c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Februari 2020

12:57 WIB

Jalan Tol Serpong – Cinere Ditarget Beroperasi Sebelum Lebaran 2020

Nantinya Jalan Tol Serpong-Cinere terdiri dari dua seksi, yakni seksi 1 Serpong-Ciputat dan seksi 2 Ciputat-Cinere

Editor: Fin Harini

Jalan Tol Serpong – Cinere Ditarget Beroperasi Sebelum Lebaran 2020
Jalan Tol Serpong – Cinere Ditarget Beroperasi Sebelum Lebaran 2020
PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) menargetkan Tol Serpong-Cinere beroperasi sebelum lebaran mendatang. Hingga akhir Januari 2020, pembebasan lahan proyek ini telah mencapai 91,04%, dan progres konstruksinya mencapai 81,12%. PT Jasa Marga/Dok

JAKARTA – PT Cinere Serpong Jaya (CSJ), sebagai salah satu kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengaku optimis bisa menyelesaikan jalan Tol Serpong-Cinere sesuai target. Tol ini direncanakan dapat beroperasi sebelum lebaran 2020.

Keberadaan Jalan Tol Serpong-Cinere diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di sejumlah wilayah penyangga Jakarta, termasuk dari dan menuju Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.

“PT CSJ optimis bahwa pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere dapat diselesaikan sesuai target yang telah ditentukan,” kata Direktur Utama PT CSJ Ayu Widya Kiswari, dalam siaran pers, Sabtu (1/2).

Menurutnya, pembangunan proyek Jalan Tol Serpong-Cinere mendekati penyelesaian konstruksinya. Hingga akhir Januari 2020, pembebasan lahan proyek ini telah mencapai 91,04%, dan progres konstruksinya mencapai 81,12%.

Ia mengatakan untuk keperluan pengadaan tanah PT CSJ memperoleh kredit sindikasi dana talangan tanah sebesar Rp950 miliar pada September 2018. Sisanya merupakan SHL dari total kebutuhan dana pengadaan tanah sekitar Rp3,9 triliun.

"Sampai dengan saat ini, PT CSJ telah merealisasikan sekitar Rp3,1 triliun untuk luasan lahan yang masuk dalam ROW jalan tol dan lahan-lahan yang terdampak oleh Pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere,” ungkap Ayu.

Ayu menambahkan, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, pengadaan tanah untuk kepentingan umum akan diselenggarakan oleh pemerintah.  Dalam hal ini oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Dalam rangka percepatan pengadaan tanah, PT CSJ dan PT Waskita Karya (Persero) selaku kontraktor pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere, membantu PPK dan BPN untuk melakukan koordinasi dan mengawal kelancaran pembebasan tanah dengan masyarakat dan pemilik tanah.

Nantinya Jalan Tol Serpong-Cinere memiliki total panjang 10,14 km, terdiri dari dua seksi. Yakni, Seksi 1 Serpong-Ciputat (6,59 Km) dan Seksi 2 Ciputat-Cinere (3,55 Km). Ruas Jalan Tol Serpong-Cinere akan melintasi wilayah Serpong (Jombang), Serua, Ciputat, Pamulang, dan Pondok Cabe/Cinere. Jalan Tol yang termasuk bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) II ini akan tersambung dengan Jalan Tol Serpong-Kunciran dan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng.

PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) sendiri selaku pengelola Jalan Tol Serpong-Cinere, merupakan perusahaan yang diakuisisi oleh Jasa Marga, PT Waskita Toll Road, dan PT Jakarta Propertindo pada tahun 2015 dengan porsi saham masing-masing 55%, 35%, dan 10%.

Selain Jalan Tol Serpong-Cinere, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menargetkan proyek jalan Tol Jakarta Outer Ring Road atau JORR II rampung pada pertengahan tahun 2020.

Proyek Jalan Tol JORR II direncanakan memiliki panjang 110 km dengan ruas tol yang baru beroperasi sepanjang 20 km dan ruas tol dalam tahap konstruksi sepanjang 90 km.

Proyek jalan tol tersebut juga terdiri dari enam ruas tol, antara lain Cengkareng - Batuceper - Kunciran sepanjang 14,19 km, kemudian Serpong - Cinere sepanjang 10,14 km, Cinere - Jagorawi sepanjang 14,70 km.

Ruas tol berikutnya yakni Cimanggis - Cibitung sepanjang 25,39 km, lalu Cibitung - Cilincing sepanjang 34,02 km, dan Tol Kunciran - Serpong sepanjang 11,13 km. Ruas tol Kunciran-Serpong sendiri telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desembar lalu dan siap beroperasi.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, nilai investasi ruas tol tersebut sebesar Rp4 triliun dengan masa konsesi selama 35 tahun. Porsi 60% investasi dibiayai oleh Jasa Marga dan 40% lainnya dibiayai Grup Astra.

Baca Juga:

Tarif Baru
Sebagai informasi, Kementerian PUPR baru mengalami penyesuaian tarif pada 31 Januari 2020. Sebanyak enam ruas tol yang akan mengalami penyesuaian tarif yaitu Tol Cawang-Tomang-Pluit, Tol Cawang-Tanjung Priok-Ancol-Jembatan Tiga-Pluit, Tol Ujung Pandang tahap I, Tol Gempol-Pandaan tahap I, Tol Bali-Mandara, dan Tol Pondok Aren-Serpong.

Menteri PUPR mengatakan penyesuaian tarif tol yang terjadi pada akhir Januari 2020 sebenarnya direncanakan pada awal bulan. Namun, kejadian banjir di Jakarta dan sekitarnya membuat rencana itu akhirnya ditunda.

"Kalau aturannya, begitu ada SK Menteri PUPR itu ada sosialisasi dua minggu sebelum tarifnya diberlakukan. Bagaimana sosialisasinya bisa melalui media-media yang ada sekarang, media sosial, spanduk," kata Menteri PUPR seusai bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta melansir Antara Jumat (31/1).

Menurut dia, surat keputusan (SK) penyesuaian tarif enam ruas tol diteken pada 23 Januari 2020 walaupun sudah diajukan sejak 31 Desember 2019. Dia menahan penerbitan SK tersebut atas dasar kejadian banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya.

Menteri PUPR baru menandatangani surat keputusan tersebut setelah pemulihan pascabanjir terjadi, termasuk juga pada jalan tol. Sosialisasi tarif tol, kata dia, seharusnya dilakukan selama dua pekan setelah penerbitan keputusan tersebut. Namun, dengan SK yang ditandatangani pada 23 Januari 2020, penyesuaian tarif sudah berlaku mulai hari ini.

"Itu (penyesuaian tarif) kan undang-undang. Setiap dua tahun undang-undang itu menyampaikan dapat disesuaikan. Penyesuaiannya tergantung SPM (standar pelayanan minimal). Kadang sudah memenuhi SPM pun kalau kondisinya tidak memungkinkan saya tahan," kata Menteri Basuki, merujuk kepada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Kondisi-kondisi yang dia maksudkan adalah seperti banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya baru-baru ini dan ketika terjadi kenaikan tarif listrik. (Bernadette Aderi)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar