06 Mei 2020
11:33 WIB
JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) secara resmi menerbitkan instrumen obligasi global dalam mata uang dolar AS atau Global Bonds sebesar US$600 juta atau setara dengan Rp9 triliun, dengan jangka waktu 10 tahun dan kupon 3,75%.
Penerbitan Global Bonds yang pertama kali dilakukan Hutama Karya ini disambut investor. Penyerapan di Asia sebesar 42%; Eropa, Timur Tengah, dan Afrika sebesar 30%; dan Amerika sebesar 28%.
Direktur Utama Hutama Karya, Bintang Perbowo mengatakan, animo investor tersebut menjadi sinyal positif karena harga kupon Hutama Karya yang sangat kompetitif di tengah situasi sulit seperti saat ini.
“Walaupun kita sedang berada di tengah masa sulit ekonomi akibat pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia, namun kami masih bisa meraih kepercayaan dari investor dunia. Bahkan berhasil mencatatkan hampir 5,8x oversubscribed," kata Bintang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/5).
Hutama Karya sendiri memiliki peringkat Investment Grade, berdasarkan dua lembaga rating internasional Moody's dan Fitch pada April lalu.
Bintang menjelaskan hasil dari Global Bonds tersebut kelak akan digunakan untuk mendukung misi Hutama Karya dalam membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) untuk ruas Binjai-Langsa, Bukit Tinggi-Padang, Pekanbaru-Bukit Tinggi, Indralaya-Muara Enim, Lubuk Linggau-Bengkulu, serta Sigli-Banda Aceh.
Saat proyek JTTS rampung, Hutama Karya diyakini akan menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Hal itu dikarenakan jalan tol tersebut memiliki total panjang lebih dari 2.700 km.
Baca Juga:
Diketahui sejak 2014, Hutama Karya telah mendapat mandat untuk mengembangkan JTTS melalui Perpres No. 100 tahun 2014. Hingga saat ini, lebih kurang sepanjang 500 km dari 2.796 km ruas tol di JTTS telah terbangun dengan 368 km diantaranya telah beroperasi penuh.
Beberapa ruas tol tersebut diantaranya adalah tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 km, tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km, tol Palembang-Indralaya (Palindra) sepanjang 22 km, dan tol Medan-Binjai (Medbin) sepanjang 17 km.
"Perkembangan industri konstruksi mempunyai peran strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tepat dan cepat memanfaatkan peluang dan efisiensi kinerja perusahaan adalah kunci menghadapi persaingan lokal maupun global, baik dengan sesama BUMN, sektor swasta, hingga kontraktor asing,” terang Bintang.
Hutama Karya mengikuti jejak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yang sebelumnya sudah menerbitkan surat utang dalam bentuk dolar AS, seperti Pertamina, Jasa Marga, dan PLN. (Yoseph Krishna)