c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

02 November 2019

13:32 WIB

Indonesia Bawa Sarang Walet dalam Pameran Dagang China

Ekspor produk sarang burung walet yang tercatat secara resmi ke China baru sebesar 70 ton pada 2018

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Indonesia Bawa Sarang Walet dalam Pameran Dagang China
Indonesia Bawa Sarang Walet dalam Pameran Dagang China
Burung walet bertengger pada beberapa untai kabel di kawasan Pasar Jambi, Jambi, Rabu (23/10/2019). Menurut Data Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan pemasok terbesar sarang burung walet di pasar global yang mencapai 78 persen. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.

JAKARTA – Sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekspor, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendorong produk yang memiliki nilai spesifik dan tidak dimiliki negara tujuan, salah satunya adalah sarang burung walet.

Salah satu upayanya dengan membawa sarang burung walet sebagai salah satu komoditas unggulan di China International Import Expo atau Pameran Impor Internasional China (CIIE) di Shanghai. Acara tersebut akan terselenggara pada tanggal 5—10 November 2019.

"Sarang burung walet itu akan kami dorong karena yang punya cuma kita, dan sarang burung walet adalah salah satu sumber makanan yang istimewa," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Dody Edward di Jakarta, Jumat (1/11), dilansir dari rilis resminya.

Menurutnya, China merupakan pasar yang cukup menjanjikan untuk mengekspor sarang burung walet. Ini mengingat jumlah penduduknya yang cukup besar mencapai sekitar dua miliar jiwa.

"Ibaratnya kalau ada satu produk biskuit yang ditumpuk setinggi Gunung Himalaya pasti akan habis. Demand China sangat besar dan kami ingin manfaatkan itu. Apalagi, hubungan China dengan RI sangat baik," paparnya.

China merupakan negara konsumen sarang walet terbesar di dunia. Di sana sarang walet menjadi komoditas bergengsi, terutama saat Imlek dan tahun baru masehi.

Terhitung Juli 2017, sebanyak 72,31% kebutuhan sarang walet di negara tirai bambu itu diimpor dari Indonesia. Nilai ekspor sarang walet ke China mencapai US$40,43 juta pada periode tersebut

Peluang pasar sarang walet di China bagi Indonesia pun masih sangat besar. Pasalnya berdasarkan data yang dimiliki Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), ekspor produk sarang burung walet yang tercatat secara resmi ke China baru sebesar 70 ton pada 2018. Padahal, kuota ekspor produk sarang burung walet yang diberikan pemerintah China kepada Indonesia mencapai 160 ton tiap tahun.

Dody mengungkapkan, China sendiri merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Total nilai perdagangan kedua negara pada 2018 mencapai US$72,7 miliar. Sementara itu, pada periode Januari sampai dengan Agustus 2019, tercatat total perdagangan kedua negara sebesar US$45,9 miliar.

"Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke China di antaranya batu bara, minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, feronikel, dan konsentrat," paparnya.

Dalam ajang CIIE itu, nantinya sebanyak 17 perusahaan nasional akan berpartisipasi dengan menampilkan produk kelapa sawit, kopi, teh, sarang burung walet, makanan dan minuman, aneka bumbu, biofuel, dan biji plastik.

Tidak hanya mendorong ekspor sarang burung walet, Dody juga mengatakan, pihaknya akan mendorong ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya meningkat.

"Kami akui, CPO kita ini luar biasa harganya, sangat kompetitif karena ke depan akan menjadi salah satu sumber energi baru terbarukan. Dan ini yang didorong oleh pemerintah supaya CPO kita sustain," ucapnya. (Rheza Alfian)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar