail mengenai produk yang dibeli. Dalam hal ini, apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, sambung dia, permasalahan kedua yang banyak ditemui ialah nasabah tidak memahami secara jelas apakah produk asuransi yang dibeli dapat mencukupi kebutuhan mereka di masa depan.
“Oleh karena itu, Allianz Discover hadir memberikan solusi atas kedua permasalahan tersebut,” tandas Joos.
Dia mengklaim, baik tenaga pemasar maupun nasabah dapat memanfaatkan berbagai fitur yang ada di dalam aplikasi tersebut untuk menentukan jenis perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Allianz Discover menyediakan informasi kebutuhan finansial dan risiko dari setiap produk sehingga tenaga pemasar dapat mengarahkan nasabah pada produk yang tepat.
Lebih lanjut, dengan merujuk hasil riset Accenture Indonesia mengenai segmentasi nasabah di pasar penting Asia, Joos menuturkan calon nasabah dari segmen milenial, kelas menengah dan di atas usia 50 tahun melakukan riset produk sebelum membeli produk asuransi, baik secara offline maupun online.
Hasil riset tersebut, sebut dia, menunjukkan sebanyak 46%-57% dari ketiga segmen pasar itu pada akhirnya lebih memilih untuk membeli produk asuransi jiwa dan kesehatan secara offline.
“Artinya, nasabah masih memilih untuk mendapatkan penjelasan secara Iangsung dari tenaga penjual,” tutur Joos.
Berkaca dari temuan itu, Joos mengatakan pihaknya kemudian melakukan pengembangan secara serius terhadap aplikasi Allianz Discover dengan harapan dapat memberikan kemudahan bagi calon nasabah terkait produk yang dibeli.
Di samping itu, aplikasi ini juga dinilai sebagai gabungan dari solusi digital dan interaksi langsung antara tenaga pemasar dan nasabah untuk memahami dan menentukan sendiri jenis perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan sebelum membeli produk.
Joos pun memandang pengembangan aplikasi penjualan digital Allianz Discover selaras dengan strategi transformasi digital yang dilakukan perusahaan di bidang pelayanan, terutama untuk mempertemukan kepentingan nasabah dan tenaga pemasar.
“Dengan menyediakan pelayanan peralatan pendukung, khususnya yang berbasis digital, Allianz memudahkan tenaga pemasar dalam melayani nasabah secara optimal sejak awal,” tandas Joos.
Pada kuartal III – 2018, Allianz Life membukukan pendapatan Rp8,65 triliun. Nilai ini tumbuh 58,71% dibandingkan pendapatan pada kuartal sebelumnya.
Namun, dengan beban sebesar Rp8,56 triliun, perusahaan asuransi ini hanya mengantongi laba setelah pajak Rp445,11 miliar. Perolehan laba bersih ini tumbuh 5,04% dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp423,73 miliar.
Untuk diketahui, merujuk laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), performa industri asuransi Tanah Air masih tergolong baik dalam setahun terakhir. Salah satunya dilihat dari pendapatan.
Pendapatan asuransi jiwa mengalami pertumbuhan pada kuartal ke-III 2018 di mana mencapai Rp141,14 triliun. Nilai pendapatan ini meningkat dibanding periode yang sama di tahun 2017 yang hanya tercatat Rp131,85 triliun maupun kuartal ke-II 2018 yang hanya sebesar Rp95,47 triliun.
Sementara itu, dilihat dari angka Risk Based Capital (RBC) masih memenuhi batas ketentuan minimal yaitu 120%.
Permodalan industri asuransi jiwa masih terjaga dengan rata-rata RBC pada kuartal ke-III 2018 mencapai 430,5%, atau turun 24,6% dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, untuk RBC Asuransi Umum dan reasuransi mengalami penurunan sebesar 17,7% menjadi 315,3% dibanding periode sebelumnya. (Monica Balqis)