c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 Mei 2020

16:29 WIB

Hutama Karya Optimis Jembatan Pulau Balang Rampung Akhir 2020

Jembatan Pulau Balang dilengkapi dengan SHMS guna memantau kesehatan struktur bangunan

Hutama Karya Optimis Jembatan Pulau Balang Rampung Akhir 2020
Hutama Karya Optimis Jembatan Pulau Balang Rampung Akhir 2020
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). ANTARAFOTO/Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA – Meski masih diganjal masalah pembebasan lahan, PT Hutama Karya selaku kontraktor Jembatan Pulau Balang optimis proyek yang menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara tersebut akan selesai pada akhir 2020.

Kepala Proyek Jembatan Pulau Balang, Dhono Nugroho menyampaikan per April 2020, progres keseluruhan pembangunan itu mencapai sekitar 76%.

"Dari segi fisik, pekerjaan tiang jembatan dapat dikatakan 95% selesai. Saat ini, proses pekerjaan dek jembatan dengan metode balance cantilever," kata Dhono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/5).

Jembatan setinggi 29 meter tersebut menggunakan kabel-kabel prategang berkekuatan tinggi untuk menahan beban atau cable stayed bridge. Untuk menahan kabel tersebut, terdapat dua tiang jembatan setinggi 116 meter dan 144 tiang pancang sebagai penopang infrastruktur tersebut. Selanjutnya, Jembatan Pulau Balang memiliki lebar hingga 22,4 meter dengan 4 lajur dan dilengkapi trotoar di kedua sisi.

Selain itu, PT Hutama Karya juga akan melengkapi Jembatan Pulau Balang dengan structural health monitoring system (SHMS) guna memantau kesehatan struktur konstruksi jembatan.

Jika jembatan tersebut sudah 100% rampung, diyakini konektivitas dan mobilitas di Lintas Selatan Kalimantan akan semakin lancar. Sebelumnya, waktu tempuh dari Balikpapan ke Penajam mencapai 5 jam dengan jalur laut dan diprediksi akan berkurang menjadi 1 jam saja via Balikpapan–Kariangau–Jembatan Pulau Balang–Simpang Gersik–Penajam.

Kehadiran Jembatan Pulau Balang juga diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara dan sekitarnya. Transportasi dari Pelabuhan Peti Kemas Karingau Balikpapan akan semakin lancar sehingga mendukung pengembangan Kawasan Industri Karingau.

Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) telah bersinergi dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Bangun Cipta Konstruksi untuk membangun Jembatan Pulau Balang yang dek utamanya sepanjang 804 meter dan dek pendekat 167 meter. Proyek tersebut digadang-gadang sebagai jembatan terpanjang kedua di Indonesia, setelah Jembatan Suramadu.

“Tantangan terbesar yang dialami adalah pada saat pekerjaan pondasi, kondisi seabed yang berupa batuan menyebabkan proses pemasangan casing jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Dari aspek sosial, status lahan yang belum bebas juga cukup berdampak pada kelancaran pekerjaan di lapangan,” imbuh Dhono.

Selain itu, tambah Dhono, pihaknya juga telah menggandeng stakeholder lain terutama untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama progres pembangunan jembatan.

Baca Juga:

Diketahui, Jembatan Pulau Balang tahap pertama, yakni pembangunan bentang panjang telah dimulai pada 2013 dengan membangun abutment dan pilar K1-K2. Selanjutnya pada kontrak kedua telah dimulai pada 2015 hingga awal 2018 dengan pekerjaan pondasi dan dilanjutkan pile cap dan pylon. Sementara untuk lantai jembatan dilakukan paralel dengan puncak pylon yang sudah dikerjakan sejak pertengahan 2019.

Pada kunjungannya Desember 2019 silam, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pun memajukan target proyek tersebut menjadi akhir tahun 2020 atau lebih cepat dari kontrak yang diproyeksi selesai pada 2021. (Yoseph Krishna)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar