24 Juli 2020
08:53 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana untuk memperkuat kerja sama promosi di sektor ekonomi kreatif dengan salah satu anggota Asean, yakni Filipina.
Dalam webinar bertajuk 'Promoting Indonesia and The Philipines Cooperation in Creative Economy in the New Normal', Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh menjelaskan upaya itu dilakukan mengingat industri kreatif yang dikenal sebagai salah satu sektor paling fleksibel nyatanya juga ikut terdampak pandemi covid-19.
"Kami melihat semua peluang dan juga tantangan yang menyesuaikan situasi. Untuk itu, kami tengah mengeksplorasi potensi kerja sama dengan Filipina dan hal ini sudah dibahas sejak 2019," kata Frans di Jakarta, Kamis (23/7).
Melalui berbagai macam diskusi, Kemenparekraf/Baparekraf berharap dapat menghasilkan ide dan solusi inovatif dalam rangka mendukung industri kreatif bagi kedua negara. Frans meyakini rencana kerja sama tersebut akan membuat kedua negara lebih kuat, bukan bersaing satu sama lain.
Upaya tersebut mendapat dukungan dari Wakil Duta Besar RI untuk Filipina, Widya Rahmanto. Menurutnya, kedua negara saat ini tengah berusaha untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian.
"Indonesia dan Filipina juga sama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk menumbuhkan iklim dan ekosistem yang mendukung tumbuhnya ekonomi kreatif. Jadi saya pikir ini menjadi peluang kita bersama. Kita punya semangat yang sama dan tantangan yang sama," ucap Widya.
Sementara itu, Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, K. Candra Nagara menjelaskan, ekonomi kreatif punya kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian nasional.
Merujuk data yang diolah Kemenparekraf/Baparekraf, pada 2017 terdapat sekitar 17,6 juta atau 14,6% masyarakat yang bekerja di sektor ekonomi kreatif dengan nilai ekspor hingga US$19,8 miliar. Empat subsektor, yakni fashion, kuliner, kriya, dan penerbitan pun menjadi yang paling banyak dalam penyerapan tenaga kerja.
"Dengan peningkatan kerja sama di sektor ekonomi kreatif tidak hanya akan mengoptimalkan bidang itu, tapi juga menambah peluang kunjungan wisatawan," ujar Candra.
President and Founder of Creative Economy Council of the Philipines, Paolo Mercado menjelaskan pihaknya telah memiliki peta jalan ekonomi kreatif. Pada peta jalan itu, periklanan, film, animasi, game development, dan desain akan menjadi lima sektor yang akan dijadikan penggerak utama ekonomi kreatif.
Melalui peta jalan tersebut pula Filipina menargetkan menjadi negara yang paling unggul di bidang ekonomi kreatif, baik secara kuantitas maupun kualitas di Asia Tenggara pada 2030.
"Kekuatan dari ekonomi kreatif Filipina salah satunya SDM. Indonesia sendiri sangat potensial untuk bekerja sama dalam meningkatkan kapasitas SDM di sektor ekonomi kreatif," tandas Paolo.
Industri kreatif membutuhkan ekosistem yang kondusif sehingga produk lokal dapat merajai pasar mereka sendiri yang selanjutnya akan menempati pangsa yang adil di pasar global.
Baca Juga:
Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Manila, R. Kusuma Pradopo pun meyakini kerja sama tersebut akan meningkatkan peluang untuk perluasan kemampuan bagi para pemain industri kreatif di kedua negara.
"Kami sebagai perwakilan di Manila siap memfasilitasi promosi dan bisnis sektor ekonomi kreatif antara Indonesia dan Filipina," pungkas Kusuma.
Sebagai bentuk dukungan, pada webinar tersebut juga disepakati penyusunan Nota Kesepahaman sektor industri kreatif yang mencakup lima sektor, yakni creative services, layanan audio visual, pertunjukan seni budaya, buku dan penerbitan, serta layanan kreatif lainnya mencakup kekayaan intelektual. (Yoseph Krishna)