c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 Januari 2020

14:35 WIB

Investor Reksadana Tumbuh Pesat Karena Pemasaran Digital

Jumlah investor reksadana seimbang antara laki-laki dan perempuan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Investor Reksadana Tumbuh Pesat Karena Pemasaran Digital
Investor Reksadana Tumbuh Pesat Karena Pemasaran Digital
lustrasi Reksadana. ANTARAFOTO/Andika Wahyu

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan mencatat pertumbuhan investor yang cukup pesat pada instrumen reksa dana, pasca-penerbitan aturan penjualan reksa dana melalui jalur distribusi online pada 2014.

Kepala Bagian Pengembangan Kebijakan Pengelolaan Investasi OJK Solihin menyatakan, pihaknya telah mengembangkan jalur distribusi online sejak 2014.

"Sekarang dijual online ada peningkatan investor, jumlah investor setiap tahun naik sekitar 40% karena ada channel distribusi online," katanya dalam acara Perempuan dan Investasi di Jakarta, Selasa (28/1).

Jumlah investor reksa dana yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga 27 Desember 2019 mencapai 1.768.485 Single Investor Identification (SID) atau naik 77,65% dibanding jumlah tahun lalu yang mencapai 995.510 SID. Angka itu merupakan jumlah SID terbesar dari komposisi jumlah investor di pasar modal. 

Gender dari investor reksa dana juga cukup seimbang, dimana 49% adalah wanita dan 51% pria. Menurut Solihin, tingginya preferensi wanita memilih instrumen reksa dana tak lepas dari beberapa keunggulan instrumen tersebut. "Mereka pilih reksa dana karena lebih aman, mudah karena bisa beli online, dan nominal kecil," tambahnya.

Berdasarkan data OJK, pembeli reksa dana 99,17% adalah individual. Berdasarkan jenis kelamin, pembeli reksa dana 51% adalah laki-laki dan 49% adalah perempuan. Dari sisi umur, didominasi usia 21-30 sebanyak 30,59%, umur 31-40 sebanyak 26,57%.

Adapun pekerjaan investor reksa dana 38,75% adalah pegawai swasta, lainnya 20,93%, pelajar 14,87%, pengusaha 10,11%, pegawai negeri 9,36%, ibu rumah tangga 3,45%, pensiunan 1,34%, guru 0,9% dan TNI/Polisi 0,30%.

Reksa Dana Terus Meningkat

Saat ini ada 98 manajer investasi (MI) yang mengelola reksa dana dengan 74 kantor cabang. Terdapat 64 agen penjual, baik perbankan, sekuritas, atau PPE khusus. Kemudian untuk distribusi online ada 57 platform transaksi online, fintech maupun marketplace.

Total jumlah reksa dana sampai 27 Desember 2019 ada 2.184, terdiri atas 284 reksa dana saham, 177 reksa dana pasar uang, 191 reksa dana campuran, 304 reksa dana pendapatan tetap, 899 reksa dana terproteksi, 29 reksa dana indeks, 35 ETF, dan 265 reksa dana syariah.

Jumlah reksa dana meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015 jumlahnya mencapai 1.091 dan terus meningkat hingga menjadi 2.098 pada 2018. Adapun kelolaan dana mencapai Rp544,95 triliun sampai 27 Desember 2019. Jumlah terbesar adalah reksa dana saham Rp134,27 triliun, disusul reksa dana terproteksi sebesar Rp128,8 triliun.

Jenis reksa dana berdasarkan tingkat risiko yang tertinggi adalah reksa dana saham, jenis ini minimal 80% underlying-nya adalah saham. Kemudian, reksa dana campuran, di mana maksimal 79% saham dan surat utang, serta pasar uang.

Lalu, jenis reksa dana pendapatan tetap dengan underlying minimal 80% di surat utang. Terakhir reksa dana pasar uang dengan instrumennya adalah pasar uang baik deposito maupun surat utang berjangka waktu kurang dari setahun.

Sementara reksa dana syariah, prinsipnya adalah berinvestasi pada efek yang tercantum dalam Daftar Efek Syariah. Hasil investasi harus halal dan ada tambahan kata syariah pada reksa dana yang diterbitkan. Adapun jenisnya adalah reksa dana pasar uang syariah, reksa dana saham syariah, reksa dana terproteksi syariah dan sebagainya. (Kartika Runiasari)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar